Sejarah Singkat Berdirinya BPRS Wakalumi Visi, Misi dan Motto BPRS Wakalumi

2 Memberikan layanan prima dan amanah bagi para mitra usaha. 3 Memiliki sistem dan tata kerja yang unggul dengan sumberdaya insani yang profesional, kompeten, handal dan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah. 4 Memberikan manfaat optimal bagi para stakeholder 5 Memberikan kontribusi nyata bagi negara dan bangsa c. Motto Adapun motto BPR Syariah Wakalumi adalah membangun kualitas hidup yang hasanah

3. Struktur Organisasi BPRS Wakalumi

Susunan Pengurus BPRS Wakalumi: 3 Dewan Pengawasa Syariah Ketua : Drs. H. Zakarsih Nur Anggota : KH. Ahmad Munir S. Dewan Komisaris 3 Annual Report Laporan Tahunan 2006, PT. BPRS Wakalumi, h. 18 Ketua : Teddy Kharsadi Anggota : 1. Isnaini Mufti Aziz 2. Lulu Avantiono Hadhianto Dewan Direksi : Andung Muda Harmanu Anggota : Ani Soraya Pembiayaan : 1. Silvi S Y 2. Siswanto 3. Selamet Ibrohim 4. Hasyim Abdullah 5. Agus Kuswara Pendanaan : 1. Muslih 2. Puryanto Audit : Muchlis Fuad Sekertaris : Tri Haryanto Adm, Legal dan Remedial : 1. Nursirwansyah 2. Yusman 3. Budiyono 4. Iwan Setiawan 5. Supriyadi Umum dan Personalia : 1. Nursidik 2. Mukiyo Nugroho 3. Eko Mulyono Operasi : 1. Rofiqoh 2. Widi 3. Marlia 4. Majazi Keterangan: Rapat Umum Pemegang Saham RUPS merupakan organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris. RUPS ini memiliki kewenangan untuk menetapkan perubahan anggaran dasar AD, termasuk di dalamnya mengangkat direksi dan komisaris. Dewan pengawas syariah DPS adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional DSN pada bank, yang beranggotakan para pakar dibidang syariah muamalat dan memiliki pengetahuan tentang perbankan. Adapun tugas utama dewan pengawas syariah adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh dewan syariah nasional. 4 Selain itu juga DSN memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, pemimpin unit usaha syariah, dan pemimpin kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aspek perbankan syariah. 2. Sebagai mediator antara bank dan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari bank yang memerlukan kajian dan fatwa dari DSN. 3. Sebagai perwakilan DSN yang di tempatkan pada bank dan berkewajiban untuk melaporkan kegiatan usaha serta perkembangan bank syariah yang di awasinya kepada DSN. 4 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet, 2002, cet. I, h. 121