Riwayat Pengarang Pujinono,SS. Hum NIP. 131763365

Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 cerita ini lebih menonjolkan kultur dan kebiasaan masyarakat desa di Jepang pada umumnya.

2.4.6. Amanat

Amanat adalah hal yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca, yang berkaitan dengan tema. Amanat disebut juga hikmah cerita. Amanat dapat berupa paham-paham tertentu, nasihat-nasihat, ajakan, atau larangan. Anda dapat mengetahui amanat yang disampaikan pengarang setelah membaca seluruh karangan. Dalam novel Shiosai ini, Mishima mengajak penikmat atau pembaca untuk tidak mencoba lari dari kenyataan, tetapi harus berusaha untuk menlesaikan masalah yang datang. Dan dalam setiap pekerjaan atau tindakan pasti ada ganjaran yang di terima .

2.5. Riwayat Pengarang

Penulis yang produktif, dan oleh para kritikus sastra merupakan salah satu novelis yang sangat penting pada abad 20 di Jepang. Karya-karya Yukio Mishima termasuk 40 novel, puisi, essay, dan naskah Kabuki serta naskah drama Noh modern. Dia tiga kali dicalonkan sebagai nominasi penerima hadiah Nobel untuk kesusasteraan. Karyanya yang paling diakui adalah Candi novel yang berjudul The Temple of the Golden Pavilion 1956. The tetralogy The Sea of Fertility 1965-70 dianggap sebagai prestasi Mishima dalam dunia sastra yang paling banyak mendapat penghargaan. Sebagai penulis Mishima mengambil ilham dari kesusasteraan pramodern, baik novel, puisi, essay dan naskah Kabuki dan Noh modern. Yukio Mishima terlahir dengan nama Kimitake Haraoka di Tokyo, anak lelaki seorang pejabat pemerintah. Yang kemudian berganti nama menjadi Yukio Mishima, Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 ini dilakukan untuk mengelabui ayahnya, Azusa Haraoka, yang anti-sastra. Nama Yukio secara harfiah dapat diartikan sebagai Manusia yang berjalan dengan menggunakan akal sehat. Nenek moyang dari ayahnya adalah berasal dari keuarga petani, tetapi kakek ambisiusnya akhirnya menduduki posisi gubernur koloni Jepang di pulau Sakhalin. Ibu Mishima, Shizue Hashi, berasal dari keluarga terdidik dan terpelajar. Mishima dibesarkan oleh neneknya dari pihak ayah, Natsu Nagai, seorang wanita terpelajar tetapi tidak stabil dari keluarga samurai, yang hampir tidak membolehkan Mishima dari penjagaannya. Selama Perang dunia II, Mishima terbebas dari wajib militer, tetapi dia bekerja di pabrik. Ini menjadi sebuah siksaan bagi Mishima sepanjang hidupnya, karena dia sudah hidup dengan menanggung malu, ketika sebegitu banyak orang lain sudah terbunuh akibat perang. Mishima kuliah di Universtas Tokyo pada tahun 1944, dimana dia mengambil jurusan hukum, dan dia bekerja dibagian pelayanan umum di departemen keuangan selama delapan bulan, sebelum menggeluti dunia sastra. Pada tahun 1946, Mishima menemui Kawabata Yasunari, yang merekomendasikan tulisan Mishima untuk diterbitkan. Karya yang pertamanya adalah Confession of a mask 1949, yang berhubungan dengan kehidupan homoseksualitasnya. Narator dari cerita mengatakan, bahwa dia akan mesti memakai topeng di hadapan orang lain untuk melindungi dirinya sendiri dari cemoohan sosial. Kecintaannya terhadap tubuhnya, kecantikan dan kemerosotannya, tercermin dalam beberapa novelnya. Mishima menginginkan tubuhnya tetap cantik dan indah yang tidak lekang oleh faktor usia. Dia memulai latihan binaraga pada tahun 1955 dan dia juga menjadi seorang ahli karate dan kendo. Mungkin bersiap untuk kematiannya, Mishima gemar berpose sebagai seorang pelaut yang mati tenggelam Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 atau menjadi seorang samurai yang melakukan ritual bunuh diri. Pada 1960 dia memerankan tokoh sebagai yakuza, Takeo, di film arahan Yasuzo Masumura dengan judul Karakkaze Yaro. Pada akhir cerita Takeo dibunuh, meninggal di tangga. Dan akhirnya banyak cerita dan novel pendek karya Mishima yang menggunakan tema bunuh diri dan kematian karena tindak kekerasan. Shiosai 1954 sudah difilmkan beberapa kali. Kisah yang bercerita tentang desa nelayan, yaitu tentang kehidupan seorang nelayan, yaitu Shinji, yang bertemu dengan seorang penyelam cantik, Hatsue, anak perempuan Terukichi Miyata, orang yang sangat disegani di desa tersebut. Hatsue dicintai oleh pemuda lain, Yasuo. Miyata melarang Hatsue untuk berhubungan dengan Shinji, tetapi kalau Shinji memperlihatkan keberaniannya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, akhirnya Miyata mengizinkan anak perempuannya dan merestui hubungan mereka. Reputasi Mishima di Jepang mulai menurun di tahun 1960 an, walaupun di negara lain karyanya disambut dengan baik. Silk And Insight 1964, yang setting nya di daerah pabrik tekstil berbahan sutra dan berdasarkan pemogokan buruh yang terjadi pada 1954. Mishima sangat tertarik dengan patriotisme pada Imperialisme Jepang, dan semangat samurai masa lalu Jepang. Tetapi, dia menggunakan pakaian barat dan tinggal di rumah dengan gaya barat. Pada 1968 dia mendirikan Shield Society, pasukan pribadi yang beraggotakan sekitar seratusan pemuda, yang didedikasikan untuk kebangkitan bushido, ksatria samurai dengan kode kehormatan. Pada 1970, saat usianya telah menginjak 45 tahun, dia mengambil alih markas besar militer pasukan bela diri di Tokyo, mencoba membangkitkan kembali idealisme bangsa Jepang sebelum masa perang, namun dia gagal. Pada 25 November, setelah kegagalan itu, Mishima melakukan ritual seppuku dengan pedangnya. Sebelum dia meninggal, Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 dia berteriak, “semoga Kaisar panjang umur”. Setelah tubuhnya roboh, kepalanya dipenggal oleh salah seorang pasukannya, yang bertindak sebagai kaishaku, yaitu yang melakukan pemenggalan kepala setelah ritual seppuku. Banyak kritikan dan tanggapan serta spekulasi mengenai kemainannya, beberapa diantaranya mengklaim bahwa dia terobsesi tentang kematian, terror dan jalan samurai, tema yang selalu dikumandangkannya. Meskipun seppuku adalah pilihan terakhir bagi seorang samurai. Akan tetapi, ada juga anggapan dari sisi politik sebagai suatu protes terhadap konstitusi Jepang setelah perang dunia II, yang merasa bahwa bangsa Jepang telah kehilangan semangat leluhurnya.

2.6. Teori Semiotik Sastra

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Konsep Ninjõ Dalam Novel“Totto-Chan’schildren” Karya Tetsuko Kuroyanagi Tetsuko Kuroyanagi No Sakuhin No “Totto-Chan’s Children” No Shosetsu Ni Okeru Ninjõ

8 123 98

Analisis Konsep Kazoku Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto (Banana Yoshimoto No Sakuhin Daidokoro No To Iu Shosetsu Ni Okeru Kazoku Ni Gainen No Bunseki)

7 71 54

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “1 Liter Of Tears” Karya Aya Kito Aya Kito No Sakuhin No “1 Rittoru Namida” To Iu Shosetsu Ni Okeru Shujinko No Shinrigakutekina Bunseki

4 68 81

Analisis Aspek Sosiologis Tokoh Gals Dalam Komik “Gals!” Karya Mihona Fuji = Mihona Fuji No Sakuhin No “Gals!” To Iu Manga Ni Okeru Gyaru No Shujinkou No Shakaigakuteki No Bunseki Ni Tsuite

0 59 62

Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite

3 59 89

ANALISIS AMANAT MORAL INTERAKSI ANTAR TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA YUKIO MISHIMA (Melalui Pendekatan Psikologi Sosial)

4 29 27

ZEN PADA MASYARAKAT JEPANG DALAM NOVEL KINKAKUJI, KARYA YUKIO MISHIMA; TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA.

2 1 6

Perjuangan Seorang Nelayan Miskin Untuk Mendapatkan Cinta Sejatinya Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima ; Tinjauan Psikologi Sastra.

0 1 8

konsep etika stoic tokoh Ayakura Satoko dalam novel Haru no Yuki karya Mishima Yukio.

0 0 3