47
�� =
�− −1
=
7,27 −7
7 −1
= 0.05 Lalu CR diperoleh dengan cara membagi CI dengan RI yaitu Ratio Index yang
didapat dari tabel RI. Besar RI untuk n = 7 adalah 1,32.
� = ��
� =
0,05 1,32
= 0,03 Nilai CR yang diperoleh
≤ 0,1 yang berarti data konsisten, Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk kriteria mudah dalam
pemeliharaan dalam pemilihan tanaman yang paling tepat untuk dibudidayakan, secara berurutan alternatif yang memiliki bobot paling tinggi adalah jambu biji
sebesar 22, kemudian jambu kristal sebesar 19, belimbing sebesar 18, mangga sebesar 13, rambutan sebesar 11, nangka sebesar 9 dan sirsak
sebesar 7.
4.2.5 Perhitungan Pembobotan
Komponen untuk
Kriteria Dapat
Berkembang di Lahan yang Tidak Luas
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat prioritas dari setiap alternatif terhadap kriteria dapat berkembang di lahan yang tidak luas dalam
memilih tanaman hortikultura yang tepat untuk dibudidayakan. Hasil pembobotan dari setiap alternatif yang diperoleh, diolah dan dimasukkan kedalam PCM seperti
yang terlihat pada Tabel 4.11 berikut:
48
Tabel 4.11
PCM untuk Kriteria
Dapat Berkembang di Lahan yang Tidak Luas
Dapat Berkembang
di Lahan yang Tidak
Luas
Mangga Rambutan
Jambu Biji
Jambu Kristal
Belimbing Nangka
Sirsak Mangga
1,00 1,00
0,50 0,50
0,50 1,00
2,00
Rambutan
1,00 1,00
0,50 0,50
0,50 1,00
2,00
Jambu Biji
2,00 2,00
1,00 1,00
0,50 2,00
2,00
Jambu Kristal
2,00 2,00
1,00 1,00
1,00 2,00
2,00
Belimbing
2,00 2,00
2,00 1,00
1,00 2,00
2,00
Nangka
1,00 1,00
0,50 0,50
0,50 1,00
2,00
Sirsak
0,50 0,50
0,50 0,50
0,50 0,50
1,00
Total
9,50 9,50
6,00 5,00
4,50 9,50
13,00
Setelah diperoleh PCM untuk kriteria dapat berkembang di lahan yang tidak luas, matriks dinormalisasi dengan cara membagi setiap entri pada Tabel 4.11
dengan total masing-masing kolom sebagai berikut:
Tabel 4.12 Normalisasi PCM
Dapat Berkembang
di Lahan yang Tidak
Luas
Mangga Rambutan Jambu
Biji Jambu
Kristal Belimbing Nangka Sirsak
Row Average
Mangga
0,11 0,11
0,08 0,10
0,11 0,11
0,15 0,11
Rambutan
0,11 0,11
0,08 0,10
0,11 0,11
0,15 0,11
Jambu Biji
0,21 0,21
0,17 0,20
0,11 0,21
0,15 0,18
Jambu Kristal
0,21 0,21
0,17 0,20
0,22 0,21
0,15 0,20
Belimbing
0,21 0,21
0,33 0,20
0,22 0,21
0,15 0,22
49
Nangka
0,11 0,11
0,08 0,10
0,11 0,11
0,15 0,11
Sirsak
0,05 0,05
0,08 0,10
0,11 0,05
0,08 0,08
Total
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
1,00 1,00
Dari Tabel 4.12, diperoleh bobot prioritas row average untuk masing- masing alternatif terhadap kriteria dapat berkembang di lahan yang tidak luas
dalam memilih tanaman hortikultura yang tepat untuk dibudidayakan, yaitu mangga dengan bobot sebesar 0,11, rambutan sebesar 0,11, jambu biji sebesar
0,18, jambu kristal sebesar 0,20, belimbing sebesar 0,22, nangka sebesar 0,11 dan sirsak sebesar 0,08. Setelah diperoleh prioritas dari masing-masing alternatif
terhadap kriteria rasa disukai lidah masyarakat, langkah selanjutnya adalah menguji konsistensi dengan menghitung Weighted Sum Vector, Consistency
Vector dan menentukan nilai �, �� dan � .
Weighted Sum Vector WSV diperoleh dengan cara sebagai berikut Weighted Sum Vector Tabel 4.11
× Row average Tabel 4.12: 1,00
1,00
2,00 2,00
2,00 1,00
0,50
1,00 1,00
2,00 2,00
2,00 1,00
0,50
0,50 0,50
1,00 1,00
2,00 0,50
0,50
0,50 0,50
1,00 1,00
1,00 0,50
0,50
0,50 0,50
0,50 1,00
1,00 0,50
0,50
1,00 1,00
2,00 2,00
2,00 1,00
0,50
2,00 2,00
2,00 2,00
2,00 2,00
1,00
0,11 0,11
0,18 0,20
0,22 0,11
0,08
= 0,78
0,78
1,29 1,40
1,58 0,78
0,54
Setelah mendapatkan matriks WSV kemudian dihitung Consistency Vector dengan cara sebagai berikut:
Consistency Vector WSV Row average
50
0,78 0,78
1,29 1,40
1,58 0,78
0,54
0,11 0,11
0,18 0,20
0,22 0,11
0,08
= 7,12
7,12
7,17 7,15
7,19 7,12
7,11
Setelah mendapatkan consistency vector, dihitung nilai � dengan cara jumlah
consistency vector dibagi nilai n, dimana merupakan ordo matriks yang
bersangkutan. � =
� � � ���
= 49,98
7 = 7,14
Setelah mendapatkan nilai � maka dapat dicari CI dan CR untuk mengetahui
konsistensi data yang diperoleh. �� =
� − − 1
= 7,14
− 7 7
− 1 = 0,02
Lalu CR diperoleh dengan cara membagi CI dengan RI yaitu Ratio Index yang didapat dari tabel RI. Besar RI untuk n = 7 adalah 1,32.
� = ��
� =
0,02 1,32
= 0,02 Nilai CR yang diperoleh
≤ 0,1 yang berarti data konsisten, Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk kriteria dapat berkembang
dilahan yang tidak luas dalam pemilihan tanaman yang paling tepat untuk dibudidayakan, secara berurutan alternatif yang memiliki bobot paling tinggi
adalah belimbing sebesar 22, kemudian jambu kristal sebesar 20, jambu biji sebesar 18, mangga sebesar 11, rambutan sebesar 11, nangka sebesar 11
dan sirsak sebesar 8,
51
4.3 Menyusun Matriks Keputusan