BAB III PROFIL FRONT PEMBELA ISLAM FPI
A. Latar Belakang Berdiri Front Pembela Islam FPI
1. Sejarah Kelahiran FPI
Front Pembela Islam atau yang lebih dikenal dengan FPI
54
dideklarasikan pada
17 Agustus 1998
24 Rabiu al-Tsani 1419 H di halaman Pondok Pesantren
Al-Um ,  Kampung  Utan,
Ciputat ,
Jakarta Selatan,  oleh  sejumlah  Habaib,  Ulama,
Mubaligh  dan  Aktivis  Muslim  dan  disaksikan  ratusan  santri  yang  berasal  dari daerah
Jabodetabek . Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden
Soeharto  mundur  dari  jabatannya,  karena  pada  saat  pemerintahan  orde  baru, presiden  tidak  mentoleransi  tindakan  ekstrimis  dalam  bentuk  apapun.  FPI  pun
berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam. Organisasi  ini  dibentuk  dengan  tujuan  menjadi  wadah  kerja  sama  antara
ulama dan umat dalam menegakkan amar maruf dan nahi munkar  di setiap aspek kehidupan.  Latar  belakang  didirikan  FPI  terdiri  dari  beberapa  poin  dasar
sebagaimana diklaim oleh organisasi tersebut antara lain: 1.
Adanya  penderitaan  panjang  umat  Islam  di Indonesia
karena  lemahnya kontrol  sosial  penguasa  sipil  maupun  militer  akibat  banyaknya
53
Wawancara  dengan  A.  Sobri  Lubis  Sekjen  FPI,  Petamburan,  Jakarta,  Kamis,  11 Febuari 2010.
54
Selanjutnya akan disingkat FPI
pelanggaran  HAM  hak  asasi  manusia  yang  dilakukan  oleh  oknum penguasa.
2. Adanya  kemungkaran  dan  kemaksiatan  yang  semakin  merajalela  di
seluruh sektor kehidupan. 3.
Adanya  kewajiban  untuk  menjaga  dan  mempertahankan  harkat  dan martabat Islam serta umat Islam.
Pada  tahun 2002
,  saat  tablig  akbar  dalam  rangka  ulang  tahun  FPI  yang juga  dihadiri  oleh  mantan
Menteri  Agama yang  telah  menjadi
terdakwa kasus
korupsi Dana  Abadi  Umat
DAU, Said  Agil  Husin  Al-Munawar
,  FPI  menuntut agar  syariat  Islam  dimasukkan  pada  pasal  29  UUD  45  yang  berbunyi,  Negara
berdasarkan  Ketuhanan  Yang  Maha  Esa  dengan  menambahkan  kewajiban menjalankan  syariat  Islam  bagi  pemeluk-pemeluknya  pada  amandemen  UUD
1945  yang  sedang  dibahas  di  MPR  Majlis  Permusyawaratan  Rakyat  sambil membawa spanduk bertuliskan Syariat Islam atau Disintegrasi Bangsa.
Namun Anggota Dewan Penasihat Asosiasi Ilmu Politik Indonesia AIPI
, Dr.  J.  Soedjati  Djiwandono,  berpendapat  bahwa  dimasukkannya  tujuh  kata
Piagam  Jakarta  ke  dalam  UUD  1945  yang  diamandemen,  justru  dikhawatirkan akan memecah belah kesatuan bangsa dan negara, mengingat karekteristik bangsa
yang  majemuk.  Pembentukan  organisasi  yang  berdasarkan  syariat  Islam  dan bukan  Pancasila  inilah  yang  kemudian  menjadi  wacana  pemerintah  Indonesia
untuk membubarkan ormas Islam yang bermasalah di tahun 2006
. 2. Visi dan Misi FPI
Sesuai dengan latar belakang berdiriannya, FPI mempunyai sudut pandang yang menjadi kerangka berfikir organisasi  visi , bahwa penegakan amar maruf
nahi  munkar adalah  satu-satunya  solusi  untuk  menjauhkan  kezholiman  dan
kemunkaran.  Tanpa  penegakan  amar  maruf  nahi  munkar,  mustahil  kezholiman dan kemunkaran akan sirna dari kehidupan umat manusia di dunia.
FPI  bermaksud  menegakkan  amar  maruf  nahi  munkar  secara  kâffah  di segenap  sektor  kehidupan  dengan  tujuan  menciptakan  umat  sholihat  yang  hidup
dalam  baldatun  thoyyibatun  dengan  limpahan  keberkahan  dan  keridhoan  Allah Azza wa Jalla
. Inilah misi FPI. Jadi, Visi Misi FPI adalah penegakan amar maruf nahi munkar
untuk penerapan Syariat Islam secara kâffah. 3.Struktur Organisasi
Front Pembela Islam  FPI  adalah organisasi massa yang menjadi wadah kerjasama Ulama dan Umat Islam dalam menegakkan amar maruf nahi munkar.
FPI bukan cabang dari salah satu organisasi massa ormas yang ada atau pernah ada di dunia. FPI tidak berafiliasi ke organisasi sosial politik orsospol mana pun.
FPI  adalah  organisasi  internasional  dengan  konsentrasi  perjuangan  dakwah  di Indonesia,  karena  negara  Indonesia  merupakan  negara  berpenduduk  muslim
terbesar dan terluas di dunia. Karenanya, FPI berkedudukan dan berkantor pusat di Petamburan, Jakarta
Pusat,  dengan  wilayah-wilayah  dan  cabang-cabang  di  Propinsi,  Kabupaten
Kotamadya,  dan  Kecamatan  di  seluruh  Indonesia,  serta  perwakilan  di  seluruh Dunia.
a. Struktur organisasi FPI
1. Dewan Pimpinan Pusat DPP di tingkat Pusat. 2. Dewan Pimpinan Daerah DPD di tingkat Propinsi.
3. Dewan Pimpinan Wilayah DPW di tingkat Kabupaten dan Kotamadya.
4. Dewan Pimpinan Cabang DPC di tingkat Kecamatan. 5. Pos Komando Posko di tingkat Kelurahan.
6. Dewan Perwakilan Front  DPF  di luar negeri. Sedang struktur kepemimpinan FPI tersusun dalam dua komponen
pimpinan, yaitu: 1.
Majelis  Syura;  Majelis  Syura  Dewan  Tertinggi  Front  yang dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu seorang Sekretaris. Ketua
Majelis  Syura  dalam  melaksanakan  tugasnya  didampingi  lima Wakil  Ketua  yang  masing-masing  adalah  Ketua  Dewan  Tinggi
Front. 2.
Majelis  Tanfidzi;  Sedang  Majelis  Tanfidzi  di  tingkat  Daerah Wilayah  Cabang dipimpin oleh seorang Ketua yang dibantu oleh
beberapa Wakil Ketua
dan seorang Sekretaris serta seorang Bendahara.
b. Dewan Tinggi Front
1. Dewan Syariat 2. Dewan Kehormatan
3. Dewan Pembina 4. Dewan Penasihat
5. Dewan Pengawas
c. 12 Departemen
1. Departemen Agama membidangi ibadah, dawah dan fatwa.
2. Departemen Luar Negeri membidangi urusan luar negeri.
3. Departemen Dalam Negeri membidangi urusan dalam negeri.
4. Departemen
Bela  Negara  dan  Jihad  membidangi  pertahanan, keamanan dan Jihad.
5. Departemen  Sosial,  Politik,  Hukum  dan  HAM  membidangi  sosial,
politik, hukum dan Hak Asasi Manusia. 6.
Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan  membidangi  pendidikan dan kebudayaan.
7. Departemen EKUIN membidangi ekonomi, keuangan dan industri.
8. Departemen Riset dan Teknologi membidangi riset dan teknologi.
9. Departemen Pangan membidangi pertanian dan peternakan.
10. Departemen  Kesra  membidangi  pembangunan  lingkungan  dan
kesehatan. 11.
Departemen  Penerangan  membidangi  urusan  penerangan  dan kehumasan.
12. Departemen  Kewanitaan  membidangi  urusan  wanita  dan  anak-
anak.
B. Dakwah dan Aksi Lapangan FPI