53
D. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan dalam
Memutuskan Gugatan Harta Bersama
Dari 3 putusan gugatan harta bersama yang diteliti, ternyata Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan menerapkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974, secara utuh. Meski kasus yang diambil sebagai sample berbeda-beda, yaitu istri bekerja sedangkan suami tidak bekerja, suami bekerja sedangkan istri tidak
bekerja dan suami istri sama-sama bekerja. Namun, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan tetap memutuskan 50:50 untuk masing-masing suami istri.
Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan memberikan putusan yang demikian dengan alasan atau pertimbangan sebagai berikut:
7
1. Sering kali istri tidak tahu bahwa pembuktian merupakan hal penting dalam
berperkara untuk dapat memperoleh hak atas harta bersama. Pembuktian mengenai penggugatlah yang berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga sulit untuk dibuktikan karena pada perkara Nomor: 45Pdt.G2005PAJS, tergugat merasa menjadi manajer penggugat yang
membantu penggugat untuk menyelesaikan jadual kontraknya dengan baik.Sehingga satu sama lain saling berperan dalam memenuhi kebutuhan
rumah tangga. 2.
Pembuktian bahwa selama perkawinan antara penggugat dan tergugat telah memiliki harta bersama, telah terbukti kebenarannya.Meskipun harta bersama
7
Tama, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Wawancara Pribadi, Jakarta, 26 Februari 2014.
54
tersebut hanya suami yang bekerja dengan berbagai usahanya sedangkan isteri berada di rumah dengan tidak mencari nafkah melainkan hanya mengurus
rumah tangga. Jadi seluruh harta yang diperoleh selama dalam ikatan perkawinan yang sah, dianggap harta bersama suami istri. Tidak dipersoalkan
jerih payah siapa yang terbanyak dalam usaha memperoleh harta bersama tersebut.
3. Telah terjadi kesepakatan bersama antara pemohon dan termohon dalam
bentuk surat perjanjian akibat perceraian yakni perihal hak asuh anak hadhanah dan perihal pembagian harta bersama. Perjanjian tersebut terbukti
sah karena dibuat dihadapan notaris dan isi perjanjian tidak melanggar batas- batas hukum dan kesusilaan.Sehingga perjanjian inidapat dijadikan sebagai
hukum oleh Majelis Hakim berdasarkan ketentuan Pasal 105 huruf a dan c. Jo. Pasal 149 huruf ddan menghukum para pihak untuk mentaatinya.
E. Analisa Penulis