Dasar Keharaman Judi Pengaturan perjudian dan kuis SMS dalam tata hukum

Maka Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menjawab pertanyaan tentang khamar dan judi bahwa pada keduanya itu terdapat dosa besar seperti hilangnya keseimbangan, gangguan kesehatan, penipuan, kebohongan, perolehan harta tanpa hak, dan benih permusuhan. Serta beberapa manfaat duniawi bagi segelintir manusia seperti keuntungan materi, kesenangan sementara dan ketersediaan lapangan kerja. 24 b. Al – qur’an surat al – Maidah ayat 90 yang berbunyi:                 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan ”. Q.S.Al-Maidah 5: 90 Dalam ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya minuman yang memabukkan, semua jenis- jenis perjudian, berkorban untuk berhala yang dijadikan untuk sembahyang, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan najis dan menjijikkan. Kata rijs keji dalam ayat ini meliputi perkara yang menjijikkan secara hissi konkret seperti bangkai dan minuman, atau yang berbentuk maknawi abstrak seperti berjudi. 25 c. Al – qur’an surat al – Maidah ayat 91 yang mengatakan: 24 M. Quraish Shihab. Tafsir Al- Mishbah Pesan, Kesan, dan keserasian Al- Qur‟an. Vol. 1 Jakarta: Lentera Hati. 2002. h. 467 25 Ibid, Vol. 3 h. 192                       Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu. ” Q.S.Al-Maidah5: 91 Melalui ayat ini dipahami bahawa perjudian termasuk pada perbuatan yang bisa menimbulkan suatu perselisihan antara dua pihak yang bermain, serta dapat menghalanginya untuk beribadah dan mengingat Allah SWT. Dalam tafsir al – mishbah, Quraish shihab menerangkan bahwa sesungguhnya syitan itu hanya bermaksud mendorong dan menggambarkan kesenangan dan kelezatan melalui khamar dan perjudian untuk menimbulkan suatu permusuhan bahkan kebencian dengan cara memperindah keduanya. Serta disamping dampak buruk tersebut, setan melalui kedua hal tersebut mencoba untuk menghalangi kamu dari mengingat Allah baik dengan hati, lidah , maupun perbuatan. 26

2. Dasar Keharaman Kuis SMS

Perdebatan mengenai dasar dari pada keharaman kuis SMS belum diketahui oleh masyarakat. Hal ini karena para ulama dan Ahli hukum berbeda pandangan tentang 26 Ibid. h. 194 menentukan apakah kuis SMS itu dapat dikatakan sebagai sebuah perjudian model baru, ataukah kuis SMS ini hanya sebuah permainan biasa yang tidak terdapat unsur judi. Perbedaan pandangan para ulama mengenai pembentukan hukum baru atas permasalahan yang belum ada nashnya, mendorong para ulama kontemporer untuk melakukan ijtihad dalam menetapkan hukum tersebut. Seperti yang di ungkapkan dalam satu qaidah fiqih yaitu: “ Berubahnya beberapa hukum karena perubahan waktu tidak diingkari” Qoidah ini menerangkan bahwa sebuah hukum itu akan berubah sesuai dengan berubahnya zaman dan perubahan tersebut itu tidak bisa diingkari oleh manusia. Maksudnya bahwa ketentuan hukum hasil ijtihad baik yang melalui jalur qiyas atau pertimbangan kemaslahatan, itu didasarkan pada waktu berlakunya hukum tersebut. 28 Oleh karena itu dalam penetapan hukumnya harus dilihat terlebih dahulu nash - nash yang sudah mengatur mengenai hukum perjudian dikhususkan pada hukum kuis SMS apakah masih relevan untuk dipakai sebagai dasar hukum. Salah satu prinsip yang telah di tetapkan dalam Islam adalah bahwa jika Islam mengaharamkan sesuatu maka ia juga mengharamkan segala perantara yang mengarah pada yang diharamkan tersebut dan 27 Ahmad Sudirman Abbas, Sejarah Qawaid Fiqhiyyah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, h.52 28 Wahbah Az- zuhaili. Konsep Darurat Dalam Hukum Islam Studi Banding dengan Hukum Positif, Jakarta: Gaya Media Pratama. h. 51