Refleksi Tindakan
Selama pelaksanaan tahap 3 pada siklus 2 ini dapat direfleksi sebagai berikut:
a Kegiatan praktikum berjalan dengan baik, tidak ada kesulitan-
kesulitan yang berarti yang dialami siswa. Pembelajaran yang menggunakan assessment kinerja baik digunakan dalam
menggapai tujuan belajar, baik dari aspek kogitif, afektif, maupun psikomotor. Model penilaian ini dapat menumbuh kembangkan
sikap tanggung jawab setiap siswa pada kelompoknya. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama dengan melaksanakan
tugasnya masing-masing, yang kemudian data yang didapat dikumpulkan pada kelompoknya dan bersama-sama
menyelesaikan soal-soal pada LKS. b
Penguasaan konsep siswa juga meningkat, setelah pemahaman yang telah didapat kemudian dihubungkan secara langsung
dengan prakteknya. c
Assessment yang diadakan secara rutin di kelas, diberikan bukan hanya mengukur keberhasilan siswa tetapi juga untuk mengetahui
kelemahan, dan hambatan yang dialami oleh siswa. d
Peningkatan penguasaan konsep dapat dilihat dari kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh siswa semakin berkurang dari
assessment 1 sampai assessment 4, selain itu dapat juga dilihat
pada saat praktikum tidak ada kesulitan yang berarti karena ditunjang dari pemahaman materi yang telah didapat.
3. Hasil belajar
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep kelarutan dan hasilkali kelarutan melalui penerapan assessment. Hasil
assessment yang diperoleh ini dipakai untuk melihat sejauh mana kondisi
siswa dalam materi yang telah dipelajari. Informasi yang didapat pada
assessment diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.
Penguasaan konsep dapat dilihat pada hasil belajar yang terus mengalami peningkatan.
Assessment yang dilakukan secara rutin pada setiap sub pokok
bahasan materi kelarutan dan hasilkali kelarutan diberikan bukan hanya untuk mengukur keberhasilan siswa, tetapi juga untuk mengetahui
kelemahan, dan hambatan yang dialami siswa. Hasil assessment dapat menghasilkan keputusan tentang kekuatan dan kelemahan dari suatu
pembelajaran yang kemudian dikembangkan dengan maksud untuk merefleksi dan memperbaiki pada pembelajaran selanjutnya.
Pada pelaksanaan assessment yang dilakukan sebanyak lima kali yaitu empat kali assessment yang berbentuk pilihan ganda dan essay, dan
assessment kinerja dapat ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa.
Setiap siswa mempunyai kemampuan belajar yang berbeda-beda., begitu juga kesulitan dalam memahami materi. Setiap siswa berbeda-beda
kesulitannya walaupun ada beberapa siswa yang mendapat nilai yang sama. Secara umum kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dari
assessment 1 sampai dengan assessment 4 adalah sama, tetapi sedikit-
sedikit kesulitan itu berkurang pada setiap assessment-nya. Berikut kesulitan-kesulitan yang banyak dialami siswa, yaitu: 1 penguraian suatu
senyawa, 2 penurunan rumus berdasarkan senyawa pada larutan, 3 perhitungan-perhitungan kimia, 4 pemberian satuan yang tepat. Kesulitan
yang dialami siswa ini sesuai dengan pendapat Arifin dalam Rumansyah, 2002: 172 yaitu bahwa kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia
dapat bersumber pada: memahami istilah kimia, memahami konsep kimia, dan kesulitan angka.
Peningkatan penguasaan konsep kelarutan dan hasilkali kelarutan, selain dari kesulitan yang alami siswa dalam memahami materi berkurang,
peningkatan penguasaan juga dapat dilihat dari hasil assessment yang mengalami peningkatan. Pada assessment 1 rata-rata nilai kelas yaitu 64,56
dengan siswa yang nilainya dibawah nilai SKBM yaitu 65, adalah
berjumlah 14 siswa. Kemudian pada assessment 2 rata-rata nilai kelas meningkat menjadi 71,12 dengan siswa yang nilai dibawah SKBM ada 13
siswa. Pada assessment 3 terus mengalami peningkatan nilai dengan rata- rata 72,12 dengan siswa yang mendapat nilai dibawah SKBM yaitu
menurun menjadi 7 siswa. Dan assessment 4 sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah SKBM dengan rata-rata nilai 82,26.
Peningkatan ini akan lebih lengkap lagi apabila dilakukan penilaian yang memperhatikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Salah satu
assessment yang mencakup ketiga ranah ini yaitu dengan menerapkan
assessment kinerja. Hasil assessment kinerja yang dilaksanakan ternyata
tidak ditemukan kesulitan yang berarti. Hal ini didukung oleh assessment yang telah diterapkan sebelumnya sehingga pemahaman siswa tentang
kelarutan dan hasilkali kelarutan semakin utuh. Dari assessment kinerja diperoleh rata-rata nilai kelas mencapai 86,70. Hal ini berarti dengan
pelaksanaan assessment secara rutin akan meningkatkan penguasaan konsep siswa.
4. Hasil kuisioner akhir siklus