22
Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha2: Komitmen profesional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja audiitor
3. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Audiitor
Hasil Penelitian Trisnaningsih 2001, Pardi dan Nurlayli 2007 dan Sarita dan Agustia 2008 motivasi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Kepuasan kerja tidak dapat dipisahkan oleh motivasi kerja yang seringkali merupakan
harapan kerja karyawan. Seseorang yang tidak termotivasi dalam bekerja tidak dapat menjalani pekerjaannya dengan sepenuh hati. Hal
inilah yang sering menjadikan seseorang tidak berhasil dalam kariernya. Gambaran yang akurat tentang hubungan ini adalah bahwa
motivasi kerja menyumbang timbulnya kepuasan kerja yang tinggi. Kepuasan kerja akan tinggi apabila keinginan dan kebutuhan karyawan
akan menjadi motivasi kerja terpenuhi. Sebaliknya, jika motivasi kerja karyawan tidak terpenuhi karyawan tidak merasa puas akan hasil
kerjanya Tranggono dan Kartika 2008:4. Dengan demikian, perumusan hipotesis untuk variabel ini adalah sebagai berikut:
Ha3: Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor
4. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja Audiitor
Penelitian yang dilakukan Agustina 2009 dan Churiyah 2011 menunjukkan bahwa konflik peran berpengaruh negatif dan signifikan
23
terhadap kepuasan kerja auditor. Hasil tersebut menunjukkan bahwa auditor yang mengalami konflik peran yang rendah cenderung akan
merasakan kepuasan kerja yang lebih tinggi Agustina, 2009:50. . Maka perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ha4: Konflik peran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.
5. Pengaruh Komitmen Organisasional, Komitmen Profesional, Motivasi Kerja dan Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja
Auditor.
Hasil penelitian Trisnaningsih 2001, Pardi dan Nurlayli 2007, Tranggono dan Kartika 2008 dan Fathonah dan Utami 2008
menunjukkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Apabila komitmen organisasi auditor
ditingkatkan, maka akan menyebabkan naiknya kepuasan kerja auditor. Suatu kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai dari
Kantor Akuntan Publik, suatu tekad auditor untuk berusaha sungguh- sungguh demi kepentingan Kantor Akuntan Publik, dan juga keinginan
untuk memelihara keanggotaan dalam Kantor Akuntan tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja seorang auditor di dalam menjalankan
profesinya Tranggono dan Kartika, 2008:9 Penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih 2001, Pardi dan
Nurlayli 2007 dan Tranggono dan Kartika 2008 menunjukkan bahwa komitmen professional berpengaruh signifikan terhadap
24
kepuasan kerja auditor. Seorang professional akan lebih senang comfortable mengasosiasikan diri mereka dengan organisasi profesi
mereka dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan mereka lebih ingin menaati norma, aturan dan kode etik profesi dalam memecahkan
masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya dan hal ini tidak ada pengecualian antara auditor wanita maupun auditor pria pada
Kantor Akuntan Publik. Norma, aturan dan kode etik ini berfungsi sebagai suatu mekanisme pengendalian yang akan menentukan kualitas
hasil kinerja auditor. Sementara itu komitmen profesional yang senantiasa terjaga secara konsisten tentunya akan membanggakan dan
akan meningkatkan kepuasan kerja pada diri seorang auditor Trisnaningsih, 2001, 21.
Hasil Penelitian Trisnaningsih 2001, Pardi dan Nurlayli 2007 dan Sarita dan Agustia 2008. Kepuasan kerja tidak dapat dipisahkan
oleh motivasi kerja yang seringkali merupakan harapan kerja karyawan. Seseorang yang tidak termotivasi dalam bekerja tidak dapat
menjalani pekerjaannya dengan sepenuh hati. Hal inilah yang sering menjadikan seseorang tidak berhasil dalam kariernya. Gambaran yang
akurat tentang hubungan ini adalah bahwa motivasi kerja menyumbang timbulnya kepuasan kerja yang tinggi. Kepuasan kerja akan tinggi
apabila keinginan dan kebutuhan karyawan akan menjadi motivasi kerja terpenuhi. Sebaliknya, jika motivasi kerja karyawan tidak
25
terpenuhi karyawan tidak merasa puas akan hasil kerjanya Tranggono dan Kartika 2008:4.
Penelitian yang dilakukan Agustina 2009 dan Churiyah 2011 menunjukkan bahwa konflik peran berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja auditor. Hasil tersebut menunjukkan bahwa auditor yang mengalami konflik peran yang rendah cenderung akan merasakan
kepuasan kerja yang lebih tinggi Agustina, 2009:50. Ha5: Pengaruh Komitmen Organisasional, Komitmen Profesional,
Motivasi Kerja dan Konflik Peran berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Kerja Auditor.
C. Hasil Penelitian Sebelumnya