Komitmen Profesional Motivasi Kerja

17 Komitmen organisasional dibedakan menjadi dua bagian yaitu: komitmen organisasional affective yaitu komitmen organisasional yang berhubungan dengan satu pandangan profesionalisme yaitu pengabdian pada profesi, sedangkan komitmen organisasional continuance adalah komitmen organisasional yang berhubungan positif dengan pengalaman dan berhubungan negatif dengan pandangan profesionalisme kewajiban sosial Trisnaningsih 2007:10.

6. Komitmen Profesional

Komitmen professional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut Larkin, 1990. Komitmen professional yang didasari oleh, pemahaman perilaku, sikap dan orientasi professional dalam melaksanakan tugas-tugas merupakan cerminan dari norma-norma, aturan dankode etik profesinya. Norma, aturan dan perilaku berfungsi sebagai suatu mekanisme pengendalian yang akan menentukan kualitas hasil pekerjaannya. Tingkat keinginan untuk mempertahankan sikap profesionalnya tersebut antara satu auditor dengan auditor lainnya, tergantung persepsi individu masing- masing. Hal ini tentunya akan menentukan nuansa komitmen professional yang berbeda-beda Trisnaningsih, 2001: 23.

7. Motivasi Kerja

Amstrong dalam Badjuri, 2009:2 mengemukakan motivasi merupakan sesuatu atau kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu dalam cara-cara tertentu. 18 Reksohadipraja dalam Badjuri, 2009:2-3 mendefinisikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai suatu tujuan. Gouzaly 2000:257 mengelompokkan faktor-faktor motivasi menjadi dua kelompok yaitu faktor eksternal karakteristik organisasi dan faktor internal karakteristik pribadi. Faktor eksternal karakteristik organisasi yaitu: ligkungan kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, supervisi yang baik, adanya penghargaan atas prestasi, status dan tanggung jawab. Faktor internal karakteristik pribadi yaitu: tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan. Robbins Judge 2008:12 mendefinisikan motivasi motivation sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Dengan adanya motivasi dalam bekerja, maka para auditor diharapkan lebih memiliki intensitas, arah dan ketekunan sehingga tujuan organisasi serta kepuasan kerja auditor pun lebih mudah tercapai. Menurut Abraham Maslow dalam artikelnya : “A Theory of Human Motivation “, Psychological Review, 1943, menjelaskan bahwa manusia mempunyai lima tingkat kebutuhan hierarchy of needs. Kebutuhan yamg lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan 19 kepuasan atas kebutuhan tersebut. Secara singkat kelima hirarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut : a Kebutuhan fisiologis psychological needs adalah kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus, perumahan, pakaian, dan sebagainya. b Kebutuhan keamanan safety needs adalah kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman, dan pemecatan. c Kebutuhan sosial social needs adalah kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan, dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan, dan kasih sayang. d Kebutuhan penghargaan esteem needs adalah kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi. e Kebutuhan aktualisasi diri self actualization needs adalah kebutuhan pemenuhan diri untuk menggunakan potensi diri, untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin, ekspresi diri, dan melakukan apa yang paling cocok dengan dirinya. Kelima kebutuhan tersebut sangant penting dan terkait dalam bentuk tingkatan yang teratur. Satu tingkat kebutuhan menjadi kuat setelah tingkat kebutuhan yang lebih rendah tepenuhi kepuasannya,

8. Konflik Peran

Dokumen yang terkait

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157

KEPUASAN KERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DILIHAT DARI KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BANDUNG).

0 3 12

PENGARUH KOMITMEN, MENTORING, DAN KONFLIK ORGANISASIONAL-PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY dan Semarang)

0 3 76

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Survey Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik Wilayah Surakarta Dan Yogyakarta).

0 0 22

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se Eks-Karesidenan Surakarta Dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 0 8

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.

0 3 160

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, KOMITMEN PROFESIONAL, KONFLIK PERAN, MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik Semarang) - Unika Repository

0 0 17

SKRIPSI Pengaruh Komitmen Organisasional, Komitmen Profesional, Stres Kerja, Motivasi Kerja, Efektivitas Kinerja, dan Budaya Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

0 0 13

Pengaruh komitmen organisasional dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor : studi empiris pada beberapa kantor akuntan publik di Yogyakarta - USD Repository

0 0 115