c. Kuisioner pada akhir siklus
d. Assessement pada akhir sub pokok bahasan dan assessement kinerja
pada akhir siklus 2 e.
Lembar observasi lapangan guru dan siswa
E. Tehnik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1.
Wawancara, berupa wawancara dengan guru kimia dan siswa untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa dalam memahami konsep kelarutan
dan hasilkali kelarutan. 2.
Tes hasil belajar yang berupa assessment yang berkaitan dengan materi kelarutan dan hasilkali kelarutan untuk mengatahui kesulitan siswa dalam
memahami konsep kelarutan dan hasilkali kelarutan. Selain itu juga digunakan assessment kinerja untuk mengukur kemampuan siswa dalam
percobaan yang berkaitan dengan kelarutan dan hasilkali kelarutan. Penilaian hasil belajar pada soal essay ditekankan pada penguasaan
materi. Untuk menilai aspek penguasaan materi kognitif ini digunakan bentuk tes yang dapat mengukur keenam tingkatan tersebut. Kemampuan-
kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk. dikategorikan lebih terinci secara hierarkis ke dalam enam jenjang
kemampuan, yakni hafalan ingatan C
1
, pemahaman C
2
, penerapan C
3
, analisis C
4
, sintesis C
5
, dan evaluasi C
6
.
48
Assessement kinerja menggunakan hasil belajar psikomotor.
Simpson dalam Ahmad Sofyan, 2006: 23 menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan
bertindak individu. Aspek-aspek yang dapat dinilai dalam mata pelajaran sains kimia dengan merujuk pada klasifikasi domain psikimotor menurut
Trowbridge et. al yang mencakup bertindak moving, memanipulasi
48
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 h. 15
manipulating, berkomunikasi communicating, dan menciptakan creating.
49
Pemberian nilai pada soal essay umumnya didasarkan pada bobot weight yang diberikan untuk setiap butir soal. Misalnya untuk setiap butir
diberi skor dari 0 sampai dengan 10 tergantung dari tingkat kebenaran jawabannya, yaitu diberi skor 10 jika jawabannya tepat sama dengan
pendapat pemberi skor, diberi skor 5 jika jawabannya setengah benar menurut pendapat pemberi skor, diberi skor 0 jika jawabannya salah sama
sekali, dan seterusnya.
50
Berikut deskripsi pemberian skor rubrik assessement
yang berbentuk essay pada Tabel 2. Sedangkan untuk assessement
kinerja, skor diberikan berdasarkan rating scala dengan 3 rentangan 6-9, yang ditafsirkan dalam bentuk huruf sebagai berikut: A=6,
B=7, C=8, D=9. Tabel 2. Rubrik untuk assessment essay
Kriteria
Skor Menampilkan
jawaban secara
sistematis dari data
yang ada
sampai data yang dicari
Keakuratan penjabaran
rumus Ksp sesuai jumlah
ion dalam senyawa
Kesesuain dalam memasukkan data
pada rumus yang didapat
Keakuratan perhitungan
Keakuratan satuan
10
tepat tepat tepat tepat tepat
9
tepat tepat tepat tepat Kurang
tepat
8
tepat tepat tepat Kurang tepat
Kurang tepat
7
tepat tepat tepat Kurang tepat
Tidak tepat
6
Kurang tepat Kurang tepat
Kurang tepat Kurang tepat
Tidak tepat
5
Kurang tepat Kurang tepat
Kurang tepat Tidak tepat
Tidak tepat
4
Kurang tepat Tidak tepat
Tidak tepat Tidak tepat
Tidak tepat
3
Tidak tepat Tidak tepat
Tidak tepat Tidak tepat
Tidak tepat
2
Tidak tepat Tidak tepat
Tidak tepat -
-
1
Tidak tepat Tidak tepat
- -
-
Keterangan: Tepat
= Jawaban yang benar 50
49
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA…, h. 23-24
50
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA…, h. 116-117
Kurang tepat = Jawaban yang benar ± 50
Belum tepat = Jawaban yang benar 50
51
Di dalam rubrik assessment ini yang diperhatikan yaitu:1 kespesifikan jawaban yaitu menampilkan jawaban secara utuh dan
terstruktur dari data yang sudah ada sampai mencari data yang diperlukan, 2 keakuratan informasi yang diberikan yaitu ketepatan penjabaran rumus
yang diperlukan, 3 memperlihatkan pemahaman yang utuh yaitu kesingkronan antara memasukkan data pada rumus yang telah didapat, 4
keakuratan jawaban untuk soal perhitungan, 5 pemberian satuan yang tepat.
Dalam menyusun alat penilaian yang berupa soal tes ada beberapa hal yang harus ditempuh, diantaranya:
a. Menelaah kurikulum dan buku pelajaran agar dapat ditentukan lingkup
pertanyaan, terutama materi pelajaran, baik luasnya maupun kedalamanya.
b. Menyusun silabus.
c. Membuat kisi-kisi atau alat penilaian.
d. Menyusun soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
e. Membuat kunci jawaban.
Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya objektivitas hasil penelitian sangat bergantung pada
kualitas alat penelitian yang digunakan, di samping cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan berkualitas baik apabila alat penilaian
tersebut memenuhi hal berikut ini, yaitu: a.
Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan mengukur terhadap
konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang
51
Ana Ratna Wulan, Panduan Asesmen Praktikum di SMU Panduan untuk Guru Biologi
, Bandung: UPI, 2003, h. 14
seharusnya diukur.
52
Validitas yang digunakan adalah validitas internal yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-
bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.
53
Adapun yang dimaksud bagian instrumen dapat berupa butir-butir pertanyaan
dari angket atau butir-butir soal tes. Sehubungan dengan ini maka dikenal dengan adanya validasi butir dan validasi faktor. Sebuah
instrumen memiliki validitas yang tinggi apabila butir-butir yang membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi
instrumen. Dan sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila faktor-faktor yang merupakan bagian dari instrumen
tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan
para ahli. Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. Tetapi untuk memberikan
gambaran bagaimana suatu tes divalidasi dengan menggunakan validasi isi, pertimbangan para ahli tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut. Para ahli, pertama diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian
mereka diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat. Dan pada akhir perbaikan, mereka juga diminta untuk memberikan
pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur. Pertimbangan ahli tersebut biasanya juga
menyangkut, apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes.
54
Soal instrumen yang telah divalidasi isi, kemudian dilakukan pengujian validitas butir soal atau butir instrumen dilakukan dengan
52
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan
,
Jakarta
:
PT Raja Grafindo Persada
,
2007, h. 163
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 147
54
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, Yogyakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, Cetakan Pertama h. 123
menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total tes. Soal dianggap valid bila skor soal tersebut mempunyai koefisien
korelasi signifikan dengan skor total tes. Jika skor butir soal adalah kontinum skor butir 0-10 diberi
simbol X
i
dan skor total tes diberi simbol X
t
maka rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal
dengan skot total tes adalah sebagai berikut:
∑ ∑
=
2 t
2 i
t i
it
X X
X X
r r
it
= koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total
2 i
X Σ
= jumlah kuadrat deviasi skor dari X
i 2
∑
2 t
X
= jumlah kuadrat deviasi skor dari X
t 2
∑
t i
X X
= jumlah deviasi skor dari X
i
X
t 55
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
56
Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan
antara beberapa nilai misalnya 0-10 atau 0-100 atau yang berbentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya, yaitu dengan menggunakan
rumus Alpha, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Rumus Alpha:
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
=
∑
2 1
2 b
11
- 1
1 -
k k
r σ
σ
Dengan keterangan:
11
r
= reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
55
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA…, h.106
56
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 154
∑
2 b
σ = jumlah varians butir
2 1
σ = varians total
57
c. Pengujian Taraf Kesukaran
Untuk meghitung taraf kesukaran soal dari suatu tes dipergunakan rumus sebagai berikut:
58
N B
P =
Keterangan: P
= Proposi indeks kesukaran B
= jumlah siswa yang menjawab benar N
= Jumlah peserta tes Kriteria indeks kesukaran:
0,0 – 0,25 = Sukar 0,26 – 0,75 = Sedang
0,76 – 1,0 = Mudah 3.
Kuisioner, berupa lembar kisioner yang diisi oleh siswa pada saat awal siklus, akhir assessment, dan akhir siklus.
4. Observer, berupa lembar observasi yang diisi oleh observer pada saat
pembelajaran berlangsung.
F. Tehnik Analisis Data