Perhitungan Pembobotan Komponen untuk Semua Kriteria

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam menyusun dan menentukan bobot atau tingkat prioritas dari setiap kriteria dan alternatif.

4.1 Perhitungan Pembobotan Komponen untuk Semua Kriteria

Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pembobotan dari semua kriteria. Pembobotan dilakukan oleh Kepala Sub Direktorat Pascapanen Tanaman Pohon dan Perdu. Hasil pembobotan dari setiap kriteria yang diperoleh, diolah dan dimasukan ke dalam PCM seperti yang terlihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 PCM Gabungan Untuk Semua Kriteria Kriteria Rasa Disukai Lidah Masyarakat Rajin Berbuah Tidak Mudah Rusak Mudah Dalam Pemeliharaan Dapat Berbuah Dilahan yang Tidak Luas Rasa disukai lidah masyarakat 1,00 2,00 2,00 3,00 2,00 Rajin Berbuah 0,50 1,00 2,00 4,00 2,00 Tidak Mudah Rusak 0,50 0,50 1,00 0,50 0,33 Mudah Dalam Pemeliharaan 0,33 0,25 2,00 1,00 0,50 Dapat Berbuah Dilahan yang Tidak Luas 0,50 0,50 3,00 2,00 1,00 Total 2,83 4,25 10,00 10,50 5,83 32 Setelah diperoleh PCM gabungan untuk semua kriteria, matriks dinormalisasi dengan cara membagi setiap entri pada Tabel 4.1 dengan total masing-masing kolom sebagai berikut: Tabel 4.2 Normalisasi PCM Kriteria Rasa Disukai Lidah Masyarakat Rajin Berbuah Tidak Mudah Rusak Mudah Dalam Pemeliharaan Dapat Berbuah Dilahan yang Tidak Luas Row Average Rasa disukai lidah masyarakat 0,35 0,47 0,20 0,29 0,34 0,33 Rajin Berbuah 0,18 0,24 0,20 0,38 0,34 0,27 Tidak Mudah Rusak 0,18 0,12 0,10 0,05 0,06 0,10 Mudah Dalam Pemeliharaan 0,12 0,06 0,20 0,10 0,09 0,11 Dapat Berkembang Dilahan yang Tidak Luas 0,18 0,12 0,30 0,19 0,17 0,19 Total 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Dari Tabel 4.2, diperoleh bobot prioritas row average untuk masing- masing kriteria dalam memilih tanaman hortikultura yang paling tepat untuk dibudidayakan, yaitu kriteria rasa disukai lidah masyarakat dengan bobot sebesar 0,33, rajin berbuah sebesar 0,27, tidak mudah rusak sebesar 0,10, mudah dalam pemeliharaan sebesar 0,11 dan dapat berkembang dilahan yang tidak luas sebesar 0,19. Setelah diperoleh prioritas dari masing-masing kriteria, langkah selanjutnya adalah menguji konsistensi, dengan menghitung Weighted Sum Vector, Consistency Vector dan menentukan nilai �, CI dan CR. Weighted Sum Vector WSV diperoleh dengan cara sebagai berikut: 33 Weighted Sum Vector Tabel 4.1 × Row average Tabel 4.2 1,00 2,00 2,00 3,00 2,00 0,50 1,00 2,00 4,00 2,00 0,50 0,50 1,00 0,50 0,33 0,33 0,25 2,00 1,00 0,50 0,50 0,50 3,00 2,00 1,00 0,33 0,27 0,10 0,11 0,19 = 1,78 1,46 0,52 0,58 1,01 Setelah mendapatkan matriks WSV kemudian dihitung Consistency Vector dengan cara sebagai berikut: Consistency Vector WSV Row average 1,780,33 1,460,27 0,520,10 0,580,11 1,010,19 = 5,4 5,5 5,2 5,2 5,3 Setelah mendapatkan consistency vector, dihitung nilai � dengan cara jumlah consistency vector dibagi nilai n, dimana merupakan ordo matriks yang bersangkutan. � = � � � ��� = 26,6 5 = 5,31 Setelah mendapatkan nilai � maka dapat dicari CI dan CR untuk mengetahui konsistensi data yang diperoleh. �� = � − − 1 = 5,31 − 5 5 − 1 = 0,31 4 = 0,08 Lalu CR diperoleh dengan cara membagi CI dengan RI yaitu Ratio Index yang didapat dari tabel RI. Besar RI untuk n = 5 adalah 1,12. � = �� � = 0,08 1,12 = 0,07 Nilai CR yang diperoleh ≤ 0,1 yang berarti data konsisten. 34 Sehingga dapat disimpulkan bahwa prioritas kriteria yang dipilih oleh Kepala Sub Direktorat Pascapanen Tanaman Pohon dan Perdu dalam memilih tanaman hortikultura yang tepat untuk dibudidayakan adalah kriteria rasa disukai lidah masyarakat dengan bobot sebesar 33, kemudian rajin berbuah dengan bobot 27, dapat berkembang di lahan yang tidak luas dengan bobot 19, mudah dalam pemeliharaan dengan bobot 11 dan tidak mudah rusak dengan bobot 10. Dari masing-masing bobot yang diperoleh setiap kriteria, maka dapat dibentuk bobot preferensi yaitu � = 0,33 0,27 0,10 0,11 0,19. Bobot preferensi ini digunakan dalam mennghitung matriks keputusan ternormalisasi terbobot pada langkah-langkah pemilihan tanaman hortikultura yang paling tepat untuk dibudidayakan selanjutnya.

4.2 Perhitungan Pembobotan Komponen Masing-Masing Kriteria