Pendirian Usaha PENGATURAN ASURANSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40

penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama pemegang polis, tertanggung, atau peserta. Perusahaan pialang reasuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha pialang reasuransi yaitu usaha jasa konsultasi danatau keperantaraan dalam penempatan reasuransi atau penempatan reasuransi syariah serta penangangan penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan, perusahaan penjaminan syariah, perusahaan reasuransi atau perusahaan reasuransi syariah yang melakukan penempatan reasuransi atau reasuransi syariah. Perusahaan penilai kerugian asuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha penilaian kerugian asuransi yaitu usaha jasa penilaian klaim danatau jasa konsultasi atas objek asuransi. Ruang lingkup usaha asuransi umum, asuransi jiwa, asuransi umum syariah, dan asuransi jiwa syariah dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berupa penambahan manfaat yang besarnya didasarkan pada hasil pengelolaan dana dengan ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan OJK. Hal ini tercantum dalam Pasal 5 UUP.

B. Pendirian Usaha

1. Bentuk Badan Hukum Perusahaan Perasuransian Menurut R. Subekti pengertian badan hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat, atau menggugat Universitas Sumatera Utara di depan hakim. Sedangkan menurut Rochmat Soemitro badan hukum ialah suatu badan yang dapat mempunyai harta, hak serta kewajiban seperti orang pribadi. 15 Badan hukum memiliki beberapa bentuk, di antaranya adalah perseroan terbatas, koperasi, dan yayasan. Bentuk perusahaan perasuransian di Indonesia saat ini termuat dalam Pasal 6 ayat 1 UUP berbunyi “Bentuk badan hukum penyelenggara usaha perasuransian adalah : perseroan terbatas, koperasi, atau usaha bersama yang telah ada pada saat undang- undang ini diundangkan” dan usaha bersama tersebut dinyatakan sebagai badan hukum berdasarkan undang- undang dan ketentuan lebih lanjut mengenai badan hukum usaha bersama diatur dalam peraturan pemerintah. Perusahaan perasuransian paling banyak ditemukan di Indonesia adalah berbentuk perseroan terbatas, seperti PT. Asuransi Jiwasraya, PT. Asuransi ABRI ASABRI, PT. Asuransi Ekspor Indonesia ASEI, PT. Asuransi Jasa Indonesia JASINDO, PT. Asuransi Jasa Raharja, PT. Askrindo, PT. Reasuransi Umum Indonesia RUI, PT. Taspen Persero. Pihak yang bermaksud menyelenggarakan usaha asuransi berbentuk badan hukum usaha bersama baru didorong untuk menjadi berbentuk koperasi dengan pertimbangan kejelasan tata kelola dan prinsip usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam undang-undang paling lama tiga tahun. 16 Permasalahan yang terjadi kepada perusahaan asuransi yang berbentuk badan hukum usaha bersama pernah terjadi terhadap Asuransi Jiwa Bersama AJB Bumiputera 1912. Hal ini dikarenakan adanya putusan 15 www.jurnalhukum.compengertian-badan-hukum diakses pada 27 April 2015 pukul 10:04 WIB 16 www.ojk.go.id siaran pers undang-undang perasuransian baru akan percepat perkembangan industri asuransi diakses pada 27 April 2015 pukul 10:57 WIB Universitas Sumatera Utara Mahkamah Konstitusi terhadap bentuk badan hukum usaha bersama di bidang perasuransian yang bertentangan dengan Pasal 28D 1 UUD 1945 yang menimbulkan perlakuan yang tidak sama di hadapan hukum karena perusahaan asuransi yang berbadan hukum perseroan dan koperasi telah memperoleh kepastian hukum dengan adanya undang-undang yang mengatur khusus untuk itu. 17 2. Perizinan usaha Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak berwenang atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang pengusaha atau suatu perusahaan. Agar kegiatan usaha berjalan dengan lancar, maka setiap perusahaan wajib mengurus dan memiliki izin usaha dari instansi pemerintah yang sesuai dengan jenis bidang usahanya. Perizinan usaha dalam mendirikan suatu perusahaan sangatlah penting sebab izin usaha yang diperoleh merupakan langkah awal dalam mendirikan suatu perusahaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti cacat administrasi. Begitu juga dalam hal pendirian usaha perasuransian dimana proses untuk mendirikan usaha peransuransian tersebut memerlukan izin yang didapatkan dari OJK. Persyaratan mengenai izin usaha perasuransian diatur dalam UUP dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. Dalam memperoleh izin usaha tersebut terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi mengenai : 17 www.kompasiana.compostread6461091badan-hukum-usaha-bersama-mutual- pasca-putusan-mahkamah-konstitusi.html diakses pada 27 April 2015 pukul 11:16 WIB Universitas Sumatera Utara a Anggaran dasar Unsur-unsur yang harus terdapat dalam anggaran dasar suatu perusahaan perasuransian meliputi maksud dan tujuan pendirian suatu perusahaan hanya untuk menjalankan salah satu jenis usaha perasuransian serta perusahaan tidak memberikan pinjaman kepada pemengang saham. Pada anggaran dasar juga harus dinyatakan secara tegas jenis usaha perasuransian apa yang akan dijalankan dan harus dibuat dihadapan notaris. b Susunan organisasi Susunan organisasi perusahaan perasuransian sekurang-kurangnya meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut : 1 Bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi, yaitu fungsi pengelolaan risiko,fungsi pengelolaan keuangan, dan fungsi pelayanan. 2 Bagi perusahaan pialang asuransi dan perusahaan reasuransi, yaitu fungsi pengelolaan keuangan dan fungsi pelayanan. 3 Bagi perusahaan agen asuransi, perusahaan penilai kerugian asuransi, dan perusahaan konsultan aktuaria, yaitu fungsi teknis sesuai dengan bidang jasa yang diselenggarakannya. c Modal disetor Persyaratan modal yang disetor bagi perusahaan asuransi sebesar Rp100.000.000.000,00 seratus miliar rupiah dan modal yang disetor bagi perusahaan reasuransi sebesar Rp200.000.000.000,00 dua ratus miliar Universitas Sumatera Utara rupiah. Namun jika dalam suatu pendirian perusahaan perasuransian, kepemilikan saham pihak asing melalui penyertaan langsung paling banyak 80 delapan puluh per seratus. d Dana jaminan Dana jaminan adalah kekayaan perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah yang merupakan jaminan terakhir dalam rangka melindungi kepentingan pemegang polis, tertanggung, atau peserta dalam hal perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dilikuidasi. Dana jaminan perusahaan perasuransian ditetapkan oleh OJK dalam bentuk dan jumlah yang harus sesuai dengan perkembangan usaha dengan ketentuan tidak kurang dari yang dipersyaratkan pada awal pendirian. Dana jaminan ini dilarang untuk diagunkan ataupun dibebani dengan hak-hak apa pun tetapi dapat dipindahkan atau dicairkan hanya setelah mendapat persetujuan dari OJK. e Kepemilikan Kepemilikan perusahaan perasuransian di Indonesia diatur dalam Pasal 7 UUP berisi perusahaan perasuransian hanya dapat dimiliki oleh warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia yang secara langsung atau tidak langsung sepenuhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia bersama-sama dengan warga negara asing atau badan hukum asing yang merupakan perusahaan perasuransian yang memiliki usaha sejenis atau perusahaan Universitas Sumatera Utara induk yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang usaha perasuransian yang sejenis. Warga negara asing yang dapat menjadi pemilik perusahaan perasuransian hanya melalui transaksi di bursa efek. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria badan hukum asing dan kepemilikan badan hukum asing dalam perusahaan perasuransian diatur dalam peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian menyatakan bahwa perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dimungkinkan untuk melakukan perubahan kepemilikan melampaui batas kepemilikan sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat 2 pada saat pendirian perusahaan, kepemilikan saham pihak asing melalui penyertaan lanngsung dalam perusahaan perasuransian paling banyak 80 delapan puluh per seratus. Namun tidak mengubah ketentuan jumlah modal yang telah disetor oleh pihak Indonesia. Setiap perubahan atas kepemilikan perusahaan perasuransian harus dilaporkan kepada menteri keuangan. f Kelayakan dan kepatutan pemegang saham dan pengendali g Kemampuan dan kepatutan direksi dan dewan komisaris atau yang setara dengan direksi dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama, dewan pengawas syariah, aktuaris perusahaan, dan auditor internal Universitas Sumatera Utara Setiap anggota dewan komisaris dan pengurus perusahaan perasuransian tidak boleh pernah melakukan tindakan tercela di bidang perasuransian dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perasuransian dan perekonomian, serta memiliki akhlak dan moral yang baik. Sekurang-kurangnya setengah dari jumlah anggota pengurus harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang penggelolaan risiko. Pengurus diluar jabatan komisaris tidak diperkenankan untuk merangkap jabatan pada perusahaan lain. h Tenaga ahli Memperkerjakan tenaga ahli harus sesuai dengan bidang usahanya dalam jumlah yang memadai untuk mengelolah kegiatan usahanya. Pengelolaan perusahaan perasuransian ini sekurang-kurangnya harus didukung dengan sistem pengembangan sumber daya manusia, sistem administrasi, dan sistem pengelolaan data. i Kelayakan rencana kerja j Kelayakan sistem manajemen risiko k Produk yang akan dipasarkan l Perikatan dengan pihak terafiliasi apabila ada dan kebijakan pengalihan sebagian fungsi dalam penyelenggaraan usaha m Infrastruktur penyiapan dan penyampaian laporan kepada OJK n Konfirmasi dari otoritas pengawas di negara asal pihak asing, dalam hal terdapat penyertaan langsung pihak asing; dan Universitas Sumatera Utara o Hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha yang sehat. Setelah seluruh persyaratan untuk memperoleh izin usaha perusahaan perasuransian tersebut dipenuhi barulah izin usaha dapat dimiliki oleh setiap perusahaan perasuransian dan dapat menjalankan usahanya. Namun ada ketentuan khusus mengenai izin usaha pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah yang di atur dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426KMK.062003 Tentang Perizinan Usaha dan Kelembangaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Pasal 4 ayat 3 yang menyatakan pendirian atau konversi perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah harus menyampaikan bukti pendukung bahwa tenaga ahli yang dipekerjakan memiliki keahlian di bidang asuransi dan atau ekonomi syariah, bukti pengesahan Dewan Syariah Nasional tentang penunjukan anggota Dewan Pengawas Syariah Perusahaan, bukti pengesahan Dewan Pengawas Syariah Perusahaan atas produk asuransi yang akan dipasarkan, pedoman pelaksanaan manajemen keuangan sesuai syariah yang sekurang-kurangnya mengatur mengenai penempatan investasi baik batasan jenis maupun jumlah, pedoman penyelenggaraan usaha sesuai syariah yang sekurang-kurangnya mengatur mengenai penyebaran risiko, bukti pemenuhan persyaratan sebagaimana bagi konversi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah. Penyetujuan atau penolakan izin usaha Perusahaan Perasuransian oleh OJK paling lama 30 tiga puluh hari kerja sejak permohonan diterima secara Universitas Sumatera Utara lengkap dan apabila OJK menolak permohonan izin usaha Perusahaan Perasuransian, penolakan harus dilakukan secara tertulis dan disertai dengan alasan penolakannya.

C. Penyelenggaraan usaha

Dokumen yang terkait

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

2 53 98

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

8 76 98

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 5

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 1

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 14

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 32

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 3

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 1 11

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 8

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 11