koperasi yang dikelola oleh pesantren mengalami pengembangan kegiatan, seperti  kerjasama  dengan  Bank  Bukopin  untuk  membentuk  Swamitra
Syariah  Koperasi  Pondok  Pesantren  Al-Barokah.  Dampaknya  tentu  saja akan  kembali  pada  poin  pertama  yaitu  meningkatnya  segmentasi  dan
konsumen kegiatan Kesalehan Sosial yang dilaksanakan.
3. Terjadi  penambahan  keterlibatan  subjek  pada  media  yang  melaksanakan
kegiatan Kesalehan Sosial. Pengembangan  usaha  yang  terjadi  melalui  kegiatan  Kesalehan
Sosial  secara  otomatis  akan  menambah  personil  sebagai  pengelola  usaha baru  itu.  Bertambahnya  tenaga  kerja  yang  terlibat  dalam  kegiatan
Kesalehan  Sosial  dianggap  sebagai  peningkatan  atas  program  Kesalehan Sosial yang telah dijalankan.
C.   Analisa Data
Keberadaan  tarekat  menurut  sebagian  orang  dianggap  sebagai  solusi alternatif bagi masalah  yang mereka hadapi. Keikutsertaan diri menjadi ikhwan
TQN  dapat  didasari  oleh  keinginan  sendiri  atau  karena  ajakan  orang  lain. Sebagai  sebuah  bagian  dari  tasawuf  yang  melembaga,  TQN  tidak  akan  lepas
dari  wilayah  sosial,  karena  salah  satu  tujuan  tarekat  adalah  terbentuknya persaudaraan sufi sufi brotherhood. Wilayah sosial itulah  yang menyebabkan
pertemanan  kental  yang  terikat  oleh  satu  tujuan  yang  sama  yaitu  kalimat  yang
biasa  mereka  ucapkan  dalam  bentuk  do’a  “Ilahi  anta  maqshudi  wa  ridhaka mathlubi athini mahabbataka wa marifataka
Ya Tuhanku, hanya Engkau-lah yang kumaksud, dan keridhaan-Mu yang kucari. berilah kemampuan untuk bisa
mencintai-Mu dan marifat kepadamu. Keberadaan  TQN  dengan  sistem  perwakilan  menjadikan  TQN
mempunyai cabang di hampir setiap kota di Indonesia, salah satunya  yaitu di Bogor  yang  versi  TQN  nya  berada  dalam  naungan  Yayasan  Serba  Bakti
Pondok Pesantren Suryalaya. Ritual  TQN  di  Kecamatan  Ciomas  Bogor  terletak  dibeberapa  mesjid
dan  sebuah  pesantren.  Namun  tempat  yang  nyata-nyata  menyebutkan  diri sebagai tempat TQN berada di Pondok Pesantren Al-Barokah yang terletak di
Jl.  Cikoneng  No.33  Kelurahan  Pagelaran  Kecamatan  Ciomas  Kabupaten Bogor.
Bagi  sebagian  masyarakat  TQN  dianggap  organisasi  yang  eksklusif dan kurang bersosialisasi dengan masyarakat  luar. Hal itu disadari betul oleh
para ikhwan karena metode dzikir TQN belum tentu diterima dengan baik di lingkungan  non  TQN.  Seperti  halnya  TQN  di  tempat  lain,  ritual  tarekat  ini
didominasi oleh amalan dzikir yaitu dzikir jahar dan dzikir khafi. Namun  kekurangan  yang  dimiliki  TQN  tersebut  justru  menjadi
tantangan tersendiri untuk mereka agar dapat mengimplementasikan apa yang telah mereka pelajari di TQN menjadi Kesalehan Sosial yang bermanfaat bagi
para ikhwan maupun masyarakat sekitar. Para ikhwan TQN di Kecamatan Ciomas mempunyai tingkat ekonomi
rata-rata  menengah  ke  bawah.  Keberadaan  TQN  dianggap  potensial  bagi
mereka untuk berbuat sesuatu bagi perubahan tingkat ekonomi tersebut karena secara individu mereka tidak akan mampu membuat usaha besar karena tidak
menguasai alat-alat produksi. Akhirnya dengan  kesadaran  kolektif collective conscience
para  ikhwan,  mereka  sepakat  untuk  membentuk  sebuah  usaha yang berwujud koperasi.
Koperasi  yang  dijalankan  oleh  para  ikhwan  adalah  koperasi  dalam bidang  jasa  angkutan  dimana  para  pemodal  sepakat  untuk  membeli  angkot
yang hasilnya nanti akan digunakan untuk memperbanyak unit angkot sampai akhirnya  masing-masing  penanam  modal  dapat  memiliki  angkot  sendiri.
Selain itu Koperasi Pondok Pesantren Al-Barokah ini juga menjalin kerjasama dengan  Bank  Bukopin  untuk  membuka  divisi  syariah  yang  saat  ini  bernama
Swamitra  Syariah  Koperasi  Pondok  Pesantren  Al-Barokah.  Dari  bank  inilah para  ikhwan  TQN  dapat  berbuat  lebih  banyak  untuk  memperbaiki  interaksi
mereka  dengan  masyarakat,  apalagi  saat  ini  sudah  ditambah  dengan  layanan pembayaran  rekening  listrik  dan  telepon  online  se-Jawa  yang  menjadikan
mereka lebih banyak berhadapan dengan masyarakat. Program  TQN  di  Ciomas  juga  diperkuat  dengan  lembaga  pesantren
yang bergerak
dalam  bidang  pendidikan non-formal
yang  tetap mempertahankan khas TQN yaitu mendominasi ritual dengan dzikir.
Lalu  bagaimana  kaitannya  keberadaan  TQN  dan  kegiatan-kegiatan yang dilakukannya terhadap peningkatan Kesalehan Sosial ikhwan ?,
Kegiatan-kegiatan  TQN  di  Kecamatan  Ciomas  memang  tidak  bisa menjangkau  semua  wilayah  Kesalehan  Sosial.  Dari  delapan  wilayah  sosial
yang  telah  dijelaskan  para  BAB  II,  hanya  enam  wilayah  yang  dianggap
terpenuhi.  Untuk tiga  wilayah  sosial pertama  yaitu Kesalehan  Sosial  sebagai pemantapan  akidah,  ibadah,  dan  akhlak,  TQN  memegang  peranan  penting
dalam mengontrol pusat perilaku manusia yaitu hati. Dalam pandangan tarekat diyakini  bahwa  dengan  hati  yang  tentram  lebih  berpotensi  untuk  melakukan
Kesalehan  Sosial  baik  dalam  skala  kecil  maupun  besar.  Pemantapan  akidah dilakukan  dengan  talqin,  yaitu  proses  menghujamkan  kalimah  Laa  Ilaaha
Illallah sehingga  dapat  stabil  dengan  akidahnya.  Pemantapan  ibadah
dilakukan  dengan  melaksanakan  program-program  temporal  baik  harian, mingguan,  maupun  bulanan  yang  telah  diatur  dalam  TQN.  Di  samping  itu,
sebagai  salah  satu  tarekat  mu’tabarah,  TQN  tidak  mengesampingkan  syariat dimana  segala  ibadah  baik  mahdhah  maupun  ghair  mahdhah  tetap  menjadi
bagian  yang  integral  dalam  eksistensi  TQN.  Sedangkan  pemantapan  akhlak dilakukan  dengan  program  Inabah  dan  wejangan-wejangan  yang  dikenal
dengan istilah Tanbih. Untuk  wilayah  sosial  yang  keempat  yaitu  Kesalehan  Sosial  dalam
kehidupan  bermasyarakat  dilakukan  dengan  aktifnya  Pondok  Pesantren  Al- Barokah sebagai pendidikan non-formal bagi masyarakat sekitar.
Wilayah  sosial  dalam  hal  politik  dilakukan  dengan  mengedepankan musyawarah  sesama  ikhwan  dalam  mencapai  sebuah  konsensus  untuk
mensukseskan program-program TQN. Wilayah  sosial  dalam  bidang  ekonomi  dilakukan  dengan  membuka
kegiatan-kegiatan  yang  profit  oriented  seperti  koperasi  usaha  angkutan  dan bekerjasama  dengan  Bank  Bukopin  untuk  membuka  divisi  syariah  yang
bernama Swamitra Syariah Koperasi Pondok Pesantren Al-Barokah. Bagi para
ikhwan diuntungkan  karena  terlibat  sebagai  karyawan  dalam  unit  usaha,
sedangkan  bagi  masyarakat  luas  diuntungkan  dengan  layanan  kegiatan tersebut.
Program pendidikan dan sektor usaha  yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren  Al-Barokah  dapat  dikatakan  sebagai  Kesalehan  Sosial,  karena
memenuhi syarat indikator Kesalehan Sosial pada BAB II yaitu : 1.
Tidak menyekutukan Allah, hal ini terjadi karena pesantren dan unit usaha yang  dimiliki  Pondok  Pesantren  Al-Barokah  tidak  mentuhankan  duniawi
namun justru melakukan semuanya demi ridha Allah. 2.
Bekerja tanpa pamrih, hal ini terjadi  karena sistem kepercayaan terhadap sesama  ikhwan  menjadikan  mereka  lebih  merasa  nyaman  dan  optimal
dalam memperjuangkan kelompoknya TQN di Ciomas 3.
Bersih  dari  sikap  riya,  ujub  dan  ingin  dipuji,  hal  ini  terjadi  karena keinginan  untuk  memperbaiki  citra  TQN  yang  dianggap  inklusif  justru
menjadikan  para  ikhwan  tidak  ingin  menambah  paradigma  buruk masyarakat dengan melakukan hal-hal yang berlebihan seperti itu.
4. Mengikuti  jejak  langkah  dan  sunnah  Rasulullah  SAW,  hal  ini  terjadi
karena  semua  program  TQN  yang  diaplikasikan  dari  pusat  sampai  ke perwakilan semuanya berujung pada sunnah Rasul, dalam arti semua ritual
TQN mengikuti konsep Rasul. 5.
Mengajak  yang  ma’ruf  dan  mencegah  perbuatan  munkar,  hal  ini  terjadi karena  ajakan  perbaikan  ekonomi  ikhwan  merupakan  sesuatu  yang  baik,
sedangkan  apabila  perbaikan  ekonomi  tidak  dilakukan  dapat  berpotensi menimbulkan perbuatan munkar seperti kriminalitas.
6. Hatinya  terbuka  untuk  menerima  kebenaran,  lidahnya  terjaga,  punya
perangai  baik,  hal  ini  terjadi  karena  pembinaan  akhlak  melalui  Tanbih dilakukan  secara  simultan  baik  mingguan  maupun  bulanan  melalui
kegiatan khataman dan manaqib. 7.
Memberi manfaat kepada sesama manusia, hal ini terjadi karena pesantren dan unit usaha jelas-jelas memberi manfaat bagi sesama manusia.
8. Mementingkan kepentingan orang lain, hal ini terjadi karena tidak terjadi
ego  untuk  mengembangkan  usaha  secara  individu  dan  lebih  memilih mengembangkan usaha bersama-sama.
9. Terbinanya ukhuwah Islamiyah, hal ini terjadi karena tujuan tarekat salah
satunya membentuk persaudaraan sufi sufi brotherhood. 10.
Terwujudnya kesetiakawanan sosial berupa kasih sayang, ingin menolong dan memberi, hal ini terjadi karena kesadaran kolektif yang timbul karena
niat  ingin  merubah  taraf  ekonomi  yang  berdampak  saling  menolong  dan memberi.
Namun,  apakah  Kesalehan  Sosial  ikhwan  mengalami  peningkatan karena  kegiatan-kegiatan  itu,  jawabannya  disesuaikan  dengan  indikator  yang
telah ditetapkan yaitu : 1.
Terjadi  perluasan  objek  kegiatan  Kesalehan  Sosial, bahwasanya  kegiatan usaha  dan  pesantren  yang  dilakukan  Pondok  Pesantren  Al-Barokah  telah
berhasil  mengembangkan  segmentasi  dari  yang  tadinya  hanya  intern ikhwan
TQN menjadi dapat dirasakan pula oleh masyarakat.
2. Terjadi  pengembangan  kegiatan  dari  kegiatan  Kesalehan  Sosial
sebelumnya,  bahwasanya  dari  pembentukan  Koperasi  Pondok  Pesantren Al-Barokah  berhasil  berkembang  dari  hanya  usaha  jasa  angkutan,  lalu
berkembang melalui kerjasama dengan Bank Bukopin. 3.
Terjadi  penambahan  keterlibatan  subjek  pada  media  yang  melaksanakan kegiatan  Kesalehan  Sosial,  bahwasanya  pengembangan  usaha  Koperasi
Pondok  Pesantren  Al-Barokah  berimbas  langsung  pada  penambahan karyawan untuk mengelola usaha tersebut.
Berdasarkan  analisa  yang  telah  dilakukan  di  atas,  dengan mempertimbangkan  indikator-indikator  yang  telah  dibuat  atau  ditetapkan,
maka  hasilnya  Tarekat  Qadiriyah  Naqsabandiyah  TQN  memiliki  korelasi yang positif dalam rangka peningkatan Kesalehan Sosial ikhwan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN