Rangkuman Novel Pujinono,SS. Hum NIP. 131763365

Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 1. Menjelaskan kaitan antara pengarang, realitas karya sastra dan pembaca. 2. Menjelaskan karya sastra sebagai suatu struktur, berdasarkan unsur-unsur atau elemen-elemen yang membentuknya. Teks sastra secara keseluruhan memiliki cirri-ciri indeksikal, sebab teks sastra berhubungan dengan dunia yang disajikannya. Berdasarkan teori semiotik di atas, maka penelitian ini menitikberatkan pada interpretasi kondisi dan sikap para tokoh yang mengandung etika bushido ke dalam tanda yang berupa indeksikal dari bushido. BAB III ANALISA ETIKA BUSHIDO DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA YUKIO MISHIMA

3.1. Rangkuman Novel

Shinji Kubo tinggal bersama ibunya, seorang penyelam mutiara, dan saudara laki-lakinya yang lebih muda, Hiroshi. Dia dan ibunya menjadi tulang punggung Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 keluarga karena ayah Shinji sudah meninggal di tengah laut, ketika bom dijatuhkan dari pesawat di atas kapal yang ditumpanginya. Keluarga mereka menjalani hidup dengan damai dan Shinji bekerja menjadi seorang nelayan dengan tuannya, Jukichi Oyama, dan temannya Ryuji. Keadaan berubah setelah Terukichi Miyata, yang baru kehilangan anak lelakinya, memutuskan memanggil anak perempuannya untuk menemaninya. Dibesarkan sebagai seorang penyelam mutiara dari pulau lain, kecantikan Hatsue menarik banyak pemuda untuk mengaguminya, termasuk Shinji. Terukichi ingin menikahkan Hatsue dengan laki-laki yang kelak akan dijaadikan sebagai putranya. Shinji dan Hatsue akhirnya jatuh cinta. Pada saat Chiyoko, anak perempuan penjaga mercusuar dan istrinya, kembali dari universitas di Tokyo, merasa dikecewakan oleh Shinji, sudah menjalin cinta dengan wanita lain. Dia memperoleh keuntungan, dibalik rasa cemburu Yasuo Kawamoto, seorang pengagum Hatsue yang angkuh dan mementingkan diri sendiri, dan dengan memanfaatkan Yasuo dengan menyebarkan isu yang menyatakan Shinji telah merebut keperawanan Hatsue. Itulah yang menjadi alasan mengapa Shinji dilarang untuk bertemu dengan Hatsue, tetapi berkat bantuan Jukichi dan Ryuji, mereka berhasil terus berhubungan dengan satu sama lain dengan surat rahasia. Terukichi dengan tegas menolak untuk melihat Shinji, dan dengan kedatangan ibu Shinji, yang tahu anak lelakinya sengaja difitnah, menemui Terukichi, penolakan Terukichi untuk menemui ibu Shinji menambah ketegangan di antara Shinji dan Hatsue. Chiyoko, sebelum kembali ke Tokyo, merasa sangat menyesal, setelah Shinji secara mengejutkan mengatakan dia Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 cantik, walaupun dia berpikiran sebaliknya. Dia kembali ke Tokyo dengan perasaan bersalah dengan merusak kebahagiaan Shinji. Akhirnya, desas-desus itu mulai menemui titik terang, ini dikarenakan penyelam mutiara lain, termasuk ibu Shinji, secara jelas melihat bahwa Hatsue masih perawan. Hatsue mengalahkan ibu Shinji pada perlombaan penyelaman tiram laut, Hatsue memenangkan sebuah tas tangan dan memberikannya kepada ibu Shinji.. Terukichi secara misterius mempekerjakan Yasuo dan Shinji secara bersamaan dalam sebuah kapal pengangkutnya. Disaat mereka berlayar, kapal mereka terperangkap oleh angin topan, keberanian Shinji dan tekad yang kuat menantang topan dan menyelamatkan kapal dari amukan topan. Maksud Terukichi terungkap ketika ibu Chiyoko menerima surat dari Chiyoko, yang menolak untuk pulang, menjelaskan bahwa dia merasa bersalah dan tidak bisa pulang ke utajima dan melihat Shinji tak bahagia karena dialah yang membuat desas-sesus itu. Istri penjaga mercusuar menemui Terukichi, yang menyatakan bahwa dia bermaksud memungut Shinji dan menjadikannya menjadi suami bagi Hatsue. Mempekerjakan mereka di atas kapal adalah sebuah ujian yang paling cocok untuk djadikan menantu dan istri bagi putrinya, dan tindakan Shinji yang telah menyelamatkan kapal sudah menerima rasa hormat dan restu dari Terukichi. 3.2.Analisis Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Cuplikan Hal. 8 Sudah sering pemuda itu membawakan ikan kepada penjaga mercusuar, karena ada perasaan berutang budi pada si penjaga menara. Tahun lalu dia sebenarnya tidak lulus ujian dan dia harus mengulang setahun lagi. Tapi ibunya yang sering Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 mencari kayu baker di sekitar menara itu, sempat berkenalan dengan istri sang penjaga menara. Dia menceritakan, dia tidak bisa memelihara keluarganya lagi bila dia harus mengulang satu tahun lagi. Istri panjaga menara menjelaskan hal itu kepada suaminya, yang kemudian menemui kepala sekolah yang kebetulan adalah sahabat baiknya. Karena campur tangan itulah, maka anak muda itu bisa menyelesaikan pelajarannya dengan tepat pada waktunya. Begitu keluar sekolah, dia menjadi nelayan, dan sejak itulah ada janji dalam hatinya untuk meyisihkan sebagian dari hasil tangkapannya dan mengantarkannya kepada penjaga menara itu. Analisis Dari cuplikan diatas dapat dilihat dari makna indeksikal dari etika bushido, yaitu untuk menjaga kehormatan dengan membayar balas budi atas kebaikan penjaga menara. Cuplikan Hal. 11 “Tapi ibunya, jangankan mengatakan sesuatu tentang orang lain, tentang kesulitan dan kesusahannya sendiri pun tidak pernah dikeluhkannya” Analisis Dari cuplikan diatas melalui makna indeksikalnya, dapat dilihat bahwa ibu Shinji memperlihatkan sikap yang mencerminkan ketegaran dan ketabahan hati. Cuplikan Hal. 19 Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 “Walaupun dia dikellingi oleh lautan yang luas, Shinji tidaklah dibakar oleh keinginan yang mustahil dijangkau, seperti keinginan untuk mengarungi lautan bebas. Pengertiannya tentang nelayan dan laut, sama dengan pengertian petani dan sawahnya. Laut adalah tempat dia mencari nafkah, tempat yang beriak, tapi-bukan tempat menuai gandum-melainkan memanen ombak putih yang pecah, sambil dihibur oleh aunan yang penuh perasaan dan menghasilkan” Analisis Dalam cuplikan diatas terdapat indeksikal mengenai cara berpikir dengan landasan etika bushido. Yakni perasaan pasrah terhadap takdir yang telah ditentukan dan tidak berusaha untuk menghindarinya. Pemikiran Shinji menggambarkan suatu pemikiran dengan landasan etika bushido, yaitu keteguhan hati. Cuplikan Hal. 21 ...sampai ke masalah tentang tugas-tugas yang diberikan dan dipunyai pemuda sejak zaman dulu. Jadi mereka bisa merasakan sendiri mereka sebagai bagian dari hidup bersama dan menemukan kepuasan batin, walaupun beban yang diletakkan di pundaknya terasa berat namun diterima sebagai orang dewasa. Analisis Dari cuplikan diatas dapat dikatakan bahwa pemuda di utajima, adalah indeksikal suatu etika bushido yaitu kesetiaan, yaitu terhadap kewajiban akan pekerjaannya. Dalam melaksanakan kewajiban harus dengan menggunakan hati walaupun beban pekerjaan sangat berat. Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 Cuplikan Hal. 41 Sepanjang hari itu, taihei-maru menghabiskan waktunya untuk menangkap gurita. Selama sebelas jam di laut Shinji mencurahkan seluruh perhatiannya pada pekerjaannya untuk menangkap ikan dan jarang sekali membuka mulut. Analisis Dari cuplikan diatas ada makna indeksikal etika bushido yang diperlihatkan oleh Shinji, yaitu kesetiaan dan keteguhan hati dalam melakukan pekerjaannya. Cuplikan Hal. 59 Dan menyimpan hal-hal yang baik dan benar yang telah kita miliki disini. Itulah sebabnya di pulau ini tidak ada pencuri,yah,tidak ada, kecuali orang yang pemberani dan jantan-orang yang mau bekerja dengan jujur dan baik, menerima apapun yang datang, orang-orang yang cintanya tidak palsu, orang-orang yang tidak mempunyai kehinaan dimana pun mereka berada. Analisis Dari cuplikan di atas indeksikal bushido yang diucapkan oleh Shinji adalah kejujuran. Kejujuran dikalangan samurai merupakan suatu etika yang tidak dapat diragukan lagi. Keberanian seorang samurai harus sesuai dan didasari oleh kejujuran dan akal sehat, tanpa kecerobohan dan kecurangan. Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 Cuplikan Hal. 117 Beberapa hari yang lalu sememntara mereka makan siang dan istirahat di atas taihei-maru Ryuji berbicara dengan perasaan tak tertahankan lagi: “Saudara Shin, betul-betul mendidih darahku melihat Yasuo kasak-kusuk kesana kemari membicarakan tentang perbuatan jelek yang kau lakukan” “Oh, ya?”Shinji tersenyum dan mempertahankan sikap ramahnya. Analisis Dari cuplikan diatas adanya sebuah etika bushido yang diperlihatkan oleh Shinji, yaitu pengendalian diri terutama pengendalian diri terhadap emosi. Cuplikan Hal. 128 “Aku tahu dengan pasti, apa yang kalian pikirkan. Kalian merencanakan untuk menghantam Yasuo. Tapi dengarkan aku, itu sama sekali tidak baik. Orang bodoh tetaplah orang bodoh, jadi tinggalkan dia sendiri. Tapi kurasa hal itu berat bagi Shinji, tetapi kesabaran tetap yang utama” Analisis Dari cuplikan diatas ucapan Jukichi adalah indeksikal etika bushido, yakni Pengendalian diri. Jukichi menganjurkan supaya mereka menutamakan kesabaran untuk mengendalikan emosi. Cuplikan Hal. 167 Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 “Siapa diantara kalian sobat, yang akan membawa ujung tali ini ke sana dan mengikatnya pada pelampung itu?” Deru angin menyambar ketiga pemuda yang diam itu. “Tidak ada diantara kalian yang mempunyai keberanian?”Kapten itu teriak lagi. Bibir Yasuo gemetar. Lehernya seakan-akan terbenam dalam bahunya. Kemudian Shinji berteriak dalam suara gembira dan sementara dia berteriak tampak deretan giginya yang putih dalam gelap itu, membuktikan bahwa dia tersenyum. “Aku akan melakukannya”, ia berteriak dengan jelas. Analisis Shinji menunjukkan indeksikal etika bushido dengan keberanian untuk menantang bahaya. Shinji menunjukkan bagaimana seharusnya seorang pria harus menunjukkan sikap dalam suatu situasi dan keadaan. Dia rela mengambil resiko dengan mengorbankan nyawanya untuk kepentingan bersama. Cuplikan Hal. 189 Dalam suratnya, Chiyoko mengakui bagaimana ia melihat Shinji dan Hatsue menuruni anak tangga batu sambil bergandengan tangan pada hari mengamuknya topan dan bagaimna dia telah menyebabkan keduanya mengalami kesulitan karena dia menderitakannya kepada Yasuo dalam bentuk fitnah. Chiyoko masih diselimuti rasa bersalah, dana jika Shinji dan Hatsue tidak menemukan kebahagiaan bersama, maka dia tidak akan pulang untuk selamanya. Analisis Dari cuplikan diatas, bahwa kejujuran adalah hal yang paling utama. Seperti dalam etika bushido, bahwa jika seseorang bersikap jujur dan berjalan diatas jalan Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 lurus, dapat dipastikan bahwa dia adalah orang yang berani. Pengertian berani bukan hanya mengacu pada keberanian, tetapi juga pada berani menghadapi cobaan hidup. Cuplikan Hal. 196 “Satu-satunya hal yang kuperhitungkan pada seorang lelaki adalah sikap ‘cepat kaki ringan tangan’, sikap ‘segera bangkit dan pergi’. Bila dia sudah mempunyai sifat itu, ia betul-betul seorang lelaki tulen dan itulah sifat yang betul-betul kita inginkan disini, di uta-jima. Keluarga dan uang Cuma soal kedua. “Tidakkah anda berpendapat demikian, Nyonya dari mercusuar? Dan itulah sifat yang dimiliki Shinji”. Analisis Dari cuplikan di atas terdapat indeksikal etika bushido adalah syarat mutlak dari Terukichi untuk laki-laki, yaitu sikap yang menjunjung tinggi tanggung jawab, kesetiaan terhadap tugas dan pekerjaan dan juga dengan menunjukkan sikap yang pemberani. Ini merupakan sikap yang berlandaskan etika moral bushido. Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Konsep Ninjõ Dalam Novel“Totto-Chan’schildren” Karya Tetsuko Kuroyanagi Tetsuko Kuroyanagi No Sakuhin No “Totto-Chan’s Children” No Shosetsu Ni Okeru Ninjõ

8 123 98

Analisis Konsep Kazoku Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto (Banana Yoshimoto No Sakuhin Daidokoro No To Iu Shosetsu Ni Okeru Kazoku Ni Gainen No Bunseki)

7 71 54

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “1 Liter Of Tears” Karya Aya Kito Aya Kito No Sakuhin No “1 Rittoru Namida” To Iu Shosetsu Ni Okeru Shujinko No Shinrigakutekina Bunseki

4 68 81

Analisis Aspek Sosiologis Tokoh Gals Dalam Komik “Gals!” Karya Mihona Fuji = Mihona Fuji No Sakuhin No “Gals!” To Iu Manga Ni Okeru Gyaru No Shujinkou No Shakaigakuteki No Bunseki Ni Tsuite

0 59 62

Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite

3 59 89

ANALISIS AMANAT MORAL INTERAKSI ANTAR TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA YUKIO MISHIMA (Melalui Pendekatan Psikologi Sosial)

4 29 27

ZEN PADA MASYARAKAT JEPANG DALAM NOVEL KINKAKUJI, KARYA YUKIO MISHIMA; TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA.

2 1 6

Perjuangan Seorang Nelayan Miskin Untuk Mendapatkan Cinta Sejatinya Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima ; Tinjauan Psikologi Sastra.

0 1 8

konsep etika stoic tokoh Ayakura Satoko dalam novel Haru no Yuki karya Mishima Yukio.

0 0 3