Rahmad Lingga : Uji Nematisidal Jamur Endofit Tanaman Padi Oryza sativa L. Terhadap Nematoda Puru Akar Meloidogyne SPP., 2010.
Uji nematisidal jamur endofit dilakukan terhadap ekstrak jamur endofit. Koloni biakan murni jamur endofit yang berumur 6 hari ditambahkan dengan 0,2 ml streptomisin sulfat
0,1, digerus dengan jarum ose yang ujungnya dibengkokkan dan ditampung ekstraknya. Ekstrak jamur dituangkan ke dalam microwhell, diinokulasikan sebanyak 100 juvenil
nematoda puru akar Lampiran A, diinkubasi pada suhu ruang. pengamatan mortalitas juvenil nematoda puru akar Lampiran A dilakukan setelah 24 jam dengan
mempergunakan mikroskop cahaya. Nematoda dapat dianggap mati apabila tidak menunjukkan pergerakan setelah disentuh dengan jarum.
Uji nematisidal In vitro ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap RAL Non Faktorial. Perlakuan terdiri dari jamur endofit, air, dan ekstrak agar. Setiap perlakuan
dibuat dengan 3 kali ulangan.
3.6 Uji Nematisidal Jamur Endofit secara In Vivo
3.6.1 Inokulasi Jamur Endofit dan Nematoda Puru Akar
Uji Nematisidal Jamur Endofit secara In vivo dilakukan pada tanaman padi yang berumur 1 minggu. Bibit tanaman padi dicabut dan direndam dalam suspensi spora jamur
endofit dengan kerapatan 10
7
selama satu jam. Pada minggu selanjutnya diinroduksikan juvenil nematoda puru akar dengan cara penuangan pada bagian akar. Selanjutnya, enam
minggu setelah infeksi akar padi tersebut dicabut untuk menentukan kemampuan aktifitas nematisidal jamur endofit tersebut. Kemampuan aktivitas nematisidal jamur endofit
ditentukan dari jumlah puru akar yang ditemukan pada akar tanaman padi perlakuan.
Rahmad Lingga : Uji Nematisidal Jamur Endofit Tanaman Padi Oryza sativa L. Terhadap Nematoda Puru Akar Meloidogyne SPP., 2010.
3.6.2 Evaluasi Ketahanan terhadap Nematoda Puru Akar
Evaluasi ketahanan ditentukan dengan menggunakan Metode Sasser et al. 1984, yaitu dengan menentukan indeks puru dan faktor reproduksi. Indeks puru akar ditentukan
dengan Metode Canto-Saenz 1985, yaitu dengan menghitung jumlah puru Lampiran A, selanjutnya diskoring sebagai berikut :
1. Skala 0
: tidak ada puru akar 2.
Skala 1 : terdapat 1-15 puru
3. Skala 2
: terdapat 16-35 puru 4.
Skala 3 : terdapat 36-50 puru
5. Skala 4
: terdapat 51-100 puru 6.
Skala 5 : terdapat lebih dari 100 puru
Populasi akhir nematoda dihitung dengan menjumlahkan jumlah populasi nematoda di akar dan populasi di tanah. Akar tanaman akan diekstraksi dengan metode
Corong Bearman yang dimodifikasi serta dihitung jumlah individu yang diperoleh. Selanjutnya tanah bekas media pertumbuhan tanaman dalam polibag juga diekstraksi
dengan metode yang sama untuk memperoleh jumlah populasi yang terdapat dalam tanah. Sebanyak 100 gram tanah perlakuan diekstraksi dan dihitung jumlah individu nematoda,
dilakukan sebanyak 3 ulangan. Jumlah populasi tersebut dihitung rata-ratanya, dikonversikan dengan volume total tanah perlakuan Lampiran E.
Rahmad Lingga : Uji Nematisidal Jamur Endofit Tanaman Padi Oryza sativa L. Terhadap Nematoda Puru Akar Meloidogyne SPP., 2010.
Faktor reproduksi pf ditentukan dengan membandingkan jumlah populasi awal dengan jumlah populasi akhir, dengan rumus:
pf = p0pi
dimana :
pf = faktor reproduksi
pi = populasi akhir total
p0 = populasi awal yang diinokluasi
3.6.3 Pengamatan Pertumbuhan Tanaman