Hukum Dakwah Islam Ruang Lingkup Dakwah 1. Pengertian Dakwah

ruang, dan waktu. Media massa yang dimaksud adalah televisi. Kemampuannya melipat jarak, ruang, dan waktu ditambah dengan kekuatan audio-visual membuat aktivitas dakwah menjadi lebih masif dan komprehensif.

2. Hukum Dakwah Islam

Dalam sejarah Islam, yang boleh kita katakan sejarah perkembangan dakwah dalam agama Islam semenjak zaman Nabi Muhammad Saw 19 , Ismail Yakub mengatakan dakwah itu sudah menjadi tugas umat Islam sejak turun surat An-Nahl ayat 125 20 yang berbunyi:  234 5  7 8 + 91 : ; - ,- =8 3 ? 4 7 ,- =8 AB 0C 2 Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. QS. 16: 125 19 TK. Ismail Yakub, “Dakwah Islam dan Kepastian Hukum : Aturan Permainan Itu Sudah Ada” Yogyakarta: Prima Duta, 1983, Cet. Ke-1, hal. 101. 20 Al-Qur’an dan Terjemah, hal. 421. Kata ud’u yang artinya diterjemahkan dengan “serulah” atau “ajaklah” adalah fiil amr, yang menurut aturan ushul fiqih menjadi wajib hukumnya selama belum ada ketentuan lainnya yang dapat menggantikan hukum tersebut. Sebagaimana dijelaskan Prof. H.M. Toha Yahya Omar, MA: ”…setiap fiil amr menjadi perintah wajib yang harus dipatuhi selama tidak ada dalil- dalil lain yang memalingkannya dari wajib itu kepada “sunnat” dan lainnya .” 21 Dari beberapa kutipan dalil di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa dakwah merupakan kewajiban bagi setiap individu untuk menyerukan kebenaran agama Islam dan mengajak masyarakat di manapun mereka berada menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT siroth al-mustakim. M. Natsir mengatakan bahwa: “Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi, yaitu keyakinan atau aqidah dan sesuatu yang diamalkan atau alamiah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan implementasi dari aqidah itu sendiri. Islam adalah agama risalah untuk manusia keseluruhan. Umat Islam adalah pendukung amanah untuk melaksanakan risalah dengan dakwah baik kepada umat yang sama maupun kepada umat yang lain, ataupun selaku perseorangan maupun kolektif, di tempat manapun ia berada, menurut kemampuan masing-masing.” 22 Kewajiban berdakwah ini tentunya bukan tanpa maksud dan tujuan. Menurut Sayyid Qutub, bahwa tujuan dakwah adalah mengenal Allah SWT dan mengesakan-Nya tauhid 23 bila manusia memiliki landasan tauhid yang kuat, maka implementasi dari sikap tauhid tersebut adalah bagaimana mengaplikasikan ke dalam aspek tata kehidupan. 21 H. M. Toha Yahya Omar, ”Islam dan Dakwah,” Jakarta: PT. AL-MAWARDI PRIMA,2004, Cet. Ke-1, hal. 71. 22 M. Natsir, “Fiqhudh Dakwah,” Jakarta: Media Dakwah, 1983, Cet. Ke-4, h. 110. 23 Sayyid Qutub, Ma’lim Fi Thoriq Kairo : Dasar al-Syuruq 1979.

3. Unsur-unsur Dakwah