Gambar 2. Penyederhanaan Model Pembelajaran Prosedur assessment meliputi: tehnik observasi, penilaian, dan
laporan individu. Observasi secara langsung merupakan cara yang terbaik untuk menilai beberapa aspek kemajuan belajar. Penggunaan
catatan anekdotal dapat dilakukan guru melalui observasi informal yang dapat menjadi sumber informasi tentang perkembangan siswa. Pendapat
dan laporan dapat dibuat oleh siswa sendiri, selain itu dapat juga menjadi sumber yang berharga dalam perkembangan pembelajaran dalam bentuk:
1 pendapat tentang penggunaan penilaian perkembangan baik individu maupun kelompok. 2 metode pelaporan memberikan keterangan secara
lengkap tentang yang dibutuhkan siswa, permasalahan, penyesuaian diri, minat, dan sikap.
39
Assessment yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan
materi kelarutan dan hasilkali kelarutan. Karena dalam pembelajaran kelarutan dan hasilkali kelarutan ini diperlukan adanya penjelasan teori
kelarutan dan hasilkali kelarutan, dan praktikum, sehingga assessment yang digunakan adalah assessment pilihan ganda dan essay, dan
assessment kinerja.
B. Penelitian yang Relevan
Diah Rusnawati, Penggunaan Penilaian Kinerja Performance Assessment
dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep PTK di SMPN I Tangerang. Skripsi Jurusan Pendidikan IPA FITK
UIN Jakarta 2006. Dalam penelitiannya mengatakan konsepsi awal dan akhir siswa terhadap konsep kandungan zat-zat pada makanan pada siklus 1 setelah
dihitung tes hasil belajar diperoleh rata-rata skor gain sebesar 31,4 dengan simpangan baku 73,4. Dan pada siklus 1 diperoleh rata-rata 39,8, serta
simpangan baku 69,0 dengan uji-t 4,9. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa siswa diajarkan dengan menggunakan pembelajaran praktikum dengan
39
Robert L. Linn Norman E. Gronlund, Measurement and Assessment…, h. 265
menggunakan penilaian kinerja siswa terdapat peningkatan yang signifikan. Maka distribusi kelas normal, dengan ini dapat dilihat dari hasil pengujian
hipotesis yang menolak Ho, yaitu terdapat peningkatan penguasaan konsep yang signifikansi antara siklus I dan siklus II.
Hasil pengujian hipotesis dengan uji-t pda taraf signifikansi 0,01 yaitu membuktikan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan penilaian
kinerja ada peningkatan signifikan dalam hal penguasaan konsep. Jika dilihat dari perolehan nilai berdasarkan distribusi frekuensi, maka didapat siklus II
lebih tinggi dari siklus I. Dari data-data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa selisih hasil belajar gain siklus I dan siklus II terdapat peningkatan
penguasaan konsep yang signifikan antara siklus I dan siklus II.
C. Kerangka Pikir
Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang baru bagi siswa, sebab mereka baru
mendapatkan materi kimia secara utuh sebagai suatu mata pelajaran pada saat memasuki jenjang Sekolah Menengah Atas SMA. Hal ini tidak menutup
kemungkinan adanya kesulitan bagi mereka dalam penguasaan konsep kimia. Kesulitan penguasaan konsep kimia ini dapat dilihat pada saat proses
pembelajaran atau pada hasil evaluasi pembelajaran. Evaluasi berperan untuk memberikan informasi tentang ada tidaknya
perubahan yang terjadi pada siswa dan seberapa besar perubahannya. Perubahan ini harus meliputi perkembangan kognitif, afektif, maupun
motorik. Untuk mengetahui perkembangan siswa, harus dilaksanakan assessment
. Assessment merupakan penilaian yang diberikan kepada siswa sebagai akibat dari hasil tes formatif, mengenai kesulitan belajar yang dialami
siswa, dan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, serta menetapkan cara mengatasi kesulitan tersebut. Penilaian dapat
dilakukan dengan cara tes dan non tes Dengan diterapkannya assessment ini, diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep kelarutan dan hasilkali
kelarutan pada siswa. Berikut gambar 3 kerangka berpikir penguasaan konsep kelarutan dan hasilkali kelarutan adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Kerangka Berpikir Penguasaan Konsep Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan
Konsep Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan
Assessment Kesulitan Belajar
Non tes Tes
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Jl. Raya Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4 Ciputat pada bulan April-Juni 2007.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang penulis inginkan,
diperlukan beberapa teknik, sebagai berikut:
1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
40
Populasi penelitian ditentukan semua murid kelas XI jurusan IPA SMA Muhammadiyah 8 Ciputat. Sedangkan sampel diambil dengan cara
purposive sample yaitu cara mengambil sampel bukan didasarkan atas strata,
random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu.
41
Dari jumlah 2 kelas XI jurusan IPA peneliti tetapkan kelas XI IPA 1 yang berjumlah 34
orang karena dibandingkan kelas XI IPA 2 dengan XI IPA 1 sebagian besar siswanya mengalami kesulitan dalam belajar kimia sehingga cocok dijadikan
sebagai kelas sampel.
C. Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti
gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli seperti Stephen Kemmis, Robin Mc. Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, Rapoport,
Dewey, dan sebagainya. Salah satu dari definisi tersebut adalah dikutip dalam
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Edisi Revisi V, h. 108-109
41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 117