Premi Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas PT. Jasa Raharja Persero

kecelakaan, yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut sebagai demikian, diberi hak atas suatu pembayaran dari dana kecelakaan lalu lintas jalan.” Namun pembayaran dari dana kecelakaan lalu lintas tersebut gugur apabila mereka yang berada di jalan di luar alat angkutan yang mengalami kecelakaan tetapi sudah menerima jaminan berdasarkan UU-DPWKP, maka jaminan yang diberikan hanya satu kali yaitu oleh dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang. 33 Berdasarkan rumusan tersebut setidaknya ada 4 empat hal pokok yang harus dipenuhi dalam ruang lingkup pertanggungan, yaitu : 34 a. Kecelakaan lalu lintas jalan b. Menggunakan kendaraan bermotor c. Berada diluar kendaraan yang menjadi penyebab kecelakaan d. Kendaraan yang menimbulkan kecelakaan unsur kesalahan

B. Premi Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas PT. Jasa Raharja Persero

Risiko atau kecelakaan yang menyebabkan kerugian baik terhadap harta kekayaan atau terhadap jiwa manusia yang tidak dapat diprediksikan kapan terjadi membuat timbulnya rasa cemas pada setiap orang. Untuk mengurangi beban yang akan diderita akibat terjadinya risiko atau kecelakaan tersebut, tertanggung berupaya mencari jalan keluar untuk menemukan pihak yang mau mengambil alih 33 Penjelasan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. 34 Kun Wahyu Wardana, Hukum Asuransi Proteksi Kecelakaan Transportasi, CV. Mandar Maju, Bandung, 2009, hal. 76. Universitas Sumatera Utara beban kerugian yang dideritanya sebagai penanggung dengan cara membayarkan sejumlah uang sebagai preminya. Pasal 1 butir 29 UUP berbunyi : “Premi adalah sejumlah uang yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dan disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan berdasarkan perjanjian asuransi atau perjanjian reasuransi , atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh manfaat”. Premi juga merupakan salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban utama yang harus dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Penanggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung dan tertanggung membayarkan sejumlah premi sebagai imbalannya, apabila premi tidak dibayar, asuransi dapat dibatalkan atau setidak-tidaknya asuransi tidak dapat berjalan. Asuransi sebagai perjanjian timbal balik bersifat konsensual, artinya sejak terjadi kesepakatan timbullah kewajiban dan hak kedua belah pihak. Ketika pihak tertanggung membayar premi barulah asuransi dapat berjalan. Dengan kata lain, risiko atas kerugian yang diderita beralih kepada penanggung sejak premi dibayarkan oleh tertanggung. Oleh karena itu, ada tidaknya asuransi ditentukan oleh pembayaran premi. 35 Penetapan tingkat premi asuransi harus diadakan pada perhitungan analisa risiko yang sehat, maka jumlah premi yang dibayarkan tertanggung harus 35 Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 104. Universitas Sumatera Utara ditentukan berdasarkan penilaian risiko yang dipikul oleh penanggung. Besarnya jumlah premi yang disepakati oleh kedua belah pihak biasanya dicantumkan dalam polis. Oleh karena diadakannya asuransi bukan semata-mata hanya untuk menguntungkan salah satu pihak, maka besarnya jumlah premi harus dihitung sedemikian rupa, sehingga dikemudian hari apabila pihak tertanggung mengalami risiko maka pihak penanggung dapat membayarkan ganti kerugian kepada tertanggung. Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterikatan legally bound yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas. Keterikatan tersebut merupakan kesepakatan para pihak dalam memenuhi kewajibannya dan menerima haknya masing-masing. Artinya ketika tercapai kesepakatan asuransi, tertanggung wajib membayarkan premi asuransi kepada penanggung dan sejak saat itu penanggung menerima pengalihan risiko. 36 Tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaan atau jiwanya dengan cara membayarkan sejumlah premi kepada penanggung. Pada asuransi kerugian apabila hingga jangka waktu yang ditentukan berakhir tidak terjadi risiko atau kecelakaan yang merugikan tertanggung, maka penanggung beruntung memiliki dan menikmati premi yang telah diterimanya dari tertanggung. Namun berbeda halnya dalam asuransi jiwa, apabila hingga berakhirnya jangka waktu asuransi yang ditentukan, tidak terjadi peristiwa kematian tertanggung, maka tertanggung akan memperoleh sejumlah uang dari premi yang telah dibayarkannya kepada penanggung. 36 Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 9. Universitas Sumatera Utara Rincian yang dapat dikalkulasikan dalam jumlah premi adalah : 1. Jumlah persentase dari jumlah yang diasuransikan. 2. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penanggung, misalnya biaya materai, biaya polis. 3. Jasa untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang. 4. Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan. Kesepakatan pihak tertanggung dan pihak penanggung dalam mengadakan asuransi, pada dasarnya bukan untuk memberikan keuntungan yang berlebih kepada para pihak, namun hanya sebatas membantu meringankan beban atau risiko yang akan terjadi sesuai dengan asas keseimbangan. Pihak tertanggung mendapat ganti rugi dari pihak penanggung sesuai dengan kerugian yang dideritanya. Pihak penanggung menerima premi dari pihak tertanggung berdasarkan risiko yang akan ditanggungnya. Tertanggung mengadakan asuransi yang bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh-sungguh dideritanya, sebab dalam praktiknya, kerugian yang timbul itu bersifat sebahagian partial loss bukan seluruhnya berupa kerugian total total loss. 37 Sehingga jika dibandingkan dengan jumlah premi yang diterima penanggung dari seluruh tertanggungnya, maka pada dasarnya jumlah ganti kerugian yang diterima tertanggung dari penanggung tidaklah begitu besar jumlahnya. Kerugian yang ditanggung oleh pihak penanggung hanya sebahagian kecil dari jumlah premi yang diterima dari semua pihak tertanggung. Hal ini dikarenakan kemungkinan terjadinya risiko atau 37 Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal 13. Universitas Sumatera Utara kerugian terhadap pihak tertanggung tidak dapat diprediksikan kapan terjadi, bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa selama tertanggung mengadakan asuransi, tertanggung tidak pernah mengalami risiko kerugian. Pembayaran premi dalam program asuransi kecelakaan pada PT Jasa Raharja Persero dikenal 2 dua bentuk yaitu iuran wajib dan sumbangan wajib. Iuran wajib dikutip atau dikenakan kepada penumpang umum seperti kereta api, pesawat terbang, bus dan sebagainya Pasal 3 1 a UU-DPWKP jo Pasal 2 1 PP-KKPDPWKP. Sumbangan wajib dikutip atau dikenakan kepada pemilikpengusaha kendaraan bermotor Pasal 2 1 UU-DKLLJ jo Pasal 2 1 PP- KKPDKLLJ. 38 Premi dalam ASKEP berupa iuran wajib yang dibayarkan oleh setiap penumpang yang sah kepada pengusahapemilik alat angkutan penumpang umum. Pembayaran iuran wajib tersebut bersamaan dengan pembayaran biaya angkutan penumpang. Jumlah iuran wajib ditentukan oleh Menteri Keuangan dan bersifat progresif. Pemilikpengusaha alat angkutan umum wajib menyetorkan seluruh iuran wajib yang terkumpul paling lambat tanggal 27 setiap bulannya kepada PT. Jasa Raharja Persero melalui bank atau badan asuransi lain yang ditunjuk Menteri Keuangan. 39 Seluruh dana iuran wajib yang terkumpul dipergunakan untuk menutup kerugian keuangan akibat dari kecelakaan tersebut. 38 www.jasaraharja.co.idlayanansistem-pembayaran-premi diakses pada tanggal 23 Juni 2015 pukul 22:42. 39 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Universitas Sumatera Utara Besarnya iuran wajib yang dibayarkan setiap penumpang yang sah dari alat angkutan umum, khususnya angkutan umum darat, sebesar Rp 60,00 Enam Puluh Rupiah untuk kendaraan bermotor umum dan untuk kereta api sebesar Rp120,00 Seratus Dua Puluh Rupiah. 40 Khusus untuk penumpang alat angkutan umum di dalam kota, penumpang kereta api untuk jarak kurang dari 50km dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tetapi jika terjadi kecelakaan selama perjalanan yang menyebabkan kerugian bagi para penumpang alat angkutan umum tersebut tetap diberikan jaminan pembayaran ganti kerugian. Pembayaran iuran wajib tersebut dibuktikan dengan kupon pertanggungan yang bentuk dan hal-hal lainnya ditentukan oleh Menteri Keuangan. Pemberian bukti pembayaran iuran wajib tersebut diberikan bersamaan dengan pembelian tiket. Setiap penumpang alat angkutan umum wajib untuk memperlihatkan kupon pertanggungan selama dalam perjalanan kepada petugas yang berwenang. Namun dalam praktik sekaran ini, kupon tanda bukti tersebut tidak diterbitkan tersendiri, tetapi sudah tertulis pada karcis atau tiket penumpang. 41 Penumpang yang sah dari setiap alat angkutan umum berhak memperoleh jaminan pertanggungan kecelakaan diri selama penumpang berada dalam alat angkutan umum tersebut. Besarnya santunan yang diberikan kepada penumpang yang menjadi korban akibat kecelakaan selama berada di dalam alat angkutan umum, khususnya angkutan umum darat, antara lain : 40 Pasal 6 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37PMK.0102008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat, SungaiDanau,FerryPenyeberangan, Laut dan Udara. 41 Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 208 Universitas Sumatera Utara 1. Penumpang yang mengalami luka-luka diberikan santunan maksimal sebesar Rp10.000.000,00 Sepuluh Juta Rupiah untuk biaya perawatan dan pengobatan dokter. 2. Penumpang yang mengalami cacat tetap diberikan santunan maksimal sebesar Rp25.000.000,00 Dua Puluh Lima Juta Rupiah. 3. Penumpang yang meninggal dunia, kepada ahli warisnya diberikan santunan maksimal sebesar Rp25.000.000,00 Dua Puluh Lima Juta Rupiah. 4. Penumpang yang meninggal dunia, tidak memiliki ahli waris diberikan biaya penguburan sebesar Rp2.000.000,00 Dua Juta Rupiah. Berdasarkan Pasal 8 UU-DPWKP jo Pasal 21 ayat 2 PP-KKPDPWKP menyebutkan bahwa setiap perusahaan alat angkutan umum yang melakukan tindakan sebagai inkaso, melakukan kelalaian dalam menjalankan kewajibannya untuk memungut iuran wajib dan tidak menyetorkan hasil iuran wajib tersebut pada waktu yang sudah ditentukan, maka dikenakan hukuman denda maksimal sebesar Rp1.000.000,00 Satu Juta Rupiah. Selain denda, Pasal 22 PP- KKPDPWKP menambahkan hukuman berupa pencabutan izin usaha paling lama 3 Tiga bulan bagi pengusahapemilik alat angkutan umum tersebut. Penumpang yang sah dari alat angkutan umum bertindak sebagai tertanggung. Seluruh iuran wajib yang diterima dari penumpang yang sah dari alat angkutan umum dipergunakan untuk memberikan ganti kerugian kepada tertanggung yang mengalami kecelakaan yang ketentuannya diatur di dalam PP- KKPDPWKP. Apabila iuran wajib yang sudah terkumpul tersebut belum atau Universitas Sumatera Utara tidak dipergunakan sebagai dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang maka akan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui program investasi. Premi dalam ASKEL berupa sumbangan wajib yang diterima dari para pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas yang berkedudukan sebagai pihak tertanggung. Berdasarkan Pasal 1 huruf d UU-DKLLJ, sumbangan wajib adalah sumbangan tahunan yang wajib dibayar menurutberdasarkan UU-DKLLJ danatau PP-KKPDKLLJ. Pasal 2 UU-DKLLJ berbunyi : 1. “Pengusahapemilik alat angkutan lalu lintas jalan diharuskan memberi sumbangan wajib setiap tahun kepada dana. 2. Jumlah sumbangan wajib tersebut ditentukan berdasarkan peraturan pemerintah. 3. Dengan peraturan pemerintah dapat diadakan pengecualian dari sumbangan wajib seperti termaksud pada ay at 1 dan 2 di atas”. Pasal 3 UU-DKLLJ berbunyi : Paling lambat pada akhir setiap bulan Juni, pemilikpengusaha alat angkutan, harus sudah membayar sumbangan wajibnya mengenai tahun yang sedang berjalan dengan cara yang ditentukan Menteri. Pembayaran sumbangan wajib tersebut dilakukan ketika mengurus surat tanda nomor kendaraan bermotor. Sumbangan wajib dibuktikan semata-mata dengan Universitas Sumatera Utara suatu bukti yang bentuk dan hal-hal lain mengenainya ditetapkan oleh Menteri. 42 Menurut ketentuan Pasal 5 PP-KKPDKLLJ berbunyi : “Tiada surat nomor kendaraan bermotor, surat coba kendaraan bermotor danatau tanda nomor kendaraan bermotor boleh diberikan atau dikembalikan kepada pemegangnya, diperpanjang masa berlakunya, diperbaharui atau dibalik nama oleh pejabat instansi yang berwenang, sebelum kepadanya dibuktikan tentang pembayaran sumbangan wajib untuk tahun berjalan.” Jumlah sumbangan wajib yang harus dibayarkan oleh pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas jalan berbeda beda sesuai dengan jenis kendaraanya. Pasal 4 ayat 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36PMK.0102008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan menyebutkan bahwa : “Besarnya sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan ditentukan sebagai berikut : 1. Sepeda motor di bawah 50 cc, mobil ambulance, mobil jenazah, dan mobil pemadam kebakaran dibebaskan dari kewajiban membayar sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan. 2. Traktor, buldozer, forklift, mobil derek, excavator, crane, dan sejenisnya sebesar Rp 20.000,00 Dua Puluh Ribu Rupiah. 3. Sepeda motor, sepeda kumbang, dan scooter diatas 50 cc sampai 250 cc dan kendaraan bermotor rota tiga sebesar Rp 32.000,00 Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah. 4. Sepeda motor diatas 250 cc sebesar Rp 80.000,00 Delapan Puluh Ribu Rupiah. 42 Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Universitas Sumatera Utara 5. Pick upmobil barang sampai dengan 2400 cc, sedan, jeep, dan mobil penumpang bukan angkutan umum sebesar Rp 140.000,00 Seratus Empat Puluh Ribu Rupiah. 6. Mobil penumpang angkutan umum sampai dengan 1600 cc sebesar Rp 70.000,00 Tujuh Puluh Ribu Rupiah. 7. Bus dan mikro bus angkutan umum, serta mobil penumpang angkutan umum lainnya diatas 1600 cc sebesar Rp 87.000,00 Delapan Puluh Tujuh Ribu Rupiah. 8. Truk, mobil tangki, mobil gandengan, mobil barang diatas 2400 cc, truk container, dan sejenisnya sebesar Rp 160.000 Seratus Enam Puluh Ribu Rupiah.” Sumbangan wajib tersebut besifat progresif. Apabila para pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas jalan tidak memenuhi kewajibannya untuk membayarkan sumbangan wajib atau pembayaran sumbangan wajib dilakukan setelah melewati batas waktunya maka akan dikenakan sanksi kepadanya. Sanksi yang diberikan dapat berupa denda sebesar 100 seratus persen dari jumlah sumbangan wajib yang seharusnya dibayar dengan ketentuan denda yang dikenakan paling besar Rp 100.000,00 Seratus Ribu Rupiah. 43 Selain denda, sanki lainnya dapat berupa pencabutan surat nomor kendaraan bermotor, pencabutan surat coba kendaraan bermotor, pencabutan surat uji kendaraan bermotor, pencabutan izin trayek. Pencabutan izin tersebut selama - lamanya satu tahun. 44 Namun apabila pembayaran sumabangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan dilakukan melewati batas waktu yang ditentukan 43 Pasal 6 ayat 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36PMK.0102008 tentang Besar Santunan Dana dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. 44 Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Universitas Sumatera Utara karena pertimbangan kondisi geografis daerah setempat, maka diberikan batas waktu paling lama 15 lima belas hari kerja. 45 Seluruh sumbangan wajib yang diterima dari pemilikpengusaha alat angkutan lalu lintas jalan sebagai tertanggung akan dipergunakan untuk memberikan ganti kerugian kepada tertanggung apabila terjadi kecelakaan lalu lintas yang ketentuannya diatur dalam PP-KKPDKLLJ. Apabila sumbangan wajib yang sudah terkumpul tersebut belum atau tidak dipergunakan sebagai dana kecelakaan lalu lintas maka akan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui program investasi.

C. Para Pihak yang Ditanggung oleh PT. Jasa Raharja Persero dalam Kecelakaan Lalu Lintas

Dokumen yang terkait

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

2 53 98

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

8 76 98

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 5

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 1

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 14

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 32

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 3

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 1 11

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 8

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 11