Keadaan Sakit Kronis dan Perkembangan Anak

20 Mika Vera Aritonang : Pengalaman Keluarga dengan Anak yang Menderita Penyakit Kronis, 2008. USU Repository © 2009

2.2. Keadaan Sakit Kronis dan Perkembangan Anak

Penyakit kronis sangat mempengaruhi kualitas hidup dan perkembangan anak. Berdasarkan laporan Boyse 2008, anak dengan penyakit kronis akan lebih sering mengalami hosptalisasi, pengobatan, dan kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan dengan paramedis. Keadaan sakit kronis dan disabilitas fisik dapat membawa tantangan berbeda pada anak dan keluarga tergantung pada stadium perkembangan anak. Keadaan sakit kronis pada masa bayi, bersamaan dengan ketidaknyamanan fisik yang menyertai serta rutinitas, dapat menganggu kekonsistenan serta kemampuan lingkungan bayi dan anak-anak untuk dapat dipercaya, juga menghambat perkembangan kepercayaan dasar. Keadaan sakit juga dapat membawa tantangan serius kepada kesadaran akan kompetensi serta percaya diri orangtua dalam peran mereka yang baru sebagai orang tua Rudolph1999. Beberapa perawatan akan membuat anak-anak takut atau merasa kesakitan sehingga menimbulkan trauma pada dirinya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih besar dari keluarga untuk mengatasinya Boyse, 2008. Namun, dalam perkembangan stadium yang lebih lanjut, keterlibatan orangtua dalam mengelola keadaan sakit anak dapat menganggu kebutuhan anak untuk belajar berjalan atau anak yang lebih besar untuk mencapai tingkat kemandirian yang lebih tinggi dan menghambat kesadaran akan kontrol diri serta otonominya. Anak usia sekolah dan remaja juga dapat merasa khawatir karena pembatasan, kebutuhan pengobatan dan disabilitas yang terlihat nyata yang berhubungan 21 Mika Vera Aritonang : Pengalaman Keluarga dengan Anak yang Menderita Penyakit Kronis, 2008. USU Repository © 2009 dengan kondisi mereka dapat membuat mereka berbeda dari teman sebayanya dan karenanya “ tidak sempurna” serta mengganggu penerimaan mereka di dalam lingkungan teman sebaya. Keterbatasan yang dibawa oleh kondisi kronis tersebut dapat bertentangan dengan kebutuhan meningkatkan kemandirian selama masa remaja, dan hal ini dapat mengganggu hubungan dengan teman sebaya serta kemunculan identitas fisik dan seksual yang aman Rudolph, 1999. Kesulitan penyesuaian dan prilaku di antara anak yang menderita keadaan sakit kronis adalah sekitar dua kali lebih sering dibandingkan yang terdapat pada anak sehat pada semua usia. Berdasarkan penelitian yang ada Anak dengan kondisi kronis adalah yang paling mungkin menunjukkan keadaan rendah diri, ansietas, depresi serta penarikan diri secara sosial. Meskipun prevalensi dan tipe masalah penyesuaian mungkin sebagiannnya bergantung pada ciri khas setiap kondisi spesifik, kebanyakan kesulitan yang dihadapi anak serta keluarga mereka terjadi akibat tantangan yang lazim ada pada spektrum luas dari keadaan sakit Rudolph, 1999.

2.3. Reaksi Anak terhadap Hospitalisasi