karena pertimbangan kondisi geografis daerah setempat, maka diberikan batas waktu paling lama 15 lima belas hari kerja.
45
Seluruh sumbangan wajib yang diterima dari pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas jalan sebagai tertanggung akan dipergunakan untuk
memberikan ganti kerugian kepada tertanggung apabila terjadi kecelakaan lalu lintas yang ketentuannya diatur dalam PP-KKPDKLLJ. Apabila sumbangan wajib
yang sudah terkumpul tersebut belum atau tidak dipergunakan sebagai dana kecelakaan lalu lintas maka akan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat
melalui program investasi.
C. Para Pihak yang Ditanggung oleh PT. Jasa Raharja Persero dalam Kecelakaan Lalu Lintas
Terjadinya asuransi karena adanya kesepakatan antara pihak tertanggung dan pihak penanggung, dimana pihak tertanggung membayarkan sejumlah uang
kepada pihak penanggung sebagai premi yang akan dipergunakan apabila terjadi risiko atau kecelakaan yang mengakibatkan kerugian pihak tertanggung maupun
tanggung jawab hukum pihak ketiga yang akan diderita tertanggung. Jumlah premi yang dibayarkan dihitung berdasarkan persentase terhadap nilai risiko yang
dialihkan, bukan untuk mencari keuntungan yang berlebih baik pihak penanggung maupun pihak tertanggung.
Subjek asuransi adalah pihak pihak dalam asuransi, yaitu pihak penanggung dan pihak tertanggung. Penanggung harus berstatus sebagai
45
Pasal 6 ayat 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36PMK.0102008 tentang Besar Santunan Dana dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan badan hukum yang dapat berbentuk perseroan terbatas, perusahaan perseroan, koperasi, atau usaha bersama. Tertanggung dapat berstatus sebagai
perseorangan, persekutuan, atau badan hukum, baik sebagai perusahaan ataupun bukan perusahaan. Tertanggung berstatus sebagai pemilik atau pihak
berkepentingan atas objek yang di asuransikan.
46
Objek asuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang melekat pada benda, dan sejumlah uang yang disebut premi atau ganti kerugian.
Penanggung bertujuan untuk menerima pembayaran sejumlah premi sebagai imbalan pengalihan risiko dan tertanggung bertujuan bebas dari risiko dan
memperoleh penggantian jika timbul kerugian.
47
Para pihak yang terlibat dalam ASKEP berdasarkan UU-DPWKP adalah : 1.
Pihak pemilikpengusaha alat angkutan umum, yang dapat menyebabkan kecelakaan penumpang yang berada di dalam angkutan
umum. 2.
Pihak penumpang yang sah dari alat angkutan umum, yang dapat menjadi korban kecelakaan selama dalam perjalanannya.
3. Pihak penguasa dana, yaitu pemerintah yang didelegasikan kepada PT.
Jasa Raharja Persero. Pasal 2 UU-
DPWKP menyebutkan : “hubungan hukum pertanggungan wajib kecelakaan penumpang diciptakan antara pembayar iuran dana dan
penguasa dana.” Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dipahami dari segi hukum asuransi bahwa pembayar iuran berkedudukan sebagai tertanggung dan penguasa
46
Abdulkadir Muhammad, Op.cit¸hal. 8.
47
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
dana sebagai penanggung. Penguasa dana yang berkedudukan sebagai penanggung memikul risiko kecelakaan yang mungkin dialamai oleh pembayar
iuran sebagai tertanggung. Iuran wajib tersebut berfungsi sebagai premi. Dimana pembayar premi
dalam hukum asuransi disebut sebagai tertanggung. Oleh karena itu setiap penumpang yang sah yang membayarkan iuran wajib dan yang tidak membayar
iuran wajib dikarenakan ketentuan undang-undang dikatakan sebagai pihak tertanggung.
Pengertian penumpang yang sah di dalam UU-DPWKP jo PP- KKPDPWKP dapat disimpulkan sebagai penumpang yang sah dengan memenuhi
ketentuan sebagai berikut : 1.
Membayar ongkos angkutan yang disertai dengan pembayaran iuran wajib kepada pemilikpengusaha alat angkutan umum sesuai dengan
tarif yang telah ditentukan. 2.
Membayar ongkos angkutan kepada pemilikpengusaha alat angkutan umum namun tidak disertai dengan pembayaran iuran wajib
dikarenakan ketentuan undang-undang. 3.
Menggunakan alat angkutan penumpang umum yang telah mendapatkan izin dari pemerintah sesuai dengan peruntukannya
sebagai angkutan penumpang umum. Dana yang dikumpulkan dari iuran wajib dipergunakan untuk memberikan
ganti kerugian kepada penumpang yang sah dari alat angkutan umum yang besarnya diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37PMK.0102008
Universitas Sumatera Utara
tentang Besar Santunan Dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat, SungaiDanau,
FerryPenyeberangan, Laut dan Udara, terkhususnya angkutan umum darat antar lain sebagai berikut :
1. Dalam hal korban meninggal dunia karena akibat langsung dari
kecelakaan diberikan santunan sebesar Rp25.000.000,00 Dua Puluh Lima Juta Rupiah dalam kurun waktu 365 hari setelah terjadinya
kecelakaan. 2.
Dalam hal korban mendapat cacat tetap karena akibat langsung dari kecelakaan diberikan santunan sesuai dengan persentase yang diatur di
dalam PP-DPWKP dengan jumlah maksimal sebesar Rp 25.000.000,00 Dua Puluh Lima Juta Rupiah dalam kurun waktu 365 hari setelah
terjadinya kecelakaan. 3.
Dalam hal terdapat biaya-biaya perawatan dan pengobatan dokter yang diperlukan untuk korban akibat langsung dari kecelakaan diberikan
santunan maksimal sebesar Rp10.000.000,00 Sepuluh Juta Rupiah dalam kurun waktu 365 hari setelah terjadi kecelakaan.
4. Dalam hal korban meninggal dunia yang tidak memiliki ahli waris
diberikan biaya penguburan sebesar Rp2.000.000,00 Dua Juta Rupiah.
Santunan tersebut tidak dapat diberikan karena berbagai hal. Ketentuan tersebut diatur di dalam Pasal 13 PP-KKPDPWKP yang berbunyi :
“Pertanggungan tidak menjamin hal-hal sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Jika korbanahli warisnya telah mendapat jaminan berdasarkan UU-
DKLLJ. 2.
Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan lain pada pihak korba atau ahli warisnya.
3. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban sedang :
a. Dalam keadaan mabok atau tak sadar.
b. Melakukan perbuatan kejahatan.
c. Ataupun diakibatkan oleh atau terjadi karena korban mempunyai
cacat badan atau keadaan badaniahrokhaniah luar biasa lain. 4.
Kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai hubungan dengan risiko lalu- lintas modern atau tidak langsung disebabkan oleh penggunaan alat
angkutan penumpang umum yang bersangkutan dalam fungsinya sebagai demikian, yaitu misalnya dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Kendaraan bermotor penumpang umum yang bersangkutan sedang
dipergunakan untuk turut serta dalam suatu perlombaan kecakapan atau kecepatan;
b. Kecelakaan terjadi pada waktu didekat kendaraan bermotor
penumpang umum yang bersangkutan ternyata ada akibat-akibat gempa bumi atau letusan gunung berapi, angin puyuh atau sesuatu
gejala geologi atau meteorologi lain;
c. Kecelakaan akibat dari sebab yang langsung atau tidak langsung
mempunyai hubungan dengan perang, bencana perang atau sesuatu keadaan perang lainnya, penyerbuan musuh-sekalipun Indonesia
tidak termasuk dalam negara-negara yang turut berperang- pendudukan, perang saudara, pemberontakan, huru-hara, pemogokan
dan penolakan kaum buruh uitsluiting van werklieden perbuatan sabot, perbuatan terror, kerusuhan atau kekacauan yang bersifat
politik atau bersifat lain.
d. Kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang.
e. Kecelakaan akibat dari sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan
suatu perintah, tindakan atau peraturan dari pihak Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau asing yang diambil berhubung
dengan sesuatu keadaan tersebut di atas; kecelakaan akibat dari melalaikan sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan tersebut;
f. Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan penumpang umum
yang dipakai, atau dikonfiskasi, atau direkwisisi, atau disita untuk tujuan-tujuan tindakan Angkatan Bersenjata seperti tersebut di atas;
g. Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan penumpang umum
yang khusus diapakai oleh atau untuk tujuan-tujuan tugas Angkatan Bersenjata.
h. Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat reaksi inti atom.”
Berbeda dengan UU-DPWKP yang mana pihak yang menjadi sumber penyumbang adalah penumpang dan pihak yang diancam bahaya adalah
Universitas Sumatera Utara
penumpang juga. Sedangkan dalam UU-DKLLJ yang menjadi pihak sumber penumbang adalah pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas jalan dan pihak
yang diancam bahaya adalah pengguna jalan bukan penumpang, seperti pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan pekerja perbaikan jalan raya.
48
Para pihak yang terlibat dalam Askel berdasarkan UU-DKLLJ adalah : 1.
Pihak pemilikpengusaha kendaraan bermotor, yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan.
2. Pihak pengguna jalan raya bukan penumpang, yang dapat menjadi
korban kecelakaan lalu lintas jalan. 3.
Pihak penguasa dana, yaitu pemerintah yang didelegasikan kepada PT. Jasa Raharja Persero.
Pihak pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas diwajibkan membayar sumbangan wajib dikarenakan dari segi hukum asuransi tanggung jawab
solvability insurance, pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas ikut bertanggung jawab apabila terjadi kerugian akibat kecelakaan yang ditimbulkan
oleh pengguna alat angkutan lalu lintas tersebut.
49
Sumbangan wajib tersebut berfungsi sebagai premi. Pembayar premi disebut tertanggung dalam hukum asuransi. Oleh karena itu pihak
pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas yang membayarkan sumbangan wajib dikatakan sebagai pihak tertanggung.
50
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan menjelaskan bahwa
48
Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 214
49
Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 215
50
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
korban yang berhak atas santunan adalah setiap orang yang bukan penumpang alat angkutan umum yang menjadi korban akibat kecelakaan dari pengguna alat
angkutan lalu lintas jalan serta setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor dan ditabrak, dimana pengemudi kendaraan bermotor
yang menjadi penyebab kecelakaan, termasuk dalam hal ini para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi.
Pasal 10 ayat 2 PP-KKPDKLLJ menyebutkan : “Dana diberikan dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam hal korban meninggal dunia karena akibat langsung dari kecelakaan
lalu lintas jalan dalam waktu 365 hari setelah terjadinya kecelakaan yang bersangkutan.
2. Dalam hal korban mendapat cacat tetap karena akibat langsung dari
kecelakaan yang demikian itu dalam waktu 365 hari setelah terjadinya kecelakaan yang bersangkutan. Yang diartikan dengan cacat tetap adalah
bisa sesuatu anggota badan hilang atau tidak dapat dipergunakan sama sekali dan tidak dapat sembuhpulih untuk selamalamanya.
3. Dalam hal ada biaya-biaya perawatan dan pengobatan dokter yang
diperlukan untuk korban karena akibat langsung dari kecelakaan yang demikian itu yang dikeluarkan dari hari pertama setelah terjadinya
kecelakaan, selama waktu paling lama 365 hari. Biaya-biaya perawatan dan pengobatan dokter tersebut meliputi semua
biaya-biaya : pertolongan pertama pada kecelakaan, honorarium dokter, alat-alat pembalut dan obat-obat atas resep dokter, perawatan dalam rumah
sakit, photo rontgen, pembedahan, dan lain-lain yang diperlukan menurut pendapat dokter untuk penyembuhan korban, kecuali jumlah pembayaran
untuk membeli anggota-anggota badan buatan; seperti kakitangan buatan, gigimata palsu, dan lain-lain sebagainya.
4. Dalam hal korban mati tidak mempunyai ahli waris, kepada yang
menyelenggarakan penguburannya diberikan penggantian biaya-biaya penguburan.
Nilai santunan yang dibayarkan bagi korban kecelakaan lalu lintas jalan
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 36PMK.0102008 tentang Besar Santunan Dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Jumlah nilai santunan yang diberikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
korban berbeda beda seperti; bagi korban yang meninggal dunia sebesar Rp 25.000.000,00 Dua Puluh Lima Juta Rupiah, bagi korban yang mengalami cacat
tetap diberikan santunan maksimal sebesar Rp 25.000.000,00 Dua Puluh Lima Juta Rupiah, bagi korban yang memerlukan biaya perawatan diberikan santunan
maksimal sebesar Rp 10.000.000,00 Sepuluh Juta Rupiah dan bagi korban yang tidak memiliki ahli waris diberikan biaya penguburan sebesar Rp 2.000.000 Dua
Juta Rupiah. Santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas jalan tidak dapat diberikan
karena berbagai hal. Ketentuan mengenai hal tersebut diatur dalam Pasal 13 PP- KKPDKLLJ yang berbunyi :
“Hak atas pembayaran dana dinyatakan tidak ada, dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Jika korbanahli warisnya telah mendapat jaminan berdasarkan UU-
DPWKP. 2.
Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan lain pada pihak korban atau ahli warisnya.
3. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban sedang :
a. Dalam keadaan mabuk atau tak sadar.
b. Melakukan perbuatan kejahatan.
c. Ataupun diakibatkan oleh atau terjadi karena korban mempunyai
cacat badan atau keadaan badaniahrokhaniah luar biasa lain. 4.
Kecelakaan yang terjadi tidak langsung disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor atau kereta api yang bersangkutan dalam fungsinya
sebagai alat angkutan lalu lintas jalan, yaitu misalnya dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Alat angkutan lalu lintas jalan yang bersangkutan sedang
dipergunakan untuk turut serta dalam sesuatu perlombaan kecakapan atau kecepatan.
b. Kecelakaan terjadi pada waktu didekat alat angkutan lalu lintas jalan
yang bersangkutan ternyata ada akibat-akibat gempa bumi atau letusan gunung berapi, angin puyuh atau sesuatu gejala geologi atau
meteorologi lainnya.
c. Kecelakaan, akibat dari sebab yang langsung atau tidak langsung
mempunyai hubungan dengan perang, bencana perang atau sesuatu keadaan perang lainnya, penyerbuan musuh sekalipun Indonesia
tidak termasuk dalam negara-negara yang turut berperang-
Universitas Sumatera Utara
pendudukkan, perang
saudara, pemberontakan,
huru-hara, pemogokan dan penolakan kaum buruh uitsluiting van werklieden,
perbuatan sabot, perbuatan terror, kerusuhan atau kekacauan yang bersifat politik atau bersifat lain.
d. Kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang.
e. Kecelakaan akibat dari sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan
sesuatu perintah, tindakan atau peraturan dari pihak Agkatan Bersenjata Republik Indonesia atau asing yang diambil berhubung
dengan sesuatu keadaan tersebut diatas; kecelakaan akibat dari melalaikan sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan tersebut.
f. Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan lalu lintas jalan
yang dipakai, atau di-konfiskasi atau direkwisisi, atau disita untuk tujuan-tujuan tindakan Angkatan Bersenjata seperti tersebut diatas.
g. Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat reaksi inti atom.”
D. Kedudukan Ahli Waris Dalam Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan