19
kepuasan atas kebutuhan tersebut. Secara singkat kelima hirarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
a Kebutuhan fisiologis psychological needs adalah kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus, perumahan, pakaian, dan sebagainya.
b Kebutuhan keamanan safety needs adalah kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman, dan pemecatan.
c Kebutuhan sosial social needs adalah kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan, dan
perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan, dan kasih sayang.
d Kebutuhan penghargaan esteem needs adalah kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.
e Kebutuhan aktualisasi diri self actualization needs adalah kebutuhan pemenuhan
diri untuk
menggunakan potensi
diri, untuk
mengembangkan diri semaksimal mungkin, ekspresi diri, dan melakukan apa yang paling cocok dengan dirinya.
Kelima kebutuhan tersebut sangant penting dan terkait dalam bentuk tingkatan yang teratur. Satu tingkat kebutuhan menjadi kuat setelah tingkat
kebutuhan yang lebih rendah tepenuhi kepuasannya,
8. Konflik Peran
Menurut Robbins Petronilla dkk 2009:2 mendefinisikan konflik peran sebagai suatu di mana individu dihadapkan pada pengharapan peran
yang berlainan. Konflik peran muncul karena adanya ketidaksesuaian
20
antara harapan yang disampaikan pada individual di dalam organisasi dengan orang lain di dalam dan di luar organisasi Tsai dan Shis, 2005
dalam Fanani et al, 2008. Konflik peran adalah suatu gejala psikologis yang dialami oleh
anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara potensial bisa menurunkan motivasi kerja, sehingga
bisa menurunkan kinerja secara keseluruhan Tsai dan Shis, 2005 dalam Fanani et al, 2008. Konflik peran menyebabkan tuntutan pekerjaan yang
melebihi kapasitas sehingga berakibat pada sumber kesadaran atau pengertian individu yang dapat berkurang Maulana, 2012:4.
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kepuasan Kerja
Audiitor
Hasil penelitian Trisnaningsih 2001, Pardi dan Nurlayli 2007, Tranggono dan Kartika 2008 dan Fathonah dan Utami 2008
menunjukkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Apabila komitmen
organisasi auditor ditingkatkan, maka akan menyebabkan naiknya kepuasan kerja auditor. Suatu kepercayaan dan penerimaan terhadap
tujuan dan nilai dari Kantor Akuntan Publik, suatu tekad auditor untuk berusaha sungguh-sungguh demi kepentingan Kantor Akuntan Publik,
dan juga keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam Kantor
21
Akuntan tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja seorang auditor di dalam menjalankan profesinya Tranggono dan Kartika, 2008:9
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja audiitor
2. Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja Auditor