lengkap dan apabila OJK menolak permohonan izin usaha Perusahaan Perasuransian, penolakan harus dilakukan secara tertulis dan disertai dengan
alasan penolakannya.
C. Penyelenggaraan usaha
Penataan lembaga-lembaga keuangan agar mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya masing-masing merupakan langkah awal untuk tercapainya
peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia usaha dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,
pemerataan pembangunan, dan termasuk memperluas kesempatan berusaha atau menambah lapangan pekerjaan. Untuk memperkuat pelaksanaan penyelenggaraan
perusahaan perasuransian perlu diberikan kesempatan yang luas kepada setiap pihak yang ingin melakukan usaha di bidang perasuransian tersebut yang
dilakukan secara sehat, bertanggung jawab, dan tidak mengabaikan kepentingan masyarakat pada umumnya dan kepentingan tertanggung atau pemegang polis.
Unsur-unsur penyelenggaraan usaha perasuransian yang terdapat pada UUP terdiri atas :
1. Tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan perasuransian
Bagi perusahaan perasuransian wajib menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dalam menyelenggarakan usahanya yang diatur dalam Peraturan OJK
Nomor 2POJK.052014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian. Prinsip tata kelola yang baik bagi perusahaan
perasuransian meliputi keterbukaan transparency, akuntabilitas accountability,
Universitas Sumatera Utara
pertanggungjawaban responsibility, kemandirian independency, kesetaraan dan kewajaran fairness.
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan asuransi bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan perasuransian bagi pemangku
kepentingan khususnya pemegang polis, tertanggung, peserta danatau pihak yang berhak
memperoleh manfaat,
meningkatkan pengelolaan
perusahaan perasuransian secara profesional, efektif, dan efisien, meningkatkan kepatuhan
organ perusahaan perasuransian dan dewan pengawas syariah serta jajaran di bawahnya agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi
pada etika yang tinggi, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan kesadaran atas tanggung jawab sosial perusahaan perasuransian terhadap
pemangku kepentingan maupun kelestarian lingkungan, mewujudkan perusahaan perasuransian yang lebih sehat, dapat diandalkan, amanah, dan kompetitif, dan
meningkatkan kontribusi perusahaan perasuransian dalam perekonomian nasional. Perusahaan perasuransian wajib melaksanakan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik dalam setiap pelaksanaan kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi sekurang-kurangnya harus diwujudkan dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab direksi dan dewan komisaris, pelaksanaan tugas satuan kerja dan komite yang menjalankan fungsi intern perusahaan perasuransian,
penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal, penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendali intern, penerapan kebijakan
remunerasi, rencana strategis perusahaan perasuransian, dan transparansi kondisi keuangan dan nonkeuangan perusahaan perasuransian.
Universitas Sumatera Utara
2. Syarat dan tata cara penilaian kemampuan bagi pengurus perusahaan
perasuransian Pasal 12 UUP menyebutkan anggota direksi, anggota dewan komisaris,
atau yang setara dengan anggota direksi dan anggota dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama, anggota dewan pengawas syariah,
aktuaris perusahaan, auditor internal dan pengendali setiap saat wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan. Mengenai persyaratan kemampuan dan
kepatutan diatur lebih lanjut dalam Peraturan OJK Nomor 4POJK.052013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Pada Perusahaan
Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjamin. Pihak Utama dalam perusahaan perasuransian meliputi anggota direksi, anggota
dewan komisaris, anggota dewan pengawas syariah, anggota badan perwakilan anggota, pemegang saham pengendali, tenaga ahli, dan tenaga kerja asing harus
lulus penilaian kemampuan dan kepatutan sebelum menjalankan tugas dan fungsinya yang dilakukan pada saat dicalonkan sebagai pihak utama, saat
berakhirnya jangka waktu berlakunya penetapan kelulusan hasil penilaian kemampuan dan kepatutan, atau setiap waktu dalam rangka penilaian kembali
kemampuan dan kepatutan. Penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilakukan kepada pihak yang dicalonkan sebagai pihak utama dikecualikan ketika calon
pihak utama tersebut merupakan orang yang sama pada keperiodean kepengurusan pihak utama sebelumnya.
18
3. Pengendali pada perusahaan perasuransian
18
Peraturan OJK Nomor 4POJK.052013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan
Perusahaan Penjamin.
Universitas Sumatera Utara
Pengendali adalah pihak yang secara langsung atau tidak langsung mempunyai kemampuan untuk menentukan direksi, dewan komisaris, atau yang
setara dengan direksi atau dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama danatau mempengaruhi tindakan direksi, dewan komisaris,
atau yang setara dengan direksi atau dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama. Penetapan pengendali diperlukan agar
OJK dapat menentukan pihak yang dimintai pertanggungjawaban, selain direksi dan komisaris, apabila terjadi kegagalan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
pemegang polis, tertanggung, atau peserta akibat pengaruh pihak pengendali tersebut dalam pengelolaan perusahaan. Pada perusahaan asuransi, perusahaan
asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah wajib menetapkan paling sedikit seorang pengendali tetapi ketika perusahaan
perasuransian tersebut belum menetapkan pengendali lainnya maka OJK berwenang dalam menetapkan pengendali diluar pengendali yang ditetapkan
perusahaan perasuransian. Penetapan pengendali maupun perubahan pengendali yang dilakukan oleh perusahaan perasuransian harus dilaporkan kepada OJK.
Pengendali wajib ikut bertanggung jawab atas kerugian perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, perusahaan reasuransi syariah
yang disebabkan oleh pihak dalam pengendaliannya. Ketika pihak yang ditetapkan sebagai pengendali hendak diberhentikan harus memperoleh
persetujuan dari Otoritas Keuangan. Persetujuan ini diperlukan agar pihak yang tidak lagi menjadi pengendali dipastikan tidak lagi memiliki kewajiban untuk ikut
bertanggung jawab atas kerugian perusahaan asuransi, perusahaan asuransi
Universitas Sumatera Utara
syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah yang disebabkan oleh pihak yang sebelumnya berada dalam pengendaliannya.
4. Pemegang saham pengendali
Pasal 16 UUP menjelaskan setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali pada 1 satu perusahaan asuransi jiwa, 1 satu perusahaan
asuransi umum, 1 satu perusahaan reasuransi, 1 satu perusahaan asuransi jiwa syariah, 1 satu perusahaan asuransi umum syariah, dan 1 satu perusahaan
reasuransi syariah. Namun ketentuan tersebut tidak berlaku ketika pemegang saham pengendali adalah Negara Republik Indonesia, hal ini disebabkan agar
negara dapat memiliki danatau mengendalikan lebih dari satu perusahaan dengan usaha sejenis dalam rangka menyediakan jasa asuransi bagi kelompok masyarakat
tertentu atau daerah tertentu, menjadi perintis kegiatan usaha asuransi yang belum dapat dilaksanakan oleh pihak swasta, atau menyelenggarakan kemanfaatan
umum lain yang strategis bagi masyarakat. Direktur Pengaturan Penelitian dan Pengembangan Industri Keuangan
Non Bank INKB OJK, Yusman, mengatakan ketentuan mengenai sahak pengendali mengatur bahwa setiap pihak yang dapat menjadi pemegang saham
pengendali pada satu perusahaan perasuransian sejenis, jika pemegang saham pengendali memiliki lebih dari satu perusahaan perasuransian maka wajib
menyesuaikan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian paling lama tiga tahun lamanya setelah undang-undang tersebut
diundangkan. Selain mengenai besaran saham pengendali, isu yang akan dibahas oleh OJK terkait dengan hubungan atau afiliasi antara pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Keterkaitan antara pemegang saham ini penting untuk menentukan agar pemegang saham pengendali tersebut mudah dilacak oleh regulator.
19
5. Tenaga ahli
Tenaga ahli adalah orang perseorangan yang memiliki kualifikasi danatau keahlian tertentu dan ditunjuk sebagai tenaga ahli pada perusahaan perasuransian,
dana pensiun, perusahaan pembiayaan, atau perusahaan penjamin tempatnya bekerja. Perusahaan perasuransain wajib memperkerjakan tenaga ahli dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan lini usaha yang dieselenggarakannya, dalam rangka memastikan penerapan manajemen asuransi yang baik. Perusahaan
asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah wajib memperkerjakan aktuaris dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan jenis dan lini usaha yang diselenggarakannya, untuk secara independen dan sesaui dengan strandar praktik yang berlaku mengelola dampak
keuangan dan risiko yang dihadapi perusahaan. Tenaga ahli pada perusahaan perasuransian wajib memenuhi kriteria
penilaian kemampuan dan kepatutan berdasarkan permohonan tertulis dari direksi kepada OJK. Permohonan tertulis tersebut harus disertai dokumen sebagai berikut
; daftar riwayat hidup yang dilampiri fotokopi KTP atau paspor yang masih berlaku; fotokopi NPWP; surat keterangan pengalaman bekerja; dan 2 dua
19
www.hukumonline.comberitabacalt54bdf9f8b863c8ojk-godok-aturan-saham- pengendali-di-perusahaan-asuransi diakses pada 04 Mei 2015 pukul 11:00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
lembar pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm serta surat pernyataan dari tenaga ahli.
20
6. Kerjasama perusahaan perasuransian
Perusahaan perasuransian dapat bekerja sama dengan pihak lain yang memliki izin untuk menjalankan usahanya dari pihak yang berwenang dalam
rangka memperoleh bisnis atau melaksanakannya sebagai fungsi dalam penyelenggaraan usaha perasuransian yang wajib menerapkan standar seleksi dan
akuntabilitas dalam melaksanakan kerja sama terhadap pihak lainnya. Salah satunya kerjasama yang dilakukan perusahaan perasuransian dengan pihak bank
dalam hal aktivitas pemasaran yang disebut bancassurance. Bancassurance
adalah aktivitas kerjasama antara pihak perusahaan perasuransian dengan bank dalam rangka memasarkan produk asuransi melalui
bank. Aktivitas kerjasama ini diklarifikasikan dalam 3 tiga model bisnis yaitu : referensi, kerjasama distribusi, dan integrasi produk. Bank yang melakukan
bancassurance harus mematuhi ketentuan terkait yang berlaku di bidang
perbankkan dan perasuransian, antara lain ketentuan terkait dengan manajemen risiko, rahasia bank, transparansi informasi produk, dan ketentuan otoritas
pengawas perasuransian terutama yang terkait dengan bancassurance
21
. 7.
Kesehatan keuangan perusahaan perasuransian Sesuai Pasal 19 UUP yang menyatakan bahwa dalam melakukan
penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah,
20
Pasal 9 ayat 5 Peraturan OJK Nomor 4POJK.052013 Tentang Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan
Pembiayaan, dan Perusahaan Penjamin.
21
www.ojk.go.iddl.php?i=2715 diakses pada 29 April 2015 pukul 20:20 WIB.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah wajib mematuhi ketentuan mengenai kesehatan keuangan, wajib melakukan evaluasi secara
berkala terhadap kemampuan dana asuransi atau dana tabarru’ untuk memenuhi
klaim atau kewajiban lain yang timbul dari polis, wajib merencanakan dan menerapkan metode mitigasi risiko untuk menjaga kesehatan keuangannya.
Ketentuan mengenai kesehatan keuangan perusahaan perasuransian konvensional diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53PMK.0102012 tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sedangkan untuk perusahaan perasuransian dengan prinsip syariah diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 11PMK.0102011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah.
8. Dana jaminan
Dana jaminan dibentuk untuk memberikan jaminan atas penggantian sebagian atau seluruh hak pemegang polis dalam hal perusahaan harus dilikuidasi.
Dengan demikian dana jaminan merupakan bagian dari upaya melindungi pemegang polis. Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan
reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah wajib untuk membentuk dana jaminan dalam bentuk dan jumlah yang ditetapkan oleh OJK. Dana jaminan yang
ditetapkan harus disesuakan jumlahnya dengan perkembangan usaha namum tidak kurang dari yang dipersyaratkan pada awal pendirian, tidak boleh diagunkan atau
dibebani dengan hak apapun, hanya dapat dipindahkan atau dicairkan setelah memperoleh izin dari OJK. Pada umumnya perkembangan usaha mengakibatkan
bertambahnya kewajiban perusahaan kepada pemegang polis, hal ini juga berarti
Universitas Sumatera Utara
bertambah besar hak pemegang polis yang perlu dijamin pengembaliannya jika perusahaan dilikuidasi.
9. Kekayaan dan kewajiban
Kekayaan dan kewajiban yang terkait antara hak pemegang polis dengan kekayaan dan kewajiban yang lain dari perusahaan asuransi, perusahaan asuransi
syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah wajib dipisahkan. Khusus untuk perusahaan asuransi jiwa syariah kekayaan dan
kewajiban peserta untuk keperluan saling menolong dalsam menghadapi risiko wajib dipisahkan dari kekayaan dan kewajiban peserta untuk keperluan investasi.
Untuk menginvestasikan kekayaan pemegang polis, perusahaan perasuransian wajib menerapkan prinsip kehatia-hatian dan kesesuaian antara kekayaan dan
kewajiban. Pemisahaan kekayaan dan kewajiban dilaksanakan dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara pengembangan usaha dan perlindungan
konsumen. 10.
Laporan, informasi, data, dan dokumen Perusahaan perasuransian wajib menyampaikan laporan, informasi, data,
dan dokumen kepada OJK. Penyampaian laporan tersebut dapat dilakukan melalui sistem data elektronik. Laporan yang wajib disampaikan kepada OJK antara lain
laporan keuangan, laporan kegiatan usaha, dan laporan program dukungan reasuransi otomatis. Namun laporan tertentu dan hasil analisis atas laporan
tersebut tidak dapat dibuka oleh OJK kepada pihak lain, kecuali kepada ; polisi dan jaksa untuk kepentingan penyidikan, hakim untuk kepentingan peradilan,
pejabat pajak untuk kepentingan perpajakan, Bank Indonesia untuk kepentingan
Universitas Sumatera Utara
tugasnya, atau pihak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan. Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan
reasuransi syariah wajib mengumumkan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dalam surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang beredar secara nasional dan media elektronik. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan risiko yang dihadapi perusahaan asuransi
wajib disediakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan keuangan yang telah diaudit wajib diumumkan paling lama 1 satu bulan
setelah batas waktu penyampaian laporan keuangan kepada OJK. 11.
Pialang asuransi, pialang reasuransi, dan Agen asuransi Pialang asuransi, pialang reasuransi, dan agen asuransi wajib terdaftar di
OJK dan wajib memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup serta memiliki reputasi yang baik. Tugas pialang asuransi memberi rekomendasi atau mewakili
pemegang polis dalam melakukan penutupan asuransi atau asuransi syariah danatau penyelesaian klaim. Tugas pialang reasuransi untuk memberikan
rekomendasi atau mewakili perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan, perusahaan penjaminan syariah, perusahaan reasuransi,
atau perusahaan reasuransi syariah dalam melakukan penutupan reasuransi atau reasuransi syariah danatau penyelesaian klaim. Sedangkan agen asuransi, orang
yang bekerja sendiri atau bekerja pada badan usaha yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah dan memenuhi
persyaratan untuk mewakili perusahaan asuransi tersebut dalam memasarkan produk asuransinya.
Universitas Sumatera Utara
12. Premi atau kontribusi
Premi atau kontribusi dapat dibayarkan langsung oleh pemegang polis kepada perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah atau dapat
dibayarkan melalui agen asuransi dan perusahaan pialang asuransi. Agen asuransi hanya dapat menerima pembayaran premi atau kontribusi dari pemegang polis
setelah mendapatkan persetujuan dari perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah. Premi atau kontribusi yang dibayarkan melalui agen asuransi
harus diserahkan kepada perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah dalam jangka waktu yang diatur dalam Peraturan OJK. Jika agen asuransi tidak
menyerahkan pembayaran premi atau kontribusi pemegang polis, perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah wajib bertanggung jawab atas
pembayaran klaim yang timbul. Agen berhak memperoleh imbalan jasa keperantaraan dari perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi syariah setelah
menerima premi atau kontribusi. Premi atau kontribusi dapat dibayarkan langsung oleh perusahaan asuransi
atau perusahaan asuransi syariah kepada perusahaan reasuransi atau perusahaan reasuransi syariah, atau dapat dibayarkan melalui perusahaan pialang reasuransi.
Premi atau kontribusi yang dibayar melalui perusahaan pialang asuransi atau perusahaan pialang reasuransi harus diserahkan kepada perusahaan asuransi,
perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dalam jangka waktu yang diatur dalam Peraturan OJK. Namun jika dalam
waktu yang ditentukan premi atau kontribusi yang dibayar melaui perusahaan pialang asuransi atau perusahaan pialang reasuransi tidak diserahkan kepada
Universitas Sumatera Utara
perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah maka perusahaan pialang asuransi atau perusahaan
pialang reasuransi wajib bertanggung jawab atas pembayaran klaim dan kerugian yang timbul dari berakhirnya jangka waktu tersebut. Perusahaan pialang asuransi
dan perusahaan pialang reasuransi berhak memperoleh imbalan jasa keperantaraan dari pemegang polis.
13. Penutupan asuransi
Perusahaan pialang asuransi dilarang menempatkan penutupan asuransi atau penutupan asuransi syariah pada perusahaan asuransi atau perusahaan
asuransi syariah yang merupakan afiliasi dari pialang asuransi atau perusahaan pialang asuransi yang bersangkutan. Perusahaan pialang reasuransi dilarang
menempatkan penutupan reasuransi atau penutupan reasuransi syariah pada perusahaan reasuransi atau perusahaan reasuransi syariah yang merupakan afiliasi
dari pialang reasuransi atau perusahaan pialang reasuransi yang bersangkutan. Perusahaan pialang asuransi dan perusahaan pialang reasuransi bertanggung
jawab atas tindakan pialang asuransi dan pialang reasuransi yang memberikan rekomendasi kepada pemegang polis terkait penutupan asuransi atau penutupan
reasuransi. 14.
Penanganan klaim dan keluhan Agen asuransi, pialang asuransi, pialang reasuransi, dan perusahaan
perasuransian wajib menerapkan segenap keahlian, perhatian, dan kecermatan dalam melayani atau bertransaksi dengan pemegang polis serta wajib memberikan
informasi yang benar, tidak palsu, danatau tdak menyesatkan kepada pemegang
Universitas Sumatera Utara
polis mengenai risiko, manfaat, kewajiban dan pembebanan biaya terkait dengan produk asuransi atau produk asuransi syariah yang ditawarkan. Perusahaan
asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, perusahaan reasuransi syariah, perusahaan pialang asuransi, dan perusahaan pialang
reasuransi wajib menangani klaim dan keluhan melalui proses yang cepat, sederhana, mudah diakses, dan adil. Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi
syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah dilarang melakukan tindakan yang dapat memperlambat penyelesaian atau pembayaran
klaim, atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan sehingga mengakibatkan kelambatan penyelesaian atau pembayaran klaim.
15. Kebijakan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme
Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, dan perusahaan pialang asuransi wajib menerapkan kebijakan anti pencucian uang dan pencegahan
pendanaan terorisme. Agar kebijakan anti pencuci uang dan pencegahan pendanaan terorisme perusahaan asuransi tersebut wajib mendapatkan informasi
yang cukup mengenai calon pemegang polis, tertanggung, peserta, atau pihak lain yang terkait dengan penutupan asuransi atau asuransi syariah.
D. Pembubaran, Likuidasi, dan Kepailitan