Konsep Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan

Menurut Arifin dalam Rumansyah, 2002: 172, kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada: a. Kesulitan dalam memahami istilah. Kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pelajaran kimia. b. Kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi bersifat abstrak. c. Kesulitan Angka. Dalam pengajaran kimia siswa dituntut untuk terampil dalam rumusanoperasi matematis. Namun, sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik, siswa tidak hafal rumusan matematika yang banyak digunakan dalam perhitungan- perhitungan kimia, sehingga siswa tidak terampil dalam menggunakan operasi-operasi dasar matematika. Berdasarkan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yang bersifat abstrak, merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya, berurutan dan berkembang cepat, tidak hanya memecahkan soal, dan materinya yang sangat banyak. Kemudian dari ciri-ciri tersebut ditemukan sumber kesulitan yang siswa hadapi dalam mempelajari ilmu kimia yaitu: kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan dalam memahami konsep, dan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan.

2. Konsep Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan

Kelarutan dan hasilkali kelarutan merupakan salah satu konsep kimia yang sulit. Di dalam konsep kelarutan dan hasilkali kelarutan ini terdapat konsep dasar persamaan kimia dan konsep dasar matematika. Dengan menguasai kedua konsep ini akan mempermudah siswa dalam memahami konsep kelarutan dan hasilkali kelarutan. Ironisnya kedua konsep inilah yang sering menjadi kendala siswa dalam menyelesaikan soal-soal kelarutan dan hasilkali kelarutan. Dengan penerapan assessment diharapkan dapat mengetahui apakah terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa tentang kelarutan dan hasilkali kelarutan. Karena dalam assessment ini dapat dilihat kesulitan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kesulitan-kesulitan ini direfleksi kemudian diperbaiki dalam penelitian tindakan kelas. Materi kelarutan dan hasilkali kelarutan merupakan materi untuk kelas XI pada semester genap. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP atau disebut juga kurikulum 2006, Depdiknas hanya menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, sedangkan Indikator dan kegiatan pembelajarannya ditentukan oleh sekolah masing-masing. Berikut silabus dan uraian materi kelarutan dan hasilkali kelarutan: a. Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. 1 Kompetensi Dasar: Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasilkali kelarutan. 2 Indikator a Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut. b Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya. c Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya. d Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan. e Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya. f Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp. b. Materi Pokok Kelarutan dan Hasilkali Kelarutan 17 . Dalam pembelajaran materi ini dibagi menjadi dua siklus. Siklus pertama 17 Irfan Anshory, Kimia SMU untuk Kelas 3, Jakarta: Erlangga, 2000, h. 26-32 dibagi menjadi dua tahap dan siklus kedua dibagi menjadi tiga tahap, dengan tahap yang terakhir adalah percobaan laboratorium. Berikut materi-materi yang disampaikan dalam pembelajaran, adalah sebagai berikut: 1 Siklus 1 tahap 1 Larutan Jenuh Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi dalam pelarut. Zat pelarut adalah zat yang mendispersi komponen terlarut. 18 Partikel-partikel zat terlarut, baik berupa molekul maupun berupa ion, selalu berada dalam keadaan terhidrasi terikat oleh molekul-molekul pelarut air. Makin banyak partikel zat terlarut makin banyak pula molekul air yang diperlukan untuk menghidrasi partikel zat terlarut itu. Jika sejumlah air kita tambahkan terus-menerus zat terlarut, lama-kelamaan tercapai suatu keadaan di mana semua molekul air terpakai untuk menghidrasi partikel yang dilarutkan sehingga larutan itu tidak mampu lagi menerima zat yang ditambahkan. Kita katakan larutan itu mencapai keadaan jenuh. Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam konsentrasi maksimum tidak dapat ditambah lagi. Harga konsentrasi maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat dalam larutan disebut kelarutan solubility, dengan lambang s. Jadi, kelarutan s suatu zat adalah konsentrasi zat tersebut dalam larutan jenuh. Suatu zat tidak memiliki konsentrasi yang lebih besar dari harga kelarutannya. Elektrolit-elektrolit mempunyai harga kelarutan s yang berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, satu liter larutan dapat menampung NaCl sebagai zat terlarut maksimum 357 gram. Harga 18 Maria Suharsini, Kimia dan Kecakapan Hidup untuk SMA, Jakarta: Ganeca Exact, 2007, h. 170 kelarutan dalam satuan molar adalah 35758,5 atau 6,1 M. Kita katakan bahwa kelarutan NaCl sangat besar atau mudah larut dalam air. Sedangkan satu liter larutan hanya mampu melarutkan AgCl sebanyak 1,45 mg. Harga kelarutan AgCl adalah 0,00145143,5 atau 10 -5 M. Kita katakan bahwa kelarutan AgCl sangat kecil atau sukar larut dalam air. Dalam suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut dan ion-ion zat itu yang larut. MAs M + aq + A - aq Karena zat padat tidak mempunyai konsentrasi, maka tetapan kesetimbangan reaksi ini adalah hasilkali konsentrasi ion- ion, dan disebut hasilkali kelarutan, dengan lambang Ksp. Ksp = [ ][ ] − + A M Hubungan Kelarutan s dengan Hasilkali Kelarutan Kelarutan s dan hasilkali kelarutan Ksp sama-sama dihitung pada larutan jenuh, maka antara keduanya terdapat hubungan yang erat. AgCl → Ag + + Cl − s s s Ksp AgCl [ ][ ] - Cl Ag + s s Ksp AgCl = s x s = s 2 s = Ksp PbCl 2 → Pb 2+ + 2Cl - s s 2s 2 Ksp PbCl 2 = s x 2s 2 = 4s 3 3 4 Ksp s = Dari dua contoh di atas, hubungan antara kelarutan s dengan hasilkali kelarutan Ksp dapat disimpulkan sebagai berikut: n 1 - n s 1 - n Ksp = Keterangan: n = jumlah ion dari elektrolit s = kelarutan elektrolit dalam molar M Untuk elektrolit biner n = 2, berlaku rumus berikut: Ksp = s 2 atau Ksp s = Untuk elektrolit terner n = 3, berlaku rumus berikut: Ksp = 4s 3 atau 3 4 Ksp s = 2 Siklus 1 tahap 2 Pengaruh Ion Sejenis Jika AgCl dilarutkan dalam larutan NaCl atau larutan AgNO 3 , ternyata kelarutan AgCl dalam larutan tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan kelarutan AgCl dalam air murni. Hal ini disebabkan adanya ion sejenis yang ada dalam larutan. Ion Cl - dari NaCl atau ion Ag + dari AgNO 3 akan mempengaruhi kesetimbangan. Jadi, adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan suatu elektrolit. Makin banyak ion sejenis yang ada dalam larutan, makin kecil kelarutan elektrolit tersebut. 3 Siklus 2 tahap 1 Prakiraan Pengendapan Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan apakah elektrolit itu larut atau mengendap dalam suatu larutan. Seperti kita ketahui, larutan jenuh MA berlaku hubungan: Ksp = [ ][ ] − + A M Jika larutan itu belum jenuh MA yang larut masih sedikit, sudah tentu harga [ ][ ] − + A M lebih kecil daripada harga Ksp. Sebaliknya, jika [ ][ ] − + A M lebih besar daripada Ksp, maka hal ini berarti larutan itu lewat jenuh, sehingga MA akan mengendap. Jika [ ][ ] − + A M Ksp, larutan belum jenuh tak terjadi endapan. Jika [ ][ ] − + A M = Ksp, larutan tepat jenuh tak terjadi endapan. Jika [ ][ ] − + A M Ksp, larutan lewat jenuh elektrolit mengendap. 4 Siklus 2 tahap 2 Hubungan Ksp dengan pH Harga pH sering digunakan untuk meghitung Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan.

3. Assessment

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CORE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

11 101 131

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 45

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 36

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA HIGH DAN LOW ACHIEVERS PADA MATERI KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN BERDASARKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMA UNGGULAN KOTA PADANG.

2 11 61

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN - repository UPI S KIM 0802611 Title

0 0 3

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERINKUIRI SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN - repository UPI S KIM 0802611 Title

0 0 3

PENINGKATAN EFIKASI DIRI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA TOPIK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN - repository UPI T KIM 1402294 Title

0 0 3

PENGARUH MODEL COOPERATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN

0 0 13

Tetapan Hasilkali Kelarutan : Ksp = [Ba

0 1 54