BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Jl. Raya Dewi Sartika Gg. Nangka No. 4 Ciputat pada bulan April-Juni 2007.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang penulis inginkan,
diperlukan beberapa teknik, sebagai berikut:
1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
2. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
40
Populasi penelitian ditentukan semua murid kelas XI jurusan IPA SMA Muhammadiyah 8 Ciputat. Sedangkan sampel diambil dengan cara
purposive sample yaitu cara mengambil sampel bukan didasarkan atas strata,
random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu.
41
Dari jumlah 2 kelas XI jurusan IPA peneliti tetapkan kelas XI IPA 1 yang berjumlah 34
orang karena dibandingkan kelas XI IPA 2 dengan XI IPA 1 sebagian besar siswanya mengalami kesulitan dalam belajar kimia sehingga cocok dijadikan
sebagai kelas sampel.
C. Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti
gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli seperti Stephen Kemmis, Robin Mc. Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, Rapoport,
Dewey, dan sebagainya. Salah satu dari definisi tersebut adalah dikutip dalam
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Edisi Revisi V, h. 108-109
41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 117
D. Hopkins dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide To Classroom Research
, Bristol. PA. Menyatakan bahwa Action Research adalah: ...a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in asocial
including educational situation in order to improve the rationality and justice of a their own social or educational practices, b their understanding
of these practces, and c the situations in which practices are carried out.
42
...penelitian tindakan adalah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu termasuk pendidikan untuk
meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a kegiatan praktik sosial atau pendidikan mereka, b pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan
praktek pendidikan ini, c situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
43
Pengertian PTK atau Class-room Action Research CAR adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek- praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur cyclical yang terdiri dari 4 tahap:
Gambar 4. Kajian berdaur 4 tahap PTK Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan terhadap proses serta hasil tindakan tadi, biasanya muncul permasalahan baru sehingga perlu dilakukan
42
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research, Jakarta: Depdikbud, 1999, hal. 6-7
43
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Rosdakarya, 2006, hal. 11
MERENCANAKAN MELAKUKAN TINDAKAN
MEREFLEKSI MENGAMATI
perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang, serta diikuti pula refleksi ulang. Keempat fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK biasa
digambarkan dengan sebuah spiral PTK seperti ditunjukkan dalam Gambar 5 berikut:
Gambar 5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas adaptasi dari Hopkins, 1993, hl.48.
44
PTK dapat dilakukan untuk menyelesaikan bermacam-macam permasalahan yang muncul di dalam kelassekolah. Sebagai contoh, seorang
guru mungkin menghadapi berbagai permasalahan dalam pelaksanaan tugas- tugasnya dari hari ke hari seperti meningkatkan motivasi belajar murid,
44
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk: guru, Bandung: CV. Yrama Widya, 2006, h. 31
Identifikasi Masalah
Perecanaan
Aksi Refleksi
Observasi
Perencanaan Ulang
Refleksi Obervasi
Aksi
menerapkan berbagai macam metode pembelajaran, mengembangkan kegiatan laboratorium, mengembangkan bentuk pekerjaan rumah, mengembangan
bentuk-bentuk karya ilmiah, mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam assessment pencapaian murid, menerapkan berbagai pendekatan untuk
memenuhi kebutuhan individual murid yang berbeda-beda, dan sebagainya.
45
Sebelum pelaksanaan, tim PTK perlu melakukan berbagai persiapan sehingga semua komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik.
Langkah-langkah persiapan yang perlu diempuh adalah: 1 membuat skenario pembelajaran. 2 mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan di kelas. 3 mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan. 4 melakukan simulasi
pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. Jika semua tindakan persiapan telah rampung, maka skenario tindakan
perbaikan yang telah direncanakan itu dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan tindakan pokok
dalam siklus PTK, dan sebagaimana telah diisyaratkan di atas, pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga dibarengi dengan kegiatan observasi
dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Dalam hal pelaksanaan PTK dilakukan secara kolaboratif, maka
pelaksanaan observasi perlu dilakukan dalam 3 fase kegiatan yaitu:
46
i pertemuan perencanaan, ii pelaksanaan observasi kelas, iii pembahasan
balikan. Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan bersama untuk untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan menyamakan
persepsi antara observer pengamat dan observee yang diamati mengenai fokus, kriteria atau kerangka pikir interpretasi di samping teknik observasi
termasuk perekaman hasil observasi yang akan digunakan. Fokus observasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik incar dalam pelaksanaan observasi.
Dalam rangka PTK, fokus observasi dibatasi pada sasaran-sasaran tertentu yang diprioritaskan dalam kerangka pikir tindakan perbaikan yang
45
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas…, h. 4
46
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas…, h. 53
tengah digelar dalam sesuatu siklus PTK. Sebagaimana telah ditekankan sebelumnya, kehadiran pengamat mitra berperan melengkapi amatan aktor
pelaksana tindakan perbaikan. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan observasi adalah kerangka pikir yang digunakan dalam menafsirkan makna
dari berbagai fakta yang terekam sebagai indikator dari berbagai gejala yang diharapkan terjadi sebagai perwujudkan dari proses danatau dampak dari
tindakan perbaikan yang diimplementasikan. Beberapa kriteria observasi dalam rangka PTK adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan proses pembelajaran
a Peningkatan frekuensi danatau kualitas siswa dalam interaksi belajar-
mengajar. b
Peningkatan perhatian siswa terhadap guru c
Peningkatan ketepatan siswa dalam mengikuti kelas 2.
Peningkatan hasil belajar a
Peningkatan perasaan ingin tahu siswa b
Peningkatan siswa dalam mengerjakan latihan soal yang diberikan. c
Peningkatan hasil assessment yang diberikan. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dapat berwujud:
47
1. Pedoman pengamatan
Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilaksanakan
dengan pedoman pengamatan format, daftar, cek, catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam
kelas, alat perekam elektronik atau pemetaan kelas. 2.
Pedoman wawancara Untuk memperoleh data dan atau informasi yang lebih rinci dan untuk
melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukan wawancara kepada guru, siswa, kepala sekolah dan fasilitator yang berkolaborasi.
3. Angket atau kuisioner
47
Herawati Susilo dan Kisyani Laksono, “Implementasi Penelitian Tindakan Kelas”, dari www.ekofeum.or.id
, 5 November 2007
4. Pedoman pengkajian data dokumen
Dokumen yang dikaji dapat berupa: daftar hadir, silabus, hasil karya peserta didik, hasil karya guru, arsip, lembar kerja, dll.
5. Tes dan assessment alternatif
6. Pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap,
bakat, dan lainnya dapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal awal atau hasil belajar dengan berbagai prosedur assessment.
Untuk dapat melakukan secara efektif pengambilan keputusan sebelum, selama, dan setelah sesuatu program pembelajaran dilaksanakan,
guru sebagai pelaksana PTK, melakukan refleksi dalam arti merenungkan secara intens apa yang telah terjadi dan tidak terjadi, mengapa segala sesuatu
terjadi danatau tidak terjadi, serta menjajangi alernatif-alternatif solusi yang perlu dikaji, dipilih, dan dilaksanakan untuk dapat mewujudkan apa yang
dikehendaki.
D. Rancangan Desain Penelitian