Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009.
USU Repository © 2009
keagungan cinta, dalam novel ini terselubung ajaran “berani berbuat dan berani bertanggungjawab”, bahwa seseorang harus berani menentukan sikap dalam setiap
permasalahan dan tidak lari dari masalah.
2.4.2. AlurPlot
Salah satu elemen terpenting dalam membentuk sbuah karya fiksi adalah plot cerita. Dalam analisis cerpen, plot sering pula disebut dengan istilah alur. Dalam
pengertiannya yang paling umum plot atau alur dapat diartikan sebagai keseluruhan rangkaian peristiwa yang ada dalam satu cerita. Alur atau plot diartikan juga sebagai
suatu konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan dan diakibatkan dan dialami oleh para pelaku.
2.4.3. Penokohan
Sebagian besar tokoh karya fiksi adalah tokoh-tokoh rekaan. Kendati hanya rekaan atau imajinasi pengarang, masalah penokohan merupakan salah satu sarana
penting dalam membangun suatu cerita. Tokoh-tokoh tersebut bukan hanya berfungsi dalam memainkan cerita, tetapi juga berperan dalam memainkan ide, motif, plot dan
tema. Semakin berkembangnya ilmu jiwa, terutama psiko-analisa, merupakan salah satu alasan pentingnya peranan tokoh cerita sebagai bagian yang ditonjolkan oleh
pengarang. Tahap ini menguraikan latar cerita atau penokohan.
• Tahap pengenalan Yaitu dengan memperkenalkan tokoh utama yaitu Shinji yang pekerjaan
sehari-hari sebagai nelayan di pulau utajima, dan juga kebiasaan hidupnya.
Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009.
USU Repository © 2009
Lalu Hatsue anak dari pemilik kapal dan orang terkaya di desa itu, yaitu Terukichi Miyata, yang menaruh hati pada Shinji.
• Tahap penampilan masalahkonflik Ditahap ini, Shinji dan Hatsue mendapat larangan untuk berhubungan oleh
ayah Hatsue, yaitu Terujichi Miyata. Dan ditandai munculnya tokoh antagonis, yaitu Chiyoko dan Yasuo. Chiyoko adalah wanita yang menaruh simpati
terhadap Shinji, dan seorang yang terpelajar, dan Yasuo adalah seorang pemimpin sebuah perkumpulan pemuda di desa itu, yang sangat mengidam-
idamkan menjadi pendamping Hatsue. • Tahap konflik memuncak
Dalam tahap ini Shinji dan Hatsue mulai tidak mendapat simpati dari keluarga mereka, dimana mereka sudah menjadi bahan pembicaraan orang-orang di
desa itu. Shinji menjadi bahan pembicaraan oleh teman-temannya di perkumpulan pemuda dan Hatsue dimarahi oleh ayahnya dan melarang dia
untuk bertemu dengan Shinji. • Puncak keteganganklimaks
Tahap ini dimana ibu Shinji mendapat perlakuan yang arogan dari ayah Hatsue, dengan diusir dari rumahnya, dan dia merasa terhina. Shinji dimarahi
ibunya karena bergaul dengan Hatsue. • Tahap ketegangan menurun
Di sini, Shinji mendapat kesempatan untuk membuktikan bahwa dialah yang cocok menjadi pendamping Hatsue dengan keberanian dan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. • Tahap penyelesaian
Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam tahap ini, Terukichi Miyata telah memilih calon menantunya, yaitu Shinjii, yang dengan pemberitahuan kapten kapal, bahwa dia lebih baik dari
pada Yasuo, seorang penakut. Dan Terukichi memberi Shinji kesempatan untuk mempersunting anak perempuannya. Karena Shinji telah membuktikan
keberanian dala menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
2.4.4. Sudut Pandang