Sasaran, Tujuan dan Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

Pada dasarnya pelatihan mencakup beberapa aspek dari kategori di atas. Sebagai contoh, untuk mencapai tingkat psikomotorik tertentu diperlukan belajar pada kategori afektif dan kognitif. Demikian pula halnya pada aspek kognitif menjadi perhatian utama, belajar pada kategori psikomotorik dan afektif turut berperan. Selain itu, perlu diketahui jenis sasaran pelatihan, sehingga setiap pelatihan yang diselenggarakan akan mencapai sasaran. Ada pun sasaran pelatihan yaitu: i Berdasarkan tingkatannya 1. Sasaran primer, sasaran ini merupakan inti dari program pelatihan. Sasaran primer ini sangat penting karena akan memberikan arti kejelasan dan kesatuan atas segala kegiatan selama kegiatan pelatihan berlangsung. 2. Sasaran sekunder, sasaran ini merupakan inti dari masing-masing pelajaran dari suatu program pelatihan. Sasaran sekunder ini sesungguhnya sebagai penjabaran lebih lanjut dan sekaligus merupakan bagian integral dari sasaran primer ii Berdasarkan kontennya 1 Berpusat pada kegiatan instruktur, yaitu menggambarkan apa yang dilakukan instruktur selama pelatihan dilaksanakan seperti: mendemonstrasikan cara menggunakan microsoft word. 2 Berpusat pada bahan pelajaran yaitu menggambarkan bahan yang disampaikan dalam pelatihan seperti: prosedur pengaktifkan komputer 3 Berpusat pada kegiatan peserta, yaitu menggambarkan kegiatan yang dilakukan peserta selama pelatihan seperti: peserta mampu menggunakan komputer

C. Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan

Alasan diperlukannya program pendidikan dan pelatihan dikemukakan oleh Ernest J. McComick yang dikutip oleh A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, bahwa suatu organisasi perlu melibatkan sumber daya pegawainya pada aktivitas pelatihan, hanya jika, hal itu merupakan keputusan terbaik dari manajer. Pelatihan diharapkan dapat mencapai hasil daripada memodifikasi perilaku pegawai. Hal ini juga mendukung organisasi dan tujuan organisasi, seperti keefektifan produksi, distribusi barang dan pelayanan lebih efisien, menekan biaya operasi, meningkatkan kualitas dan menyebabkan hubungan pribadi lebih efektif. 10 Menurut Goldstein dan Buxton, ada tiga analisis kebutuhan pelatihan dan pengembangan pendidikan, yaitu Organizational analysis, Job or task analysis, and Person analysis. 10 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung, PT. Refika Aditama, 2006, Cet. Ke-2, hal. 53-54 a. Analisis organisasi Menganalisis tujuan organisasi, sumber daya yang ada, dan lingkungan organisasi yang sesuai dengan kenyataan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan survei sikap pegawai terhadap kepuasan kerja, persepsi pegawai, dan sikap pegawai dalam administrasi. Disamping itu, analisis organisasi dapat menggunakan turnover, absensi, kartu pelatihan, daftar kemajuan organisasi, dan data perencanaan pegawai. b. Analisis pekerjaan dan tugas Analisis pekerjaan dan tugas merupakan dasar untuk mengembangkan program job-training. Sebagaimana program pelatihan analisis job, dimaksudkan untuk membantu pegawai meningkatkan pengetahuan, skill, dan sikap terhadap suatu pekerjaan. c. Analisis pegawai Analisis pegawai difokuskan pada identifikasi khusus kebutuhan pelatihan bagi pegawai yang bekerja pada job-nya. Kebutuhan pelatihan pegawai dapat dianalisis secara individu maupun kelompok. 1 Kebutuhan individu dari pelatihan Analisis kebutuhan individu dari pelatihan dapa dilakukan dengan cara observasi oleh supervaisor, evaluasi keterampilan, kartu kontrol kualitas, dan tes keterampilan pegawai. 2 Kebutuhan kelompok dari pelatihan Kebutuhan kelompok dari pelatihan dapat diprediksi dengan pertimbangan informal dan obsevasi oleh supervisor maupun manajer. Adapun alasan lain dari kebutuhan pelatihan dan pengembangan pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Adanya pegawai baru: pegawai-pegawai baru sangat memerlukan pelatihan orientasi. Mereka perlu memahami tujuan, aturan-aturan, dan pedoman kerja yang ada pada organisasi perusahaan. Disamping itu, mereka perlu memahami kewajiban-kewajiban, hak dan tugasnya sesuai dengan pekerjaannya. 2. Adanya penemuan-penemuan baru: Dengan kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi modern, banyak ditemukan peralatan- peralatan baru yang lebih canggih daripada peralatan kantor yang digunakan sebelumnya. Pegawai-pegawai yang akan menggunakan peralatan baru tersebut perlu mendapatkan pelatihan agar dapat menggunakannya dengan sebaik-baiknya, misalnya penggunaan komputer.

D. Metode dan Prinsip Pendidikan dan Pelatihan

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pengembangan harus didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan. Program pengembangan ditetapkan oleh penanggung jawab pengembangan yaitu manajer personalia dan atau suatu tim. Dalam program pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses, waktu dan metode pelaksanaannya. Metode-metode pengembangan harus didasarkan kepada sasaran yang ingin dicapai. Sasaran pengembangan karyawan adalah: 1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan atau technical skills 2. Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta mengambil keputusan atau managerial skills dan conceptual skills. Metode pelatihan harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan tergantung pada berbagai faktor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta, dan lain-lain. Metode pelatihan menurut Andrew F. Sikula dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia karya Malayu S.P. Hasibuan: 11 a. On the Job Training Para peserta latihan langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas. Metode ini dibedakan dalam dua cara: 11 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007, Cet. ke-9, h. 76-80