Hasil Uji Asumsi Klasik

57 Tabel 4.13 menunjukkan variabel konflik peran mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja Auditor Nomor Butir Pertanyaan Pearson Corelation Sig 2- Tailed Keterangan 33 KKA1 0,633 0,000 Valid 34 KKA2 0,698 0,000 Valid 35 KKA3 0,829 0,000 Valid 36 KKA4 0,758 0,000 Valid 37 KKA5 0,589 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.12 menunjukkan variabel kepuasan kerja auditor mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. 58 Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 C 3.935 2.806 1.402 .164 TKO .220 .038 .516 5.765 .000 .655 1.528 TKP .189 .106 .158 1.783 .077 .664 1.506 TMK .045 .050 .066 .889 .376 .962 1.040 TKfP -.029 .076 -.029 -.388 .699 .969 1.033 a. Dependent Variable: TKKA Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai Variance Inflation Factor VIF disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk komitmen organisasional sebesar 0,655 serta 1,528, komitmen profesional sebesar 0,664 serta VIF 1,506, motivasi kerja sebesar 0,962 serta 1,040 dan konflik peran sebesar 0,969 serta 1,033. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. 59 Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Gambar 4.1 memperlihatkan data yang berada di sekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik maka pada uji normalitas ini juga dilengkapi dengan uji statistic, yaitu dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov K-S. Analisis ini merupakan suatu pengujian normalitas secara univariate untuk menguji keselarasan data masing-masing variabel penelitian, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal ditunjukan dengan nilai signifikansi di atas 0.05 atau 5 Ghozali, 2009:164 60 Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 120 Normal Parameters a ,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.38088543 Most Extreme Differences Absolute .054 Positive .048 Negative -.054 Kolmogorov-Smirnov Z .592 Asymp. Sig. 2-tailed .875 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data primer yang diolah Hasil pengujian normalias pada pengujian Kolmogorov- Smirnov dapat dari table 4.16 di atas menunjukkan tingkat signifikan di atas 0.05 dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.592 dan nilai probabilitas sebesar 0.875. Hal ini mengindikasikan data residual terdistribusi secara normal, karena memiliki nilai signifikansi di atas 0.05 c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. 61 Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kepuasan kerja auditor berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu komitmen organisasional, komitmen professional, motivasi kerja dan konflik peran. Gambar 4.2 menunjukkan titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak digunakan. Untuk menguatkan uji grafik, maka dilakukan uji statistik gletsjer 62 Tabel 4.17 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Gletsjer Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 C 4.316 1.705 2.531 .013 TKO -.041 .023 -.197 -1.767 .080 .655 1.528 TKP .034 .064 .059 -.535 .594 .664 1.506 TMK -.051 .030 -.155 -1.675 .097 .962 1.040 TKfP -.007 .046 -.014 -.151 .880 .969 1.032 a. Dependent Variable: abs_res Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil uji gletsjer pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi ini, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi yang lebih besar daripada 0,05 untuk setiap variabel yaitu komitmen organisasional memiliki nilai signifikansi 0,080, variabel komitmen profesional memiliki nilai signifikansi 0,594, motivasi kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,097 dan konflik peran memiliki nilai signifikansi 0,880.

4. Hasil Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157

KEPUASAN KERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DILIHAT DARI KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BANDUNG).

0 3 12

PENGARUH KOMITMEN, MENTORING, DAN KONFLIK ORGANISASIONAL-PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di DIY dan Semarang)

0 3 76

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Survey Pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik Wilayah Surakarta Dan Yogyakarta).

0 0 22

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se Eks-Karesidenan Surakarta Dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 0 8

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.

0 3 160

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, KOMITMEN PROFESIONAL, KONFLIK PERAN, MOTIVASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik Semarang) - Unika Repository

0 0 17

SKRIPSI Pengaruh Komitmen Organisasional, Komitmen Profesional, Stres Kerja, Motivasi Kerja, Efektivitas Kinerja, dan Budaya Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)

0 0 13

Pengaruh komitmen organisasional dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor : studi empiris pada beberapa kantor akuntan publik di Yogyakarta - USD Repository

0 0 115