Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Hukum Positif di Indonesia

BAB III PERJANJIAN ASURANSI KECELAKAAN LALU LINTAS ANTARA PT.

JASA RAHARJA DENGAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

A. Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Hukum Positif di Indonesia

1. Peraturan Mengenai Asuransi Kecelakaan Peningkatan dan pertambahan mobilitas pada masyarakat di Indonesia tidak menutup kemungkinan terjadinya juga peningkatan risiko kecelakaan lalu lintas jalan. Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia danatau kerugian harta benda. 22 Untuk mengurangi risiko kerugian harta benda maupun dalam hal terjadinya korban luka luka dan meninggal dunia yang disebabkan karena kecelakaan lalu lintas jalan, setiap pengguna jalan wajib mengikuti program asuransi kecelakaan lalu lintas. Untuk memberikan perlindungan bagi warga negaranya Pemerintah Republik Indonesia berkewajiban untuk memberikan jaminan sosial bagi setiap warga negaranya baik dalam hal asuransi sosial kecelakaan lalu lintas jalan. Maka untuk melaksanakan kewajibannya, Pemerintah mengundangkan beberapa undang-undang antara lain : a. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang 22 Pasal 1 butir 24 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. 47 Universitas Sumatera Utara Undang-undang ini merupakan dasar berlakunya ASKEP dan dilaksanaakan dengan PP-KKPDPWKP. ASKEP termasuk jenis asuransi wajib compulsory insurance dikarenakan : 1 Berlakunya ASKEP karena diwajibkan oleh undang-undang bukan karena perjanjian. 2 Pihak penyelenggara asuransi ini adalah pemerintah yang didelegasikan kepada BUMN. 3 ASKEP bermotif perlindungan masyarakat social security yang dananaya dihimpun dari masyarakat dan digunakan kepentingan masyarakat yang diancam bahaya kecelakaan. 4 Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat, tetapi belum digunakan sebagai dana kecelakaan, dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui program investasi. 23 Setiap penumpang yang sah dari alat angkutan penumpang umum wajib membayarkan iuran melalui pengusahapemilik angkutan penumpang umum untuk menutup kerugian keuangan akibat kecelakaan penumpang selama dalam perjalanan. Khusus untuk penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dibebaskan dari pembayaran iuran wajib namun tetap diberikan juga jaminan pembayaran ganti kerugian bila mengalami kecelakaan dalam perjalanan. Pengusahapemilik angkutan pengumpang umum wajib menyetorkan iuran wajib tersebut kepada Bank 23 Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 205 Universitas Sumatera Utara atau Badan Asuransi yang ditunjuk oleh Menteri paling lambat setiap tanggal 27 dari setiap bulan. b. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 Tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Undang-undang ini merupakan dasar berlakunya ASKEL dan dilaksanaakan dengan PP-KKPDKLLJ. ASKEL termasuk jenis asuransi wajib compulsory insurance dikarenakan : 1 Berlakunya ASKEL karena diwajibkan oleh undang-undang bukan karena perjanjian. 2 Pihak penyelenggara asuransi ini adalah pemerintah yang didelegasikan kepada BUMN. 3 ASKEL bermotif perlindungan masyarakat social security yang dananaya dihimpun dari masyarakat dan digunakan kepentingan masyarakat yang diancam bahaya lalu lintas jalan. 4 Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat, tetapi belum digunakan sebagai dana kecelakaan lalu lintas jalan, dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui program investasi. 24 Setiap pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas jalan diwajibkan untuk memberikan sumbangan setiap tahunnya yang pelunasannya bersamaan dengan pengurusan STNK. Jumlah sumbangan wajib tersebut bersifat progresif dan dibayarkan selambat-lambatnya pada akhir bulan Juni tahun yang bersangkutan. Khusus untuk pengusahanpemilik sepeda 24 Abdulkadir Muhammad, Loc.cit. Universitas Sumatera Utara motorkumbang dengan isi silinder 50cc, atau kurang, kendaraan ambulance, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan jenazah, dan kereta api dibebaskan dari sumbangan wajib. Sumbangan wajib tersebut dipergunakan untuk membayar dana santunan bagi korban kecelakaan bukan penumpang seperti pejalan kaki, pengendara motor, beca, pekerja perbaikan jalan raya. 25 c. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Undang-undang ini merupakan satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan, dan serta pengelolaannya. Untuk mengurangi kerugian akibat kecelakaan yang terjadi, perusahaan angkutan umum wajib mengikuti program asuransi kecelakaan dan pemerintah mengembangkan program asuransi kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan. Ketentuan mengenai asuransi dalam undang-undang ini diatur pada Pasal 189, 237, dan 239. Pasal 189 dan Pasal 237 mengatur mengenai : 1 Perusahaan angkutan umum wajib mengasuransikan tanggung jawabnya. 2 Perusahaan angkutan umum wajib mengikuti program asuransi kecelakaan sebagai wujud tanggung jawabnya atas jaminan asuransi bagi korban kecelakaan. 25 Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 215. Universitas Sumatera Utara 3 Perusahaan angkutan umum wajib mengasuransikan terhadap orang yang dipekerjakan sebagai awak kendaraan. Pasal 239 mengatur mengenai peran pemerintah dalam mengembangkan dan membentuk perusahaan asuransi kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk itu secara tersirat terdapat keinginan pembuat undang-undang untuk melakukan restrukturisasi atau penyempurnaan terhadap perlaksanaan asuransi khusus mengenai lalu lintas dan angkutan jalan yang sudah diatur dalam UU-DPWKP dan UU-DKLLJ. Kehadiran PT. Jasa Raharja Persero sebagai Asuransinya Masyarakat Indonesia, memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui 2 dua program asuransi sosial, yaitu ASKEP yang dilaksanakan berdasarkan UU-DPWKP serta Asuransi Tanggung Jawab Menurut Hukum Terhadap Pihak Ketiga yang dilaksanakan berdasarkan UU-DKLLJ. 26 Pada tahun 1994, Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Oleh karena program asuransi yang dijalankan oleh Jasa Raharja merupakan program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan undang-undang, maka program asuransi tersebut merupakan program asuransi sosial. Peraturan Pemerintah tersebut juga mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi 26 www.jasaraharja.co.idlayananlingkup-jaminan diakses tanggal, 04-06-2015, pukul, 09:32. Universitas Sumatera Utara lain selain program asuransi sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang sebagaimana diatur dalam UU-DPWKP dan dana kecelakaan lalu lintas jalan sebagaimana diatur dalam UU-DKLLJ. 27 2. Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Sebagai Asuransi Sosial Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelolah oleh pemerintah atau instansi atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola asuransi, berbeda dengan asuransi komersial dimana asuransi sosial hanya mencakup perlindungan dasar yang biasanya ditentukan dalam peraturan perundangan. 28 Ridiks Purba, merumuskan makna asuransi sosial sebagai berikut : “Asuransi sosial merupakan asuransi yang menyediakan jaminan sosial bagi anggota masyarakat ssecara lokal, regional, maupun nasional. Berarti asuransi sosial menyangkut kepentingan masyarakat. Oleh karena itu menyangkut kepentingan masyarakat, agar penyelenggaraannya efektif, terarah dan mempunyai landasan hukum, pemerintah menerbitkan peraturan perundang- undangan untuk masing-masing segi jaminan sosial, seperti jaminan sosial atas tenaga kerja perusahaan-perusahaan swasta dan pemerintah, jaminan sosial pegawai negeri dan pensiunan, jaminan hari tua dan sebagainya.” 29 Unsur-unsur yang terdapat pada asuransi sosial adalah sebagai berikut : 30 a. Penanggung biasanya suatu organisasi di bawah wewenang pemerintah 27 www.jasaraharja.co.idtentang-kamisejarah diakses tanggal, 04-06-2015, pukul, 09:40. 28 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hal. 168. 29 Ridiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia, PPM,Seri Umum No.10, hal. 335. 30 Djoko Prakoso, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hal.339. Universitas Sumatera Utara b. Tertanggung biasanya masyarakat luar anggotagolongan masyarakat tertentu c. Risiko suatu kerugian yang sudah diatur dan ditentukan lebih dahulu d. Wajib berdasarkan suatu ketentuan undang-undang atau peraturan lain Bab IV Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian menerangkan bahwa program asuransi sosial merupakan program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang dan hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk khusus untuk itu. Perusahaan asuransi yang menyelenggarakan program asuransi sosial dilarang menyelenggarakan program asuransi lainnya selain program asuransi sosial. Asuransi sosial secara umum meliputi : a. Asuransi sosial ditawarkan melalui beberapa bentuk oleh pemerintah dan bersifat wajib compulsory basis. b. Asuransi sosial didesain untuk memberikan manfaat kepada seseorang yang pendapatannya terputus karena kondisi sosial dan ekonomi atau karena ketidakmampuan mengendalikan solusi secara individu. c. Asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. d. Program asuransi sosial hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara. 31 Asuransi sosial timbul karena adanya suatu kebutuhan masyarakat dalam memperoleh perlindungan dasar bagi kesejahteraannya untuk terselenggaranya 31 Mohammad Mustaqim, Asuransi Sosial dalam http:staff.ui.ac.id ,diakses tanggal 23 Juni 2015, pukul 18:23 Universitas Sumatera Utara jaminan sosial social security sehingga jaminan sosial tersebut merupakan suatu hal yang demikian mendesak dan tidak dapat ditunda. Agar jaminan sosial terselenggara dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, terdapat beberapa jenis asuransi sosial di Indonesia yaitu : a. Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang Askep Diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang yang mulai berlaku tanggal 31 Desember 1964 dan dilaksanakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965. Dijalankan oleh PT. Jasa Raharja Persero b. Asuransi Sosial Kecelakaan Lalu Lintas Askel Diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan yang mulai berlaku tanggal 31 Desember 1964 dan dilaksanakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965. Dijalankan oleh PT. Jasa Raharja Persero. c. Asuransi Sosial Tenaga Kerja Astek Diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mulai berlaku tanggal 17 Februari 1992 dan dilaksanakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993. Dijalankan oleh PT. Asuransi Sosial Tenaga Kerja Persero d. Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil Aspen Diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil berlaku tanggal 30 Juli 1981 Universitas Sumatera Utara yang merupakan salah satu peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun JandaDuda Pegawai. Dijalankan oleh PT. Taspen Persero e. Asuransi Sosial ABRI ASABRI Diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang mulai berlaku tanggal 17 Desember 1991. Dijalankan oleh PT. ASABRI f. Asuransi Sosial Kesehatan Askes Diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan, Beserta Keluarganya berlaku tanggal 23 Desember 1991 yang merupakan peraturan pelaksana dari Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun JandaDuda Pegawai. Dijalankan oleh PT. Askes Indonesia Persero 32 Asuransi sosial kecelakaan lalu lintas jalan merupakan salah satu asuransi sosial yang diselenggarakan secara wajib oleh pemerintah berdasarkan UU- DKLLJ. Untuk menyelenggarakan asuransi sosial kecelakaan lalu lintas, pemerintah menerbitkan PP-KKPDKLLJ. Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja menyebutkan bahwa perusahaan berusaha di dalam negeri khusus dalam lapangan asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang, dalam mata uang rupiah 32 Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 205-256. Universitas Sumatera Utara yakni ; mengadakan dan menutup perjanjian asuransi termasuk reasuransi dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang; memberi perantaraan dalam penutupan asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang. Dilaksanakannya asuransi sosial kecelakaan lalu lintas jalan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam memberikan jaminan sosial sosial security bagi masyarakat dalam mengurangi dampak kerugian yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Dengan adanya program asuransi sosial kecelakaan lalu lintas tersebut maka setiap pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas jalan diharuskan memberikan sumbangan wajib setiap tahunnya yang pembayarannya dilakukan bersamaan pada saat pendaftaran dan perpanjangan STNK. Sumbangan wajib tersebut akan dipergunakan sebagai pembayaran ganti rugi kepada korban kecelakaan lalu lintas jalan untuk mengurangi beban yang ditanggung korban. Apabila dana yang terkumpul dari sumbangan wajib tersebut masih ada yang belum terpakai sebagai pembayaran ganti rugi, maka dana tersebut dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui program investasi. 3. Ruang Lingkup Pertanggungan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Pasal 4 ayat 1 UU- DKLLJ berbunyi : “Setiap orang yang menjadi korban mati atau cacat tetap akibat kecelakaan yang disebabkan oleh alat angkutan lalu lintas jalan, dana akan memberikan kerugian kepadanya atau kepada ahli warisnya sebesar jumlah yang ditentukan berdasarkan peraturan pemerintah.” Ketentuan tersebut dipertegas dalam Pasal 10 ayat 1 PP- KKPDKLLJ yang berbunyi : “ Setiap orang yang berada di luar alat angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan Universitas Sumatera Utara kecelakaan, yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut sebagai demikian, diberi hak atas suatu pembayaran dari dana kecelakaan lalu lintas jalan.” Namun pembayaran dari dana kecelakaan lalu lintas tersebut gugur apabila mereka yang berada di jalan di luar alat angkutan yang mengalami kecelakaan tetapi sudah menerima jaminan berdasarkan UU-DPWKP, maka jaminan yang diberikan hanya satu kali yaitu oleh dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang. 33 Berdasarkan rumusan tersebut setidaknya ada 4 empat hal pokok yang harus dipenuhi dalam ruang lingkup pertanggungan, yaitu : 34 a. Kecelakaan lalu lintas jalan b. Menggunakan kendaraan bermotor c. Berada diluar kendaraan yang menjadi penyebab kecelakaan d. Kendaraan yang menimbulkan kecelakaan unsur kesalahan

B. Premi Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas PT. Jasa Raharja Persero

Dokumen yang terkait

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

2 53 98

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

8 76 98

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 5

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 1

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 14

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 32

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 3

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 1 11

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 8

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 11