Pengendalian Hayati Nematoda Dengan Endofit

Rahmad Lingga : Uji Nematisidal Jamur Endofit Tanaman Padi Oryza sativa L. Terhadap Nematoda Puru Akar Meloidogyne SPP., 2010. diperkirakan memiliki kemampuan yang sama dengan bahan aktif yang dihasilkan oleh tanaman induknya. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme endofit pada beberapa tanaman, misalnya pada tanaman obat Tan and Zhou, 2001, Tanaman budidaya seperti padi Ziniel et al, 2002.

2.5 Pengendalian Hayati Nematoda Dengan Endofit

Mikroorganisme endofit merupakan salah satu agen pengendali hayati. Menurut FAO 1988 faktor awal yang sangat menentukan keberhasilan pengembangan agens hayati untuk pengendalian patogen tanaman adalah ketepatan dalam pemilihan jenis dan sumber agen hayati yang akan dikembangkan. Pada umumnya jenis agen hayati yang dikembangkan adalah mikroba alami, baik yang hidup sebagai saprofit di tanah, air dan bahan organik, maupun yang hidup dalam jaringan tanaman endofit yang bersifat menghambat pertumbuhan dan berkompetisi dalam ruang dan nutrisi dengan patogen sasaran, dan bersifat menginduksi ketahanan tanaman. Pengendalian biologi dengan menggunakan mikroorganisme endofit merupakan salah satu alternatif pengendalian nematoda parasit tanaman. Aplikasi bakteri endofit melalui perlakuan benih dapat mengurangi 30-50 jumlah bengkak puru M. Incognita pada tanaman kapas. Perlakuan P. chlororaphis strain Sm3 pada strawberri dapat mengurangi populasi nematoda peluka akar Pratylenchus penetrans sebesar 41-61 serta mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman Hackenberg et al., 2000. Dengan perlakuan Bacillus sp. dengan metode perendaman akar mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menekan P. brachyurus pada akar nilam sebesar 60-75 Harni et al., 2006. Rahmad Lingga : Uji Nematisidal Jamur Endofit Tanaman Padi Oryza sativa L. Terhadap Nematoda Puru Akar Meloidogyne SPP., 2010. Mikroorganisme lain yang efektif sebagai musuh alami Meloidogyne spp. yaitu Dactilella sp., Dactylaria sp., Artrobotrys sp., dan Botrytis sp. Semua spesies jamur tersebut mampu membentuk hifa perangkap yang dapat menangkap larva nematoda setiap saat di daerah rhizosfer. Akhir-akhir ini banyak penelitian ditujukan pada jamur oportunistik untuk mengendalikan nematoda. Jamur tersebut antara lain Fusarium, Verticillium, Aspergillus, Penicillium dan Paecilomyces, yang mudah ditemukan di dalam tanah dengan kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Sejauh ini keefektifan jamur oportunistik dalam mengendalikan nematoda telah banyak dilaporkan. Mekanisme pengendalian diduga akibat pengaruh toksin yang dihasilkan jamur yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan nematoda parasit. Namun peneliti lain membuktikan bahwa jamur oportunistik dapat mengkolonisasi nematoda betina sebelum nematoda tersebut bertelur Sayre, 1971. BAB 3 BAHAN DAN METODE Rahmad Lingga : Uji Nematisidal Jamur Endofit Tanaman Padi Oryza sativa L. Terhadap Nematoda Puru Akar Meloidogyne SPP., 2010.

3.1 Waktu dan Tempat