penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama pemegang polis, tertanggung, atau peserta.
Perusahaan pialang reasuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha pialang reasuransi yaitu usaha jasa konsultasi danatau keperantaraan dalam
penempatan reasuransi atau penempatan reasuransi syariah serta penangangan penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas nama perusahaan
asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan, perusahaan penjaminan syariah, perusahaan reasuransi atau perusahaan reasuransi syariah
yang melakukan penempatan reasuransi atau reasuransi syariah. Perusahaan penilai kerugian asuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha penilaian kerugian
asuransi yaitu usaha jasa penilaian klaim danatau jasa konsultasi atas objek asuransi.
Ruang lingkup usaha asuransi umum, asuransi jiwa, asuransi umum syariah, dan asuransi jiwa syariah dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang berupa penambahan manfaat yang besarnya didasarkan pada hasil pengelolaan dana dengan ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan OJK.
Hal ini tercantum dalam Pasal 5 UUP.
B. Pendirian Usaha
1. Bentuk Badan Hukum Perusahaan Perasuransian
Menurut R. Subekti pengertian badan hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti
seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat, atau menggugat
Universitas Sumatera Utara
di depan hakim. Sedangkan menurut Rochmat Soemitro badan hukum ialah suatu badan yang dapat mempunyai harta, hak serta kewajiban seperti orang pribadi.
15
Badan hukum memiliki beberapa bentuk, di antaranya adalah perseroan terbatas, koperasi, dan yayasan. Bentuk perusahaan perasuransian di Indonesia
saat ini termuat dalam Pasal 6 ayat 1 UUP berbunyi “Bentuk badan hukum penyelenggara usaha perasuransian adalah : perseroan terbatas, koperasi, atau
usaha bersama yang telah ada pada saat undang- undang ini diundangkan” dan
usaha bersama tersebut dinyatakan sebagai badan hukum berdasarkan undang- undang dan ketentuan lebih lanjut mengenai badan hukum usaha bersama diatur
dalam peraturan pemerintah. Perusahaan perasuransian paling banyak ditemukan di Indonesia adalah berbentuk perseroan terbatas, seperti PT. Asuransi Jiwasraya,
PT. Asuransi ABRI ASABRI, PT. Asuransi Ekspor Indonesia ASEI, PT. Asuransi Jasa Indonesia JASINDO, PT. Asuransi Jasa Raharja, PT. Askrindo,
PT. Reasuransi Umum Indonesia RUI, PT. Taspen Persero. Pihak yang bermaksud menyelenggarakan usaha asuransi berbentuk badan
hukum usaha bersama baru didorong untuk menjadi berbentuk koperasi dengan pertimbangan kejelasan tata kelola dan prinsip usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam undang-undang paling lama tiga tahun.
16
Permasalahan yang terjadi kepada perusahaan asuransi yang berbentuk badan hukum usaha bersama pernah terjadi terhadap Asuransi
Jiwa Bersama AJB Bumiputera 1912. Hal ini dikarenakan adanya putusan
15
www.jurnalhukum.compengertian-badan-hukum diakses pada 27 April 2015 pukul 10:04 WIB
16
www.ojk.go.id siaran pers undang-undang perasuransian baru akan percepat perkembangan industri asuransi diakses pada 27 April 2015 pukul 10:57 WIB
Universitas Sumatera Utara
Mahkamah Konstitusi terhadap bentuk badan hukum usaha bersama di bidang perasuransian yang bertentangan dengan Pasal 28D 1 UUD 1945 yang
menimbulkan perlakuan yang tidak sama di hadapan hukum karena perusahaan asuransi yang berbadan hukum perseroan dan koperasi telah memperoleh
kepastian hukum dengan adanya undang-undang yang mengatur khusus untuk itu.
17
2. Perizinan usaha
Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak berwenang atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang
pengusaha atau suatu perusahaan. Agar kegiatan usaha berjalan dengan lancar, maka setiap perusahaan wajib mengurus dan memiliki izin usaha dari instansi
pemerintah yang sesuai dengan jenis bidang usahanya. Perizinan usaha dalam mendirikan suatu perusahaan sangatlah penting
sebab izin usaha yang diperoleh merupakan langkah awal dalam mendirikan suatu perusahaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti cacat
administrasi. Begitu juga dalam hal pendirian usaha perasuransian dimana proses untuk mendirikan usaha peransuransian tersebut memerlukan izin yang
didapatkan dari OJK. Persyaratan mengenai izin usaha perasuransian diatur dalam UUP dan
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. Dalam memperoleh izin usaha tersebut terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi mengenai :
17
www.kompasiana.compostread6461091badan-hukum-usaha-bersama-mutual- pasca-putusan-mahkamah-konstitusi.html diakses pada 27 April 2015 pukul 11:16 WIB
Universitas Sumatera Utara
a Anggaran dasar
Unsur-unsur yang harus terdapat dalam anggaran dasar suatu perusahaan perasuransian meliputi maksud dan tujuan pendirian suatu perusahaan
hanya untuk menjalankan salah satu jenis usaha perasuransian serta perusahaan tidak memberikan pinjaman kepada pemengang saham. Pada
anggaran dasar juga harus dinyatakan secara tegas jenis usaha perasuransian apa yang akan dijalankan dan harus dibuat dihadapan
notaris. b
Susunan organisasi Susunan
organisasi perusahaan perasuransian sekurang-kurangnya
meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut : 1
Bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi, yaitu fungsi pengelolaan risiko,fungsi pengelolaan keuangan, dan fungsi
pelayanan. 2
Bagi perusahaan pialang asuransi dan perusahaan reasuransi, yaitu fungsi pengelolaan keuangan dan fungsi pelayanan.
3 Bagi perusahaan agen asuransi, perusahaan penilai kerugian
asuransi, dan perusahaan konsultan aktuaria, yaitu fungsi teknis sesuai dengan bidang jasa yang diselenggarakannya.
c Modal disetor
Persyaratan modal yang disetor bagi perusahaan asuransi sebesar Rp100.000.000.000,00 seratus miliar rupiah dan modal yang disetor bagi
perusahaan reasuransi sebesar Rp200.000.000.000,00 dua ratus miliar
Universitas Sumatera Utara
rupiah. Namun jika dalam suatu pendirian perusahaan perasuransian, kepemilikan saham pihak asing melalui penyertaan langsung paling
banyak 80 delapan puluh per seratus. d
Dana jaminan Dana jaminan adalah kekayaan perusahaan asuransi, perusahaan asuransi
syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah yang merupakan jaminan terakhir dalam rangka melindungi kepentingan
pemegang polis, tertanggung, atau peserta dalam hal perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan
reasuransi syariah dilikuidasi. Dana jaminan perusahaan perasuransian ditetapkan oleh OJK dalam bentuk dan jumlah yang harus sesuai dengan
perkembangan usaha dengan ketentuan tidak kurang dari yang dipersyaratkan pada awal pendirian. Dana jaminan ini dilarang untuk
diagunkan ataupun dibebani dengan hak-hak apa pun tetapi dapat dipindahkan atau dicairkan hanya setelah mendapat persetujuan dari OJK.
e Kepemilikan
Kepemilikan perusahaan perasuransian di Indonesia diatur dalam Pasal 7 UUP berisi perusahaan perasuransian hanya dapat dimiliki oleh warga
negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia yang secara langsung atau tidak langsung sepenuhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau
warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia bersama-sama dengan warga negara asing atau badan hukum asing yang merupakan
perusahaan perasuransian yang memiliki usaha sejenis atau perusahaan
Universitas Sumatera Utara
induk yang salah satu anak perusahaannya bergerak di bidang usaha perasuransian yang sejenis. Warga negara asing yang dapat menjadi
pemilik perusahaan perasuransian hanya melalui transaksi di bursa efek. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria badan hukum asing dan
kepemilikan badan hukum asing dalam perusahaan perasuransian diatur dalam peraturan pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan
Usaha Perasuransian menyatakan bahwa perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dimungkinkan untuk melakukan perubahan
kepemilikan melampaui batas kepemilikan sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat 2 pada saat pendirian perusahaan, kepemilikan saham pihak
asing melalui penyertaan lanngsung dalam perusahaan perasuransian paling banyak 80 delapan puluh per seratus. Namun tidak mengubah
ketentuan jumlah modal yang telah disetor oleh pihak Indonesia. Setiap perubahan atas kepemilikan perusahaan perasuransian harus dilaporkan
kepada menteri keuangan. f
Kelayakan dan kepatutan pemegang saham dan pengendali g
Kemampuan dan kepatutan direksi dan dewan komisaris atau yang setara dengan direksi dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk
koperasi atau usaha bersama, dewan pengawas syariah, aktuaris perusahaan, dan auditor internal
Universitas Sumatera Utara
Setiap anggota dewan komisaris dan pengurus perusahaan perasuransian tidak boleh pernah melakukan tindakan tercela di bidang perasuransian
dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perasuransian dan perekonomian, serta memiliki akhlak dan moral yang
baik. Sekurang-kurangnya setengah dari jumlah anggota pengurus harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang penggelolaan risiko.
Pengurus diluar jabatan komisaris tidak diperkenankan untuk merangkap jabatan pada perusahaan lain.
h Tenaga ahli
Memperkerjakan tenaga ahli harus sesuai dengan bidang usahanya dalam jumlah yang memadai untuk mengelolah kegiatan usahanya. Pengelolaan
perusahaan perasuransian ini sekurang-kurangnya harus didukung dengan sistem pengembangan sumber daya manusia, sistem administrasi, dan
sistem pengelolaan data. i
Kelayakan rencana kerja j
Kelayakan sistem manajemen risiko k
Produk yang akan dipasarkan l
Perikatan dengan pihak terafiliasi apabila ada dan kebijakan pengalihan sebagian fungsi dalam penyelenggaraan usaha
m Infrastruktur penyiapan dan penyampaian laporan kepada OJK
n Konfirmasi dari otoritas pengawas di negara asal pihak asing, dalam hal
terdapat penyertaan langsung pihak asing; dan
Universitas Sumatera Utara
o Hal lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha yang
sehat. Setelah seluruh persyaratan untuk memperoleh izin usaha perusahaan
perasuransian tersebut dipenuhi barulah izin usaha dapat dimiliki oleh setiap perusahaan perasuransian dan dapat menjalankan usahanya.
Namun ada ketentuan khusus mengenai izin usaha pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah yang di atur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426KMK.062003 Tentang Perizinan Usaha dan Kelembangaan Perusahaan Asuransi dan
Perusahaan Reasuransi Pasal 4 ayat 3 yang menyatakan pendirian atau konversi perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah harus
menyampaikan bukti pendukung bahwa tenaga ahli yang dipekerjakan memiliki keahlian di bidang asuransi dan atau ekonomi syariah, bukti pengesahan Dewan
Syariah Nasional tentang penunjukan anggota Dewan Pengawas Syariah Perusahaan, bukti pengesahan Dewan Pengawas Syariah Perusahaan atas produk
asuransi yang akan dipasarkan, pedoman pelaksanaan manajemen keuangan sesuai syariah yang sekurang-kurangnya mengatur mengenai penempatan
investasi baik batasan jenis maupun jumlah, pedoman penyelenggaraan usaha sesuai syariah yang sekurang-kurangnya mengatur mengenai penyebaran risiko,
bukti pemenuhan persyaratan sebagaimana bagi konversi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi dengan Prinsip Syariah.
Penyetujuan atau penolakan izin usaha Perusahaan Perasuransian oleh OJK paling lama 30 tiga puluh hari kerja sejak permohonan diterima secara
Universitas Sumatera Utara
lengkap dan apabila OJK menolak permohonan izin usaha Perusahaan Perasuransian, penolakan harus dilakukan secara tertulis dan disertai dengan
alasan penolakannya.
C. Penyelenggaraan usaha