Pembubaran, Likuidasi, dan Kepailitan

polis mengenai risiko, manfaat, kewajiban dan pembebanan biaya terkait dengan produk asuransi atau produk asuransi syariah yang ditawarkan. Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, perusahaan reasuransi syariah, perusahaan pialang asuransi, dan perusahaan pialang reasuransi wajib menangani klaim dan keluhan melalui proses yang cepat, sederhana, mudah diakses, dan adil. Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah dilarang melakukan tindakan yang dapat memperlambat penyelesaian atau pembayaran klaim, atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan sehingga mengakibatkan kelambatan penyelesaian atau pembayaran klaim. 15. Kebijakan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, dan perusahaan pialang asuransi wajib menerapkan kebijakan anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Agar kebijakan anti pencuci uang dan pencegahan pendanaan terorisme perusahaan asuransi tersebut wajib mendapatkan informasi yang cukup mengenai calon pemegang polis, tertanggung, peserta, atau pihak lain yang terkait dengan penutupan asuransi atau asuransi syariah.

D. Pembubaran, Likuidasi, dan Kepailitan

Pembubaran, likuidasi, dan kepailitan perusahaan perasuransian diatur dalam BAB X UUP. 1. Pembubaran Universitas Sumatera Utara Perusahaan perasuransian yang menghentikan kegiatan usahanya wajib terlebih dahulu melaporkan rencana penghentian kegiatan usaha kepada OJK yang terlebih dahulu harus menyelesaikan seluruh kewajibannya. Setelah seluruh kewajibannya diselesaikan maka OJK mencabut izin usaha perusahaan perasuransian yang bersangkutan. Ketentuan lebih lanjut mengenai penghentian kegiatan usaha dan penyelesaian kewajiban perusahaan perasuransian diatur dalam Peraturan OJK yang meliputi adaya transfer portofolio pertanggungan atau pengembalian hak pemegang polis atau tertanggung sebelum perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi tersebut menghentikan kegiatan usahanya. Pemegang saham, direksi, dewan komisaris, atau yang setara dengan pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi dan usaha bersama, dan pegawai perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dilarang untuk mengalihkan, menjaminkan, mengagunkan, menggunakan kekayaan, melakukan tindakan lain yang dapat mengurangi aset, atau menurunkan nilai aset perusahaan asuransi tersebut sejak dicabut izin usahanya. Perusahaan perasuransian yang telah dicabut izin usahanya wajib menghentikan seluruh kegiatan usahanya. 2. Likuidasi Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah yang dicabut izin usahanya wajib menyelenggarakan rapat umum pemegang saham atau yang setara dengan rapat umum pemegang saham pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha Universitas Sumatera Utara bersama paling lama 30 tiga puluh hari sejak tanggal dicabutnya izin usaha perusahaan asuransi tersebut untuk memutuskan pembubaran badan hukum perusahaan yang bersangkutan dan membentuk tim likuidasi. Apabila dalam jangka waktu tersebut rapat umum pemegang saham atau yang setara dengan rapat umum pemegang saham pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama tidak diselenggarakan atau tidak berhasil memutuskan pembubaran badan hukum perusahaan dan tidak berhasil membentuk tim likuidasi maka OJK berhak untuk memutuskan pembubaran badan hukum perusahaan dan membentuk tim likuidasi, mendaftarkan dan memberitahukan pembubaran badan hukum perusahaan kepada instansi yang berwenang serta mengumumkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia dan 2 dua surat kabar harian yang mempunyai peredaran luas, memerintahkan tim likuidasi melaksanakan likuidasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perasuransian, dan memerintahkan tim likuidasi melaporkan hasil pelaksanaan likuidasi. Likuidasi perusahaan perasuransian yang telah dicabut izin usahanya perlu segera dilakukan untuk melindungi kepentingan pemegang polis atau tertanggung. Tanggung jawab dan kepengurusan perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dalam hal likuidasi dilaksanakan oleh tim likuidasi setelah terbentuk tim likuidasi. Tim likuidasi berwenang untuk mewakili perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dalam likuidasi dalam segala hal yang berkaitan dengan penyelesaian hak dan kewajiban perusahaan asuransi tersebut. Ketentuan lebih lanjut mengenai likuidasi Universitas Sumatera Utara perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah diatur dalam Peraturan OJK yang meliputi; mekanisme pembubaran badan hukum perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah; jumlah anggota tim likuidasi; penghasilan tim likuidasi; tata cara pelaksanaan likuidasi; jangka waktu likuidasi; pengawasan pelaksanaan likuidasi oleh OJK; tata cara pengalihan aset dan kewajiban perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah; dan pertanggungjawaban tim likuidasi. Direksi dan dewan komisaris atau yang setara dengan direksi dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama setelah dibentuknya tim likuidasi pada perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuansi syariah tidak memiliki kewenangan sebagai direksi dan dewan komisaris atau yang setara dengan direksi dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama dalam hal likuidasi. Pemegang saham, direksi, dewan komisaris, atau yang setara dengan pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama, dan pegawai perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, perusahaan reasuransi syariah wajib memberikan data, informasi, dan dokumen yang diperlukan oleh tim likuisdasi dan dilararang menghambat proses likuidasi. Seluruh biaya pelaksanaa likuidasi yang tercantum dalam daftar biaya likuidasi menjadi beban aset perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, Universitas Sumatera Utara perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dalam likuidasi dan dikeluarkan terlebi dahulu dari setiap hasil pencairannya. Setelah dilakukan pembayaran atas seluruh kewajiban perusahaan asuransi tersebut masih terdapat sisa hasil likuidasi maka sisa hasil likuidasi itu merupakan hak pemegang saham atau yang setara dengan pemegang saham pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama. Apabila dalam jangka 2 dua tahun sejak proses likuidasi selesai terdapat tagihan yang berasal dari sisa hasil likuidasi diajukan melalui OJK kepada pemegang saham atau yang setara dengan pemegang saham pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama dan tagihan tersebut dibebankan pada sisa hasil likuidasi. Tagihan tersebut diajukan melalui OJK bertujuan agar memudahkan proses penagihan namun OJK tidak melakukan verifikasi terhadap tagihan tersebut. Tim likuidasi yang dibentuk harus bertindak adil dan objektif dalam melaksanakan tugasnya. Ketika terjadi benturan kepentingan antara pemegang saham atau yang setara dengan pemegang saham pada badan hukum berbentuk koperasi atau usaha bersama dengan pemegang polis, tertanggung atau peserta, tim likuidasi harus mengutamakan kepentingan pemegang polis, tertanggung atau peserta. 3. Kepailitan Sejalan dengan ruang lingkup tugas OJK yang berfungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan, maka kewenangan pengajuan pailit terhadap perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan Universitas Sumatera Utara reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah yang semula dilakukan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang beralih menjadi kewenangan OJK. Tata cara dan persyaratan permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kreditor menyampaikan permohonan kepada OJK untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit ke pengadilan niaga. Permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah tidak dapat diajukan dalam rangka mengeksekusi putusan pengadilan. OJK menyetujui atau menolak permohonan yang disampaikan oleh kreditor paling lama 30 tiga puluh hari sejak permohonan diterima secara lengkap. Ketika OJK menolak permohonan yang disampaikan oleh kreditor, penolakan tersebut harus dilakukan secara tertulis dengan disertai alasannya. Hak pemegang polis, tertanggung, atau peserta atas pembagian harta kekayaan mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada hak pihak lainnya ketika perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dipailitkan atau dilikudasi. Pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi konvensional dikenal istilah dana asuransi. Dana asuransi adalah kumpulan dana yang berasal dari premi yang dibentuk untuk memenuhi kewajiban yang timbul dari polis yang diterbitkan atau dari klaim Universitas Sumatera Utara asuransi. Ketika perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi konvensional dipailitkan atau dilikuidasi maka pembagian dana asuransi harus terlebih dahulu digunakan untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak atas manfaat asuransi. Apabila terjadi kelebihan dana asuransi setelah dana asuransi tersebut digunakan untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lainnya yang berhak atas manfaat asuransi, maka pihak ketiga yang berhak atas kelebihan dana asuransi tersebut. Pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah dikenal istilah dana tabarru’. Dana tabarru’ adalah kumpulan dana yang berasal dari kontribusi para peserta yang mekanisme penggunaanya sesuai dengan perjanjian asuransi syariah dan perjanjian reasuransi syariah. Ketika perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan prinsip syariah dipailitkan atau dilikuidasi maka dana tabarru’ dan dana investasi peserta tidak dapat digunakan untuk membayar kewajiban selain kepada peseta. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERJANJIAN ASURANSI KECELAKAAN LALU LINTAS ANTARA PT.

Dokumen yang terkait

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

2 53 98

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

8 76 98

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 5

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 1

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 14

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 32

Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Jasa Raharja Dalam Menyetujui Klaim Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Raya (Studi pada PT. Jasa Raharja Medan)

0 0 3

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 1 11

Peran dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 8

Peran Dan Tanggung Jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Dalam Memberikan Santunan Asuransi Terhadap Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ( Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Rantauprapat)

0 0 11