77
Mika Vera Aritonang : Pengalaman Keluarga dengan Anak yang Menderita Penyakit Kronis, 2008. USU Repository © 2009
Oleh karena itu, keluarga harus siap melakukan perubahan bila anggota keluarga ada yang sakit dan jika memang perubahan itu sangat diperlukan Friedman,
1999.
d.Kekhawatiran terhadap Masa Depan Anak
Setiap keluarga akan merasa khawatir bila aggota keluarganya sakit apalagi menderita penyakit kronis. Dalam penelitian ini seluruh responden
menunjukka adanya kekhawatiran pada kondisi anak mereka. Empat orang responden menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap
masa depan anaknya jika ditanyakan tentang bagaimana harapan mereka terhadap anaknya di masa yang akan datang. Menurut peneliti kekhawatiran itu
dikarenakan penyakit kronis yang diderita oleh anak mereka merupakan penyait yang tidak data disembuhkan. Mereka juga harus siap kapan saja bila penyakit
yang diderita kambuh. Apalagi, pengobatan yang dialui cenderung tidak pasti menjamin kesembuhan maupun peningkatan kesehatan. Mereka juga was-was
kalau sewaktu-waktu anak mereka akan meninggalkan mereka seperti pengalaman dua orang responden yang kehilangan anaknya. Selain itu, ketergantungan
terhadap pengobatan membuat keluarga tidak yakin apakah anaknya mampu mengikuti sekolahnya sampai Ia dewasa kelak. Bahkan lebih jauh lagi, seorang
responden merasa takut anaknya tidka bisa menikah oleh karena penyakitnya. Penyakit kronis merupakan suatu penyakit yang penuh dengan
ketidakpastian. Meskipun banyak intervensi medis yang diberikan, kemungkinan sakit ataupun sembuh tidak dapat diprediksi dan dipastikan. Kekambuhan bisa
78
Mika Vera Aritonang : Pengalaman Keluarga dengan Anak yang Menderita Penyakit Kronis, 2008. USU Repository © 2009
terjadi kapan saja dan bila hal itu tiba, anak-anak yang menderita penyakit kronis cenderung memerlukan perawatan segera dan cepat. Keluarga juga harus siap
sedia menerima perpisahan dengan anaknyaMartini, 2008. Seorang responden memang tidak khawatir akan masa depan anaknya
karena menurutnya anaknya tetap bisa hidup normal bila sedang tidak sakit. Namun Ia menunjukkan kekhawatirannya terhadap tindakan medis yang diterima
anaknya terus menerus dan tidak menaruh harapan besar kepada anaknya. Menurut peneliti, tindakan medis yang diterima oleh anak-anak yang
menderita penyakit kronis cenderung menyakitkan. Tentu ini menimbulkan kekhawatiran pada keluarga tentang kesanggupan anak menjalani perawatan
dengan nyeri yang dialaminya. Tindakan medis yang terus-menerus sama artinya nyeri terus-menerus dirasakan anak. Hal ini membuat keluarga tidak tega melihat
kondisi anaknya sehingga haraan mereka terhadap anaknya tidaklha muluk. Mereka akan cukup senang bila anaknya keluar dari rumah sakit dan bisa kembali
ke rumah. Berdasarkan laporan Boyse 2008, anak dengan penyakit kronis akan
lebih sering mengalami hosptalisasi, pengobatan, dan kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan dengan paramedis. Beberapa perawatan akan membuat
anak-anak takut atau merasa kesakitan sehingga menimbulkan trauma pada dirinya.
Rasa takut akan akibat pengobatan yang bakal diterima anaknya, seperti kesakitan, handicap, bahkan kemungkinan meninggal, menjadi masalah utama
bagi para ibu ini. Sikap ibu yang bisa menerima kondisi anak sepenuhnya akan
79
Mika Vera Aritonang : Pengalaman Keluarga dengan Anak yang Menderita Penyakit Kronis, 2008. USU Repository © 2009
dapat berpengaruh positif pada penyesuaian diri si anak tersebut Widyawati, 2002.
Demikianlah hasil penelitian yang Peneliti lakukan melalui wawancara dengan enam orang responden tentang pengalaman keluarga dengan anak yang
menderita penyakit kronis. Pengalaman keluarga tersebut dapat dilihat secara skematis pada skema 4.1.
80
Mika Vera Aritonang : Pengalaman Keluarga dengan Anak yang Menderita Penyakit Kronis, 2008. USU Repository © 2009
SKEMA 4.1 Pengalaman Keluarga Dengan Anak Yang Menderita Penyakit Kronis
Anak yang Menderita Penyakit Kronis
Pengalaman Awal: 1. Respon Emosional
2. Membawa Anaknya ke Pengobatan di luar Medis
3. Mencari Informasi 4. Aspek Budaya
Adaptasi
Pengalaman Tanpa Akhir : 1. Stres
2. Tekanan Ekonomi 3.Gangguan Fisiologis
dan fisik 4. Pasrah dan Menunjukkan
Penerimaan Kekhawatiran
terhadap Masa Depan Anak
Pengaruh Penyakit Kronis Terhadap Keluarga:
1. Keterbatasan 2.Persaingan Saudara
Sekandung 3. Lebih Perhatian dengan
Pola Hidup dan Nutrisi Anak
81
Mika Vera Aritonang : Pengalaman Keluarga dengan Anak yang Menderita Penyakit Kronis, 2008. USU Repository © 2009
5. Mencari Bantuan dari Keluarga, Lingkungan
maupun Lembaga Terkait
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Timbulnya suatu penyakit yang kronis dalam suatu keluarga memberikan tekanan pada sistem keluarga tersebut dan menuntut adanya penyesuaian antara si
penderita sakit dan anggota keluarga yang lain Widyawati, 2002. Menurut Walsh 2008, keluarga akan menghadapi tantangan dalam menerima dan
menyesuaikan diri dengan anak-anak mereka seperti stress, perubahan pola hidup keluarga dan tekanan finansial. Selain berusaha untuk beradaptasi dengan kondisi
anak, keluarga juga berjuang untuk mampu menghadapi tekanan dalam menjalani pengobatan dan kebingungan dalam menghadapi masa depan untuk anaknya.
Dari hasil wawancara dengan responden secara langsung mengenai pengalaman keluarga dengan anak yang menderita penyakit kronis, maka peneliti
mengidentifikasikan uraian hasil wawancara tersebut dalam empat katagori, yaitu pengalaman awal mengasuh anak dengan penyakit kronis , pengalaman tanpa
akhir, dampak penyakit kronis terhadap keluarga dan kekhawatiran masa depan anak dengan penyakit kronis.
Pengalaman Awal responden meliputi: respon emosional, membawa anaknya ke pengobatan di luar medis, mencari informasi, aspek budaya.
Pengalaman tanpa akhir diidentifikasi menjadi empat bagian yaitu:stress, tekanan