25
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
.” QS. An-Nisa’ 4: 32 Dengan demikian harta yang dimiliki istri dalam perkawinan hanya
sebatas nafkah yang dia terima dari suaminya dan ditambah mahar yang dia peroleh pada saat awal perkawinan serta hadiah, hibah dan warisan. Berkaitan
dengan harta kekayaan perkawinan dalam kitab fiqih imam mahzab ditemukan tentang pembahasan Mata
’ul Bait Perabot Rumah Tangga. Dalam buku Abdul Manan “Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di
Indonesia ”, Hazairin, Anwar Harjono dan Andoerraoef serta diikuti oleh murid-
muridnya mengemukakan pendapat pula bahwa agama Islam tidak mengatur tentang harta bersama dalam Al-
Qur’an. Oleh karena itu diserahkan sepenuhnya kepada mereka suami istri untuk mengaturnya.
10
Pengaturan harta kekayaan dalam perkawinan menurut hukum Islam meliputi:
1. Warisan
Warisan adalah harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada
ahli waris. Ahli waris adalah orang-orang yang berhak menerima harta peninggalan mewarisi orang yang meninggal, baik karena hubungan
keluarga, pernikahan, maupun karena memerdekakan hamba sahaya wala’.
Kepemilikan warisan dan juga pengurusan warisan tersebut menjadi hak dan kewajiban ahli waris.
10
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, Ed. 1, cet.2, h.109
26
2. Maskawin atau Mahar
Maskawin adalah harta yang diperoleh dari pemberian mempelai laki- laki kepada mempelai perempuan, disebut juga ”mahar”.
11
Kepemilikan mahar dan juga pengurusan mahar tersebut menjadi hak dan kewajiban sepenuhnya pihak istri.
3. Nafkah
Perkawinan merupakan salah satu sebab yang mewajibkan pemberian nafkah terhadap istri. Firman Allah SWT, dalam surat An-Baqorah : 233,
berbunyi:
Artinya: ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila
keduanya ingin menyapih sebelum dua tahun dengan kerelaan keduanya
11
Sudarsono, Kamus Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, cet. 6, h.268.
27
dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan
”. QS. Al-Baqarah 2 : 233
4. Perabot Rumah Tangga Mata’ul Bait