3 Jadwal angsuran dana BLM paling tidak diangsur 3 kali angsuran dalam 12
bulan dengan memperhatikan siklus usaha baik pada tingkat pemanfaat maupun tingkat kelompok.
e. Penetapan Daftar Tunggu
Penetapan daftar tunggu ini apabila ada usulan kegiatan kelompok SPP yang belum di danai oleh BLM tetapi telah dianggap layak tetap dapat di danai oleh
dana bergulir. f.
Pelestarian dan Pengembangan Kegiatan Pelestarian kegiatan SPP mengacu pada ketentuan pengelolaan dana bergulir
dengan mempertimbangkan ketentuan akses BLM yang telah disepakati dalam MAD yang mencakup pelestarian kegiatan dan pengembangan kegiatan.
2.5 Evaluasi PNPM Mandiri Pedesaan Bidang Simpan Pinjam bagi Kelompok Perempuan
Pelaksanaan suatu program tidak selalu berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan tepat sasaran. Diperlukan adanya suatu kegiatan untuk mengukur
keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan. Efektifitas dan efisiensi suatu program dapat diketahui dan dapat dinilai seberapa jauh tujuan program telah tercapai
melalui kegiatan evaluasi program. Evaluasi program adalah suatu upaya pengumpulan informasi mengenai suatu
program untuk menentukan atau menilai kegunaan, keefektifan sesuatu yang didasarkan pada kriteria tertentu dari program. Hal ini juga selaras dengan pendapat
Sudjana 2006:18, evaluasi program merupakan proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan evaluasi pada pelaksanaan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Pedesaan bidang simpan pinjam bagi kelompok perempuan. Tujuan dilakukan kegiatan evaluasi
program pada PNPM Mandiri Pedesaan bidang SPP adalah untuk mengevaluasi
proses implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan PNPM-MP bidang simpan pinjam bagi kelompok perempuan di Desa Tanjungrejo
Kecamatan Wuluhan, apakah sudah sesuai dengan ketentuan program dan tepat sasaran ataukah belum. Tujuan lainnya adalah untuk mengevaluasi ketercapaian
pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan PNPM-MP bidang simpan pinjam bagi kelompok perempuan di Desa Tanjungrejo
Kecamatan Wuluhan dengan menyesuaikan target program dan realisasi program. Berdasarkan PTO PNPM Mandiri Pedesaan 2014:6, dijelaskan bahwa metode
evaluasi dalam PNPM Mandiri Pedesaan secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu metode partisipatif dan metode konvensional. Perbedaan yang terdapat pada kedua
metode ini yaitu pada metode partisipatif, evaluasi dilakukan oleh masyarakat, staf proyek dan fasilitator, sedangkan pada metode konvensional kegiatan evaluasi
dilakukan oleh para ahli eksternal. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode partisipatif karena posisi peneliti adalah sebagai masyarakat
yang melakukan kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan. Sesuai dengan PTO PNPM Mandiri Pedesaan 2014:8 peneliti dalam
melakukan penelitian evaluasi difasillitasi oleh fasilitator program untuk menentukan indikator keberhasilan yang dapat mencakup output dari suatu proses dengan
menggunakan metode sederhana yang disesuaikan dengan kondisi lokal wilayah yang menjadi objek penelitian. Pelaksanaan kegiatan evaluasi berdasarkan metode
partisipatif dapat dilaksanakan setiap waktu disesuaikan pada kebutuhan dan kesepakatan pihak-pihak yang terlibat dengan memberdayakan masyarakat. Dari
penjelasan tersebut, sudah jelas bahwa di dalam penelitian ini mengharuskan peneliti menentukan indikator keberhasilan program yang tetap sesuai dengan ketentuan
dalam program. peneliti juga diperbolehkan menggunakan metode lain yang disesuaikan dengan kondisi lokal dengan melibatkan masyarakat dalam proses
evaluasi.
Dalam ilmu evaluasi program, ada banyak model evaluasi yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Menurut pendapat Arikunto 2008:40
menyatakan bahwa meskipun antar model evaluasi yang satu dengan yang lain berbeda, namun maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau
informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang bertujuan untuk menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu
program. Ada beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu model evaluasi program yaitu Stufflebeam, Metfessel, Michael Scriven, Stakedan Glaser
Arikunto, 2008:40. Dalam penelitian evaluasi ini peneliti memilih untuk menggunakan model evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebeam.
Stufflebeam dalam Tayibnapis, 2000:14 mengartikan evaluasi sebagai proses menggambarkan, memperoleh, dan menyediakan informasi-informasi yang berguna
untuk menilai alternatif keputusan. Evaluasi dilakukan dengan melihat kepada empat
aspek yaitu aspek konteks, aspek input, aspek proses dan aspek produk. Berikut ini merupakan aspek-aspek dalam evaluasi model CIPP:
a. Context evaluation to serve planning decision evaluasi konteks
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program yang akan dilaksanakan. Menurut pendapat Widoyoko 2010:182,
evaluasi konteks merupakan penggambaran dan spesifikasi tentang lingkungan program, kebutuhan yang belum dipenuhi, karakteristik populasi dan sampel dari
individu yang dilayani dan tujuan program. Evaluasi konteks menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis, 2000:15 merupakan fokus intitusi yang
mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Dalam penelitian ini, evaluasi diarahkan pada program PNPM Mandiri Pedesaan bidang kegiatan simpan
pinjam bagi kelompok perempuan SPP. Aspek konteks yang dievaluasi adalah : 1
Tujuan program PNPM Mandiri Pedesaan bidang kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan SPP.
2 Sasaran penerima kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan SPP.
b. Input evaluation, structuring decision evaluasi Masukan
Evaluasi masukan merupakan tahap kedua dari model evaluasi CIPP. Maksud dari evaluasi masukan adalah membantu mengatur keputusan, alternatif apa yang
diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan serta bagaimana prosedur kerja program untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini evaluasi
program dikaitkan dengan kemampuan awal masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam menunjang kegiatan SPP, antara lain kemampuan lembaga dalam
menyediakan petugas pelaksana kegiatan yang tepat, pengatur dana yang handal, kader pemberdayaan yang berkualitas, dan sebagainya. Indikator input program
SPP yang dievaluasi antara lain : 1
Fasilitator kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan 2
Danaanggaran untuk program simpan pinjam bagi kelompok perempuan SPP.
c. Process evaluation, to serve implementing decisioni evaluasi proses
Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” kegiatan yang
dilakukan dalam program, “siapa” orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” kegiatan akan selesai Arikunto, 2008:47. Dalam
model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.
Indikator proses program SPP yang dievaluasi adalah : 1
Sosialisasi program kepada masyarakat desa 2
Pelaksanaan program simpan pinjam bagi kelompok perempuan SPP 3
Partisipasi masyarakat d.
Product evaluation, to serve recycling decision evaluasi produk atau hasil
Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Menurut Tayibnapis dalam Widoyoko, 2010:183 evaluasi produk diharapkan
dapat membantu dalam penetapan keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan.
Evaluasi produk merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program.
indikator dari keberhasilan program SPP di Desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan antara lain :
1 Pengembangan usaha. Hasil yang diharapkan dari adanya kegiatan SPP
tepatnya di Desa Tanjungrejo adalah penerima manfaat yaitu Rumah Tangga Miskin yang produktif dapat mengembangkan usahanya atau dapat membuka
usaha dengan pinjaman permodalan yang diberikan UPK dari dana SPP. Sehingga ibu rumah tangga dapat membantu perekonomian keluarga dan
dapat mengisi waktunya dengan kegiatan usaha yang produktif. 2
Peningkatan pendapatan .
Hasil lain yang diharapkan dari kegiatan SPP yaitu terjadi peningkatan pendapatan penerima manfaat kegiatan SPP. Kemudian
secara perlahan mereka dapat dengan mandiri meningkatkan taraf hidupnya. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa evaluasi program merupakan suatu kegiatan penilaian terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan
untuk meramalkan, memperhitungkan dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh lebih baik. Peneliti menggunakan metode partisipatif dengan
model Evaluasi CIPP dalam penelitian evaluasi pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan bidang simpan pinjam bagi kelompok
perempuan.
2.6 Kerangka Berfikir