Perumusan masalah Ruang lingkup pembahasan Metode Penelitian

Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 Salah satunya yang mengekspresikan kebudayaan Jepang khususnya bushido yang diungkapkan Yukio Mishima dalam novel “Shiosai”. Novel ini mengangkat tentang kisah percintaan seorang pemuda nelayan miskin dengan seorang gadis kaya di sebuah desa di daerah pesisir Jepang yang terpencil. Novel Shiosai ini menceritakan tentang kehidupan asmara antara Shinji dan Hatsue, dimana Shinji adalah seorang buruh bongkar muat di kapal milik ayah Hatsue. Di sinilah muncul sebuah intrik tentang ketegaran seorang laki-laki dalam menghadapi gelombang fitnah. Berikut adalah salah satu kutipan dari novel Shiosai: “…sampai ke masalah tentang tugas-tugas tang di berikan dan dipunyai sejak zaman dulu. Jadi mereka bisa merasakan diri mereka sebagai bagian dari hidup bersama dan menemukan kepuasaan batin, walaupun beban yang dietakkan dipundaknya terasa berat namun diterima sebagai orang yang dewasa hal 21” Dari kutipan di atas, seperti dalam kehidupan samurai atau bushi, sangat menekankan pentingnya sebuah kesetiaan dalam menjalankan suatu tanggung jawab walaupun beban tugas yang diberikan cukup berat. . Menurut Situmorang dalam Wulandari 2005:13 mengatakan bahwa kesetiaan adalah kesediaan melaksanakan perintah atau keinginan orang lain dengan mengorbankan kepentingan pribadi. Hal diatas sangat menarik untuk dibahas dalam skripsi ini yaitu dengan judul, Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima.

1.2. Perumusan masalah

Masyarakat Jepang berdasarkan sejarahnya sejak jaman Bakufu sudah mengenal etika bushido. Memang, hakekat sebenarnya dari Bushido; Jalan Prajurit adalah untuk mati seperti yang tercantum dalam Hagakure, “bushi taru mono wa Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 shinu koto mitsuketari ”. Namun, makna sesungguhnya yang dapat dipetik dari kalimat tersebut adalah anugerah hidup ini hendaknya dijalani dengan sungguh-sungguh. Bekerja keras hingga berhasil adalah cita-cita luhur dari setiap manusia. Untuk meraih hal tersebut diperlukan kerja keras dan disiplin yang tinggi. Bagi para samurai, kematian dalam rangka mewujudkan kesetiaan tertinggi pada sang tuan adalah cita- cita tertinggi. Namun, bagi manusia Jepang dewasa ini kerja keras dalam rangka mewujudkan keberhasilan itulah cita-cita tertinggi. Masalah-masalah yang ingin diteliti dari penjelasan latar belakang dalam novel Shiosai karya Yukio Mishima di atas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana etika bushido direalisasikan dalam kehidupan masyarakat Jepang? 2. Bagaimana perwujudan etika bushido dalam kehidupan tokoh Shinji dalam novel shiosai?

1.3. Ruang lingkup pembahasan

Dalam penelitian ini, agar tulisan ini terarah dan teratur maka ruang lingkup pembahasan harus dibatasi. Sehubungan dengan itu maka penelitian ini menitik beratkan mengenai etika bushido yang direalisasikan dalam kehidupan masyarakat Jepang dilihat dalam dunia novel, yang berjudul Shiosai karya Yukio Mishima. Agar pembahasan atau penelitian lebih akurat, maka akan lebih dijelaskan lagi pada bab II dalam skripsi ini. 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 Bushi adalah golongan militer yang dikenal juga sebagai ahli-ahli pedang Jepang atau disebut juga Samurai. Benedict 1982 : 335 mengatakan bahwa Samurai adalah prajurit feodal yang berpedang dua. Sedangkan menurut Nurhayati 1987 : 10 samurai adalah pasukan pengikut tuan tanah penguasa setempat yang disebut Daimyo . Situmorang 1995 : 11 menjelaskan bahwa Bushi adalah kelompok petani yang dipersenjatai untuk mengabdi kepada tuannya keluarga bangsawan dalam mempertahankan eksistensi Shoen dan Kizoku tuannya yang mengakibatkan para Bushi saling berperang. Setelah Bushi berhasil menjalankan tugasnya, lama kelamaan mereka tidak bergantung lagi pada Kizoku melainkan Kizoku akhirnya bergantung pada Bushi. Sehingga kelompok Bushi ini menjadi kelompok yang disegani. Balas budi kelihatan juga dalam pandangan k shikannen publik dan privat. K = publik atau juga atasan, sedangkan shi = pribadi atau bawahan. Kepentingan pribadi harus tunduk kepada kepentingan umum, atau juga harus tunduk kepada kepentingan perusahaan, atau kepentingan bawahan harus tunduk kepada kepentingan atasan. Ketika kepentingan privat tunduk kepada kepentingan umum, disinilah adanya ch . Pada masyarakat Jepang lebih mengutamakan ch daripada k , artinya lebih mengutamakan balas budi terhadap atasan atau perusahaan daripada balas budi terhadap orang tua. Ketidakmampuan membalaskan budi inilah rasa malu yang paling besar bagi masyarakat Jepang. Bushid jalan prajurit sangatlah penting bagi setiap upaya mempelajari nilai- nilai dan etika masa Tokugawa dan masa Jepang modern. Hal ini disebabkan karena bushi atau samurai memadukan nilai-nilai budaya Jepang, dan juga baik pada masa Tokugawa maupun zaman modern, etika bushid ini telah menjadi etika nasional bangsa Jepang. Menurut Situmorang dalam Wulandari 2005:13 mengatakan bahwa Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 kesetiaan adalah kesediaan melaksanakan perintah atau keinginan orang lain dengan mengorbankan kepentingan pribadi.

1.4.2. Kerangka Teori

Menurut Soekanto 2003:27, suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan fakta, membina struktur konsep-konsep serta mengembangkan definisi-definisi yang penting untuk penelitian. Untuk memahami peristiwa-peristiwa pada zaman dahulu zaman Edo di Jepang, yang mengungkapkan kesetiaan bushi, maka penulis juga menggunakan pendekatan historis untuk melihat latar belakang sejarah ajaran bushid dalam kehidupan masyarakat Jepang serta memahami unsur-unsur sejarahnya dan juga agar penelitian ini dapat dilihat dari perspektif serta waktu terjadinya fenomena-fenomena yang diselidiki. Kevin dalam Kaelan 2005:61 berpendapat bahwa sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan, kejadian-kejadian atau fakta-fakta yang terjadi di masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Kartodirjo dalam Kaelan 2005:61 juga mengatakan bahwa ilmu sejarah adalah ilmu yang membahas peristiwa di masa lampau, yang mengungkapkan fakta mengenai apa, kapan dan di mana, serta juga menerangkan bagaimana sesuatu itu terjadi beserta sebab akibatnya. Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 Ratna 2004:65 berpendapat bahwa pendekatan historis memusatkan perhatian pada masalah bagaimana hubungannya terhadap karya yang lain, sehingga dapat diketahui kualitas unsur-unsur kesejarahannya. Benedict 1982:333 mengatakan bushid adalah perpaduan antara keadilan, keberanian, kebaikan hati, kehormatan, kesopanan, kesetiaan, dan pengendalian diri. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak moral. Menurut Ahmad Amin, etika adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia. Menurut Soegarda Poerbakawatja, etika adalah filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya bentuk perbuatan. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan code tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada; dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum common sense dinilai menyimpang dari kode etik Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial itu sendiri.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009

1.5.1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah: 1. Untuk menjelaskan etika bushido yang diungkapkan oleh Yukio Mishima dalam novel Shiosai. 2. Untuk menjelaskan kaitan antara nilai bushido dengan tokoh Shinji dalam novel karya Yukio Mishima.

1.5.2. Manfaat penelitian

1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai etika bushido dalam kehidupan masyatakat Jepang dewasa ini. 2. Untuk membahas referensi yang berkaitan dengan kebudayaan Jepang khususnya etika bushido.

1.6. Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data dengan menggunakan penelaahan kepustakaan library research, yaitu mengumpulkan bahan dari sumber-sumber yang diterapkan berupa buku-buku referensi, literature, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan sumber lain yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Metode dalam penulisan skripsi yaitu dengan metode penelitian deskriptif, yakni dengan memberi gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu Koentjaraningrat, 1976:30. Sesuai dengan tema dan permasalahan yang akan dianalisis dalam novel Shiosai, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam cakupan penelitian kualitatif dan studi literature, mengambil kutipan-kutipan yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian. Data yang digunakan untuk Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 penelitian ini adalah Novel yang berjudul Shiosai Nyanyian Laut terjemahan Max Arifin, yang diterbitkan oleh Penerbit Matahari pada tahun 2005. Sedangkan langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Menguraikan bushido sebagai suatu etika yang mencakup pengertian, asal mula, sumber-sumber dan nilai pokok dalam prinsip bushido. 2. Melakukan analisa terhadap novel Shiosai dengan mengambil kutipan-kutipan yang berhubungan dengan prinsip bushido. 3. Membuat analisis mengenai perwujudan nilai-nilai bushido dalam tokoh Shinji. Pendekatan semiotik adalah pemahaman suatu makna karya sastra melalui tanda. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa adalah sistem tanda, sign, dan tanda merupakan kesatuan antara dua aspek yang tidak terpisahkan satu sama lain, yaitu signifiant penanda adalah aspek formal atau bunyi pada tanda itu, dan signifie petanda adalah aspek kemaknaan dan konseptualnya. Media sastra adalah bahasa karena bahasa dalam sistem tanda, untuk memahami konsep makna dalam karya sastra, penelaah haruslah menguasai sistem tanda atau lambang-lambang, sistem-sistem lambang, dan proses-proses perlambangan yang ada dalam bahasa tersebut. Pemahaman terhadap esensi makna tersebut tentunya tidak hanya sekedar pemahaman terhadap struktur tekstual. Di antara segala sistem tanda, sastralah yang paling menarik dan komplek, antara lain karena satra itu sendiri merupakan eksplorasi dan perenungan terus-menerus mengenai pemberian makna dengan segala bentuknya, penafsiran pengalaman, komentar mengenai keberlakuan berbagai cara menafsirkan pengalaman, peninjauan tentang kekuasaan bahasa yang kreatif, kritik terhadap kode-kode dan proses tentang interpretasi yang terwujud dalam sastra yang mendahului. Anto Gultom : Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku, 2009. USU Repository © 2009 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP LATAR BELAKANG BUSHIDO DAN NOVEL SHIOSAI

2.1. Pengertian Bushido

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Konsep Ninjõ Dalam Novel“Totto-Chan’schildren” Karya Tetsuko Kuroyanagi Tetsuko Kuroyanagi No Sakuhin No “Totto-Chan’s Children” No Shosetsu Ni Okeru Ninjõ

8 123 98

Analisis Konsep Kazoku Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto (Banana Yoshimoto No Sakuhin Daidokoro No To Iu Shosetsu Ni Okeru Kazoku Ni Gainen No Bunseki)

7 71 54

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “1 Liter Of Tears” Karya Aya Kito Aya Kito No Sakuhin No “1 Rittoru Namida” To Iu Shosetsu Ni Okeru Shujinko No Shinrigakutekina Bunseki

4 68 81

Analisis Aspek Sosiologis Tokoh Gals Dalam Komik “Gals!” Karya Mihona Fuji = Mihona Fuji No Sakuhin No “Gals!” To Iu Manga Ni Okeru Gyaru No Shujinkou No Shakaigakuteki No Bunseki Ni Tsuite

0 59 62

Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite

3 59 89

ANALISIS AMANAT MORAL INTERAKSI ANTAR TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA YUKIO MISHIMA (Melalui Pendekatan Psikologi Sosial)

4 29 27

ZEN PADA MASYARAKAT JEPANG DALAM NOVEL KINKAKUJI, KARYA YUKIO MISHIMA; TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA.

2 1 6

Perjuangan Seorang Nelayan Miskin Untuk Mendapatkan Cinta Sejatinya Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima ; Tinjauan Psikologi Sastra.

0 1 8

konsep etika stoic tokoh Ayakura Satoko dalam novel Haru no Yuki karya Mishima Yukio.

0 0 3