- Titik didih : 296
o
C - Kelarutan dalam air
: 235 gr100 gr H
2
O - Panas Pelarutan dalam air
: 20.2 KJmol - Panas pembakaran
: -3025.5 KJmol Sifat-sifat Kimia :
- Berbentuk kristal pada suhu kamar - Berwarna putih tidak berbau dan berasa manis
- Larut dalam air,glycerol dan propylene glycol - Sedikit larut dalam metanol, etanol, asam asetat dan phenol
- Tidak larut dalam sebagian besar pelarut organik Perry, 1950
2.3.2 Maltosa
Sifat fisik : - Rumus molekul
: C
12
H
22
O
11
- Densitas : 1,54 g cm
3
- Titik lebur : 102-103
o
C - Titik didih
: 2173 K atau 899,85
o
C Sifat-sifat kimia :
- Larut dalam air - Tidak larut dalam eter dan alkohol
perry, 1999
2.3.3 Dekstrin
Sifat Fisik : Rumus molekul
: C
12
H
20
O
10
Berat molekul : bervariasi
Penampakan : Bubuk berwarna putih atau kuning
pH : 5-7
Titik cair : 178
o
C perry, 1999
2.3.4 Glukosa
Sifat Fisik : - Rumus molekul
: C
6
H
12
O
6
- Berat molekul : 180 g mol
-
Densitas : 1,54 g cm
3
- Titik lebur : 140-150
o
C - Titik didih
: 146
o
C Sifat kimia :
- Larut dalam air - Larut dalam etanol dan metanol
- Berasa manis - Berfungsi sebagai sumber energi
2.3.5 Katalis Raney Nickel
Sifat-sifat Fisika : - Komposisi Kimia
Ni,wt : 50
Al, wt : 50
- Densitas pada fase solid, g cm
-3
: 8,1 - Densitas Partikel
: 3,32 - Porosity
: 0,59 - Purc Vol,cm
3
g
-1
: 0,178 - Berbentuk bubuk halus berwarna kelabu.
- Suhu yang umum digunakan pada 70-100
o
C. perry, 1999
Sifat-sifat Kimia : - Cukup resistensi terhadap dekomposisi, dapat disimpan dan digunakan
kembali dalam beberapa periode waktu. - Stabilitas termal tidak terurai pada temperatur yang tinggi
2.3.6 Hidrogen
Sifat-sifat Fisika : - Densitas
: 0,0899 grlt - Specific gravity
: 0,0694 - Specific Volume
: 193 cuftlb 21,1
o
C - Titik didih
: -252
o
C - Temperatur dapat terbakar sendiri
: 580
o
C
Sifat-sifat Kimia: o
Reaksi dengan oksigen akan menghasilkan air o
Hidrogen sangat reaktif terhadap senyawa halogen, reaksi dengan fluorin membentuk senyawa HF
o Dengan nitrogen, hidrogen bereaksi membentuk amoniak
o Hidrogen bereaksi pada temperatur tertentu dengan sejumlah logam,
seperti lithium membentuk senyawa LiH o
Hidrogenasi asetaldehid menghasilkan etil alkohol perry,1950
2.4 Pemilihan Proses
Proses pembuatan sorbitol bisa dilakukan dengan berbagai cara dan bahan baku yang digunakan juga bermacam-macam, dengan kondisi operasi dan
konversi yang berbeda. Macam-macam proses pembuatan sorbitol dari sirup glukosa:
1. Proses reduksi elektrolitik. 2. Proses hidrogenasi katalitik.
2.4.1 Proses reduksi elektrolitik
Bagian utama dari proses ini adalah ”elektrolitik cell” yang merupakan tempat terjadinya reduksi D-glukosa menjadi sorbitol. Biasanya pada bagian ini
dilengkapi dengan sumber arus yang tidak berfluktuasi. Elektroda yang dipakai adalah amalgam sebagai katoda dan timbal sebagai anoda, sedangkan larutan yang
dipakai NaOH dan Na
2
SO
4.
Pada prinsipnya glukosa akan direduksi dengan H
2
sebagai hasil proses elektrolisis diatas. Dari proses diatas akan dihasilkan sorbitol. Faith, 1975
2.4.2. Proses Hidrogenasi katalitik
Proses pembuatan sorbitol dengan hidrogenasi katalitik dilakukan dengan cara mereaksikan dextrosa dan gas hirogen bertekanan tinggi dengan
menggunakan katalis Raney nickel dalam reaktor, sehingga kontak yang terjadi semakin baik.
Dari proses yang telah disebutkan diatas, maka dipilih proses hidrogenasi katalitik untuk pembuatan sorbitol dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
Tabel 2.2 Perbandingan antara Reduksi Elektronik dan Hidrogenasi Katalitik
Parameter Proses
Reduksi Elektrolitik Hidrogenasi Katalitik
1. Segi proses • Bahan baku
• Konversi reaksi
• Kualitas produk
2. Segi ekonomi Glukosa
Rendah Dalam proses reduksi
dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai
produk yang diinginkan.
Rendah Untuk bahan baku dari
sirupglukosa produk sorbitol
yang dihasilkan kurang begitu bagus.
Harga dari electrode sangat mahal.
Glukosa Tinggi
Dalam proses hidrogenasi waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai proses yang
diinginkan lebih cepat. Tinggi
Bila dibandingkan dengan proses reduksi,
produk sorbitol yang dihasilkan lebih bagus.
Bahan tambahan seperti gas hydrogen dan katalis
nikel mudah dijangkau dan murah serta efektif.
2.5 Deskripsi proses
Proses hidrogenasi katalitik terdiri dari beberapa tahap: 1. Tahap pencampuran bahan baku
2. Tahap reaksi hidrogenasi 3. Tahap pemurnian dan pemekatan
Proses reaksi dilakukan secara kontiniu, tekanan 68 atm dan temperatur 145
o
C, didalam reaktor dilengkapi dengan pengaduk, sparger gas H
2
, serta coil yang bisa dilalui steam pemanas sekaligus air pendingin.
1. Tahap Pencampuran Bahan Baku
Pada tahap ini, bahan baku berupa sirup glukosa disimpan dalam tangki penampung tangki bahan baku F-101. Konsentrasi dari sirup glukosa telah
memenuhi standar yaitu 46-50 dan pH 7. Sirup glukosa dialirkan dari tanki bahan baku menuju Heat Exchanger L-106 dengan menggunakan pompa L-
106 yaitu bertujuan untuk memanaskan terlebih dahulu temperatur bahan baku tadi dari + 30
o
C menjadi 100
o
C dengan media pemanas berupa steam. Kemudian sirup glukosa panas tadi ditarik lagi dengan pompa L-107 dan dialirkan dengan
tekanan yang lebih tinggi yaitu 68 atm menuju reaktor hidrogenasi. Pada saat yang sama hidrogen dari tanki penyimpanan F101 juga dialirkan dengan
menggunakan kompressor C-103 melewati heat exchanger E-102 diharapkan temperaturnya 100
o
C, sehingga kedua reaktan tersebut bertemu pada titik pencampur pada temperatur yang sama 100
o
C dan tekanan yang sama 68 atm. Dan selanjutnya kombinasi kedua reaktan tadi mengalir menuju reaktor
hidrogenasi.
2. Tahap Reaksi Hidrogenasi
Dimana pada tahap ini terjadi reaksi antara sirup glukosa dengan gas H
2
menghasilkan sorbitol. Hidrogen dan sirup glukosa yang telah dipanaskan dan dinaikkan tekanannya masuk ke dalam reaktor dan akan melewati partikel-partikel
halus dari katalis yang tersusun fix bed di dalam reaktor. Reaksi ini dinamakan hidrogenasi katalitik karena menggunakan katalis Raney nickel untuk
mempercepat reaksi yang memiliki kadar 95,5 Alloy.
Mekanisme reaksi adalah: C
6
H
12
O
6
+ H
2
C
6
H
14
O
6
Dari reaksi diatas akan diperoleh produk berupa sorbitol, dan terdapat kandungan air, maltosa, dekstrin dan sisa hidrogen. Setelah reaksi, produk tadi keluar melalui
outlet reaktor dan akan diturunkan tekanannya dengan menggunakan reducer X- 202 hingga tekanan mencapai 10 atm. Setelah itu campuran produk tadi akan
mengalami proses pendinginan melalui cooler E-301 hingga temperatur outlet 90
o
C. Setelah itu larutan campuran produk tadi akan masuk ke tahap pemurnian.
3. Tahap Pemurnian dan Pemekatan
Pada tahap ini akan dilakukan pemurnian sorbitol dan pemurnian dari gas hidrogen sisa untuk di daur ulang kembali. Setelah melewati cooler campuran
produk tadi akan masuk menuju Separator-Flash Drum D-302 untuk memisahkan campuran gas hidrogen dari liquid campuran produk sorbitol.
Hidrogen yang telah terpisah akan masuk ke unit pressure swing adsorption PSA D-401 dan D-402 untuk dimurnikan kembali, dimana impuritis gas
hidrogen tadi akan tertahan di adsorber, sehingga diperoleh hidrogen yang lebih murni. Setelah dimurnikan, hidrogen tadi akan dialirkan dengan menggunakan
blower G-403 menuju kompressor C-103 untuk dipergunakan kembali sebagai reaktan. Sedangkan campuran sorbitol yang keluar dari bottom separator
diturunkan terlebih dahulu tekanannya hingga 1 atm lalu dialirkan dengan pompa L-304 menuju Evaporator V-501.
Proses evaporator ini bertujuan untuk memekatkan larutan sorbitol. Larutan sorbitol yang masuk ke evaporator akan diuapkan kadar airnya pada
kondisi operasi tekanan 1 atm dan temperatur 110
o
C. Pada tahap ini air yang terkandung di dalam inlet evaporator akan diuapkan sebanyak 20. Selanjutnya
larutan sorbitol dialirkan oleh pompa L-502 menuju tanki penyimpanan produk.
BAB III NERACA MASSA
Pra rancangan pabrik sorbitol ini direncanakan beroperasi dengan kapasitas 60 ton hari selama waktu operasi 330 hari tahun. Unit peralatan utama
yang menghasilkan adanya perubahan massa pada proses produksi sorbitol tersebut adalah sebagai berikut :
1. Reaktor R-201 2. Separator D-302
3. Adsorber D-401 dan D-402 4. Evaporator V-501
Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan basis perhitungan 1 jam operasi pada lampiran A, maka diperoleh hasil perhitungan neraca massa pada
tabel 3.1 sampai dengan Tabel 3.4 berikut ini :
3.1 Reaktor R-201 Tabel 3.1 Neraca Massa pada Reaktor R-201
Komponen Masuk kg jam
Keluar kg jam
F
7
F
6
F
3
F
8
Sorbitol -
- 1750
Glukosa 1581,25
- 14
Maltosa 55
- 55
Air 850,3125
- 850,3125
Dekstrin 0,75
- 0,75
Hydrogen recycle -
3,6923 -
Hydrogen -
182,7877 -
Hydrogen sisa reaksi -
- 3,7296
Sub total 2487,3125
186,48 2673,7921
Total 2673,7921
2673,7921
3.2 Separator Gas-Liquid D-302 Tabel 3.2 Neraca Massa pada Separator Gas-Liquid D-302
Komponen Masuk kg jam
Keluar kg jam F
10
F
11
F
14
Sorbitol 1750
- 1750
Glukosa 14
- 14
Maltosa 55
- 55
Air 850,3125
- 850,3125
Dekstrin 0,75
- 0,75
Hydrogen 3,7296
3,7296 -
Sub total 2673,7921
3,7296 2670,0625
Total 2673,7921
2673,7921
3.3 PSA Pressure Swing Adsorption-D-401 402 Tabel 3.3 Neraca Massa pada PSA
Komponen Masuk kg jam
Keluar kg jam F
11
F
18
F
12
Hydrogen 3,692304
- 3,692304
Pengotor 0,037296 0,037296
Sub total 3,7296
- 3,692304
Total 3,7296
3,7296