Pembuatan Margarin Dari Minyak Kacang Tanah Dengan Proses Hidrogenasi Dengan Kapasitas Produksi 22.500 Ton/Tahun

(1)

PRA RANCANGAN PABRIK

PEMBUATAN MARGARIN DARI MINYAK KACANG

TANAH DENGAN PROSES HIDROGENASI

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 22.500 TON/TAHUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sarjana Teknik Kimia

Disusun Oleh :

ALIDA LUBIS

NIM : 050425010

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemampuan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir

dengan judul “ Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Margarin Dari minyak Kacang

Tanah Dengan Proses Hidrogenasi Dengan Kapasitas 22.500 Ton Per Tahun”.

Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian Sarjana di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak. Penulis berterimakasih kepada :

1. Kedua Orangtua Penulis atas Doa, bimbingan dan motivasi yang diberikan hingga

saat ini.

2. Bapak Dr. Ir. Taslim, M.Si selaku Dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Ibu Maya sarah ST, MT. Selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan masukan pada Penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini

4. Bapak Dr. Ir. Irvan, M.Si selaku koordinator Tugas Akhir.

5. Ibu Ir.Renita Manurung, MT selaku Ketua Departemen Teknik Kimia.

6. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan pada Penulis

sehingga penulis dapat mengerjakan Tugas Akhir ini..

7. Para pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan

administratif yang diberikan.

8. Rekan-rekan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini : Junita, Gia, Ijen, Meta,


(3)

Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2009 Penulis,


(4)

INTISARI

Dengan peningkatan taraf hidup masyarakat dan perubahan pola makan masyarakat dari tradisional menjadi lebih praktis mendorong untuk didirikannya pabrik margarin dari bahan baku minyak kacang tanah. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan bahan minyak kacang tanah memiliki kandungan lemak yang tinggi, nilai gizi yang baik serta nilai ekonomi yang lebih menguntungkan.

Proses yang digunakan terdiri atas proses bleaching untuk memucatkan minyak, proses hidrogenasi untuk menjenuhkan minyak kacang tanah, proses blending untuk mencampur dan menghomogenkan minyak dengan bahan tambahan, serta proses chilling yaitu pembekuan margarine.

Pabrik margarine dari minyak kacang tanah ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas 22.500 ton/tahun dengan 300 hari kerja dalam satu tahun. Lokasi pabrik direncanakan di daerah Kuala Tanjung, Asahan, Sumatera Utara, dengan luas areal 9.000

m2, tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 147 orang dengan bentuk Badan Usaha

Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur dengan struktur organisasi system garis.

Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Margarin dari Minyak Kacang Tanah secara Hidrogenasi ini sebagai berikut :

 Modal Investasi : Rp 236.561.225.389,-

 Biaya Produksi per tahun : Rp 241.526.676.429,-

 Hasil Jual Produk per tahun : Rp 382.500.000.000.-

 Laba Bersih per tahun : Rp 98.698.826.499.-

Profit Margin : 36,86 %

Break Event Point : 33,47%

Return of Investment : 41,72 %

Pay Out Time : 2,40 tahun

Internal Rate of Return : 54,99 


(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR... i

INTISARI ... . ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN... I-1

1.1 Latar Belakang... I-1

1.2 Perumusan Masalah... I-2

1.3 Tujuan Perancangan ... I-2

1.4 Ruang Lingkup Perancangan... I-3

1.5 Manfaat Perancangan ... I-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1

2.1 Margarin ... II-1

2.2 Minyak Kacang Tanah ... II-2

2.3 Spesifikasi Bahan Pendukung ... II-6

2.4 Modifikasi Lemak dan Minyak dalam Pembuatan Margarin... II-8

2.5 Deskripsi Proses ... II-10

BAB III NARACA MASSA ... III-1 BAB IV NARACA PANAS ... IV-1 BAB V SPESIFIKASI PERALATAN... V-1 BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1

6.1 Instrumentasi ... VI-1

6.2 Keselamatan Kerja... VI-7

6.3 Keselamatan Kerja pada Pabrik Margarin... VI-9

BAB VII UTILITAS ... VII-1

7.1 Kebutuhan Uap (Steam) ... VII-1

7.2 Kebutuhan Air ... VII-2

7.3 Kebutuhan Bahan Kimia ... VII-10


(6)

7.5 Kebutuhan Bahan Bakar... VII-11

7.6 Unit Pengolahan Limbah... VII-11

7.7 Spesifikasi Peralatan Utilitas... VII-16

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK... VIII-1

8.1 Landasan Teori ... VIII-1

8.2 Lokasi Pabrik... VIII-4

8.3 Tata Letak Pabrik ... VIII-6

8.4 Perincian Luas Areal Pabrik... VIII-8

BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN... IX-1

9.1 Organisasi Perusahaan... IX-1

9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3

9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-5

9.4 Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung jawab... IX-6

9.5 Sistem Kerja ... IX-9

9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan... IX-10

9.7 Sistem Penggajian ... IX-11

9.8 Kesejahteraan Karyawan ... IX-12

BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1

10.1 Modal Investasi ... X-1

10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC)... X-4

10.3 Total Penjualan (Total Sales) ... X-5

10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha... X-5

10.5 Analisa Aspek Utama ... X-5

BAB XI KESIMPULAN... XI-1 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Data impor margarine di Indonesia ... I-1

Tabel 2.1 Komposisi margarine ... II-1

Tabel 2.2 Komposisi asam lemak minyak kacang tanah ... II-4

Tabel 2.3 Sifat fisik dan kimia minyak kacang tanah sebelum

dan sesudah dimurnikan... II-5

Tabel 2.4 Sifat kimia minyak kacang tanah ... II-5

Tabel 3.1 Neraca massa pada heater ... III-1

Tabel 3.2 Neraca massa pada tangki bleaching ... III-1

Tabel 3.3 Neraca massa pada filter press ... III-1

Tabel 3.4 Neraca massa pada reactor hidrogenasi ... III-2

Tabel 3.5 Neraca massa tangki penampungan ... III-2

Tabel 3.6 Neraca massa pada cooler ... III-2

Tabel 3.7 Neraca massa pada tangki blending-1... III-2

Tabel 3.8 Neraca massa pada tangki blending-2... III-3

Tabel 3.9 Neraca massa pada votator-1 ... III-3

Tabel 3.10 Neraca massa pada worker-1 ... III-3

Tabel 3.11 Neraca massa pada votator-2 ... III-3

Tabel 3.12 Neraca massa pada worker-2 ... III-4

Tabel 4.1 Neraca panas masuk heater pada 30oC ... IV-1

Tabel 4.2 Neraca panas keluar heater pada 90oC... IV-2

Tabel 4.3 Neraca panas masuk reactor hidrogenasi pada 90oC ... IV-2

Tabel 4.4 Neraca massa masuk reactor hidrogenasi pada 30oC... IV-2

Tabel 4.5 Neraca panas keluar reactor hidrogenasi pada 180oC... IV-2

Tabel 4.6 Neraca panas masuk cooler pada 180oC ... IV-2

Tabel 4.7 Neraca panas keluar cooler pada 50oC... IV-2

Tabel 4.8 Neraca panas masuk tangki blending-1 pada 50oC... IV-3

Tabel 4.9 Neraca panas masuk tangki blending-1 pada 30oC... IV-3

Tabel 4.10 Neraca panas keluar tangki blending-1 pada 50oC ... IV-3

Tabel 4.11 Neraca panas masuk votator-1 pada 45oC... IV-3


(8)

Tabel 4.13 Neraca panas masuk worker-1 pada 10oC... IV-4

Tabel 4.14 Neraca panas keluar worker-1 pada 15oC ... IV-5

Tabel 4.15 Neraca panas masuk votator-2 pada 15oC... IV-5

Tabel 4.16 Neraca panas keluar votator-2 pada 10oC ... IV-5

Tabel 4.17 Neraca panas masuk worker-2 pada 10oC... IV-6

Tabel 4.18 Neraca panas keluar worker-2 pada 20oC ... IV-6

Tabel 6.1 Daftar penggunaan instrumentasi pada pra-rabcangan pabrik pembuatan margarine dari minyak kacang tanah

secara hidrogenasi ... VI-4

Tabel 7.4 Kualitas air sungai Silau, Kuala Tanjung – Asahan... VII-4

Tabel 8.1 Perincian luas areal pabrik ... VIII-9

Tabel 9.1 Jadwal kerja karyawan shift... IX-10

Tabel 9.2 Jumlah karyawan dan kualifikasinya ... IX-11


(9)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 6.1 Instrumentasi pada pompa ... VI-5

Gambar 6.2 Instrumentasi pada tangki cairan... VI-5

Gambar 6.3 Instrumentasi pada tangki gas ... VI-6

Gambar 6.4 Instrumentasi pada reactor ... VI-6

Gambar 6.5 Instrumentasi pada cooler dan condenser ... VI-6

Gambar 6.6 Instrumentasi pada blower ... VI-7

Gambar 6.7 Instrumentasi pada kompresor ... VI-7

Gambar 8.1 Tata letak pra rancangan pabrik pembuatan margarine


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA... LA-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LB-1 LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ... LC-1 LAMPIRAN D PERHITUNGAN PENGOLAHAN AIR... LD-1 LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI ... LE-1


(11)

INTISARI

Dengan peningkatan taraf hidup masyarakat dan perubahan pola makan masyarakat dari tradisional menjadi lebih praktis mendorong untuk didirikannya pabrik margarin dari bahan baku minyak kacang tanah. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan bahan minyak kacang tanah memiliki kandungan lemak yang tinggi, nilai gizi yang baik serta nilai ekonomi yang lebih menguntungkan.

Proses yang digunakan terdiri atas proses bleaching untuk memucatkan minyak, proses hidrogenasi untuk menjenuhkan minyak kacang tanah, proses blending untuk mencampur dan menghomogenkan minyak dengan bahan tambahan, serta proses chilling yaitu pembekuan margarine.

Pabrik margarine dari minyak kacang tanah ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas 22.500 ton/tahun dengan 300 hari kerja dalam satu tahun. Lokasi pabrik direncanakan di daerah Kuala Tanjung, Asahan, Sumatera Utara, dengan luas areal 9.000

m2, tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 147 orang dengan bentuk Badan Usaha

Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur dengan struktur organisasi system garis.

Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Margarin dari Minyak Kacang Tanah secara Hidrogenasi ini sebagai berikut :

 Modal Investasi : Rp 236.561.225.389,-

 Biaya Produksi per tahun : Rp 241.526.676.429,-

 Hasil Jual Produk per tahun : Rp 382.500.000.000.-

 Laba Bersih per tahun : Rp 98.698.826.499.-

Profit Margin : 36,86 %

Break Event Point : 33,47%

Return of Investment : 41,72 %

Pay Out Time : 2,40 tahun

Internal Rate of Return : 54,99 


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan industri di Indonesia dewasa ini cukup besar, terutama dalam bidang pemanfaatan hasil – hasil pertanian, perkebunan, dan berbagai jenis hasil hutan. Kemajuan tersebut ditujukan untuk mendukung program pemerintah dalam pemanfaatan sumber daya bagi keperluan industri, baik dalam negeri maupu luar negeri. Salah satu hasil pertanian di Indonesia adalah kacang tanah. Prospek usaha pemanfaatan kacang tanah cukup cerah bila dikelola secara intensif dan berpola pada permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor.

Minyak kacang tanah dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan manusia baik pangan maupun non pangan. Sebagai bahan pangan minyak kacang tanah dapat dipergunakan untuk minyak goreng, bahan dasar pembuatan margarin dan mentega putih. Salah satu jenis produksi indutri pangan yang dibutuhkan dan pemakaiannya terus meningkat akibat permintaan semakin banyak adalah industri margarin. Pada pra perancangan pabrik ini, pembuatan margarin dilakukan dengan menggunakan bahan baku berupa minyak kacang tanah.

Kuantitas impor margarin selama tahun 1996 – 2006 terlihat pada tabel 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1 Data Impor Margarin Di Indonesia

TAHUN BERAT BERSIH (TON)

1996 16.020 1997 10.222 1998 8.741 1999 11.528 2000 17.350 2001 13.962 2002 14.359 2003 14.755 2004 15.152 2005 15.548 2006 15.945 (Sumber: Badan Pusat Statistik)


(13)

Dari data di atas terlihat tahun 1996 – 1998 impor margarin mengalami penurunan dan mengalami peningkatan pada tahun 1999 – 2000. Dari data ini dapat dilihat impor margarin mengalami fluktuasi, yang disebabkan oleh krisis ekonomi Indonesia mulai pertengahan tahun 1997. Lalu pada tahun 2001 impor margarin di Indonesia mulai mengalami penurunan kembali, tapi belum seimbang saat belum mengalami krisis ekonomi di Indonesia, hal ini terjadi akibat terjadinya fluktuasi ekonomi Indonesia dan kembali mulai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu 2002 hingga tahun 2006 secara konstan.

1.2 Perumusan Masalah

Kebutuhan margarin terus meningkat dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut sampai saat ini Indonesia masih mengimpor, maka diperlukan suatu usaha agar permintaan margarin dapat dipenuhi dengan cara mendirikan pabrik margarin. Perancangan pabrik margarin ini menggunakan bahan baku utama minyak kacang tanah, yang kacang tanahnya diperoleh dari impor luar negeri yang terus mengalami peningkatan akibat meningkatnya kebutuhan minyak kacang tanah yang salah satu pemanfaatannya adalah pembuatan margarin. Pemilihan bahan baku ini didasarkan atas pertimbangan bahwa minyak kacang tanah memiliki kandungan lemak yang tinggi dan nilai gizi yang baik. Apalagi permintaan margarin di perdagangan dunia sangat tinggi, sehingga terbuka kemungkinan untuk mengekspor produk ini keluar negeri. Dengan terpenuhinya kebutuhan margarin di Indonesia, maka akan berdampak pada berkurangnya pengeluaran negara, meningkatnya perekonomian nasional dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan pabrik pembuatan margarin dari minyak kacang tanah adalah untuk mengaplikasikan ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa, neraca energi, spesifikasi peralatan, operasi teknik kimia, utilitas dan bagian ilmu teknik kimia lainnya, juga untuk memenuhi aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik sehingga memberikan gambaran kelayakan pra rancangan pabrik pembuatan margarine dari minyak kacang tanah.


(14)

Tujuan lain yang ingin dicapai adalah terbukanya lapangan kerja dan memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

1.4 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang lingkup dari perancangan pabrik margarine adalah seperti berikut :

a. Penyimpanan minyak kacang tanah pada tangki penyimpanan (storage tank).

b. Proses bleaching yang bertujuan untuk menghilangkan zat-zat warna yang

tidak disukai pada minyak.

c. Proses hidrogenasi yang bertujuan untuk mengurangi tingkat ketidakjenuhan

minyak atau lemak.

d. Proses emulsifikasi yang bertujuan untuk mendisperikan molekul-molekul air

kedalam molekul-molekul minyak dengan bantuan zat-zat pengemulsi sehingga terbentuk suatu emulsi minyak dalam air yang berbentuk gel.

e. Proses kristalisasi dengan tujuan membentuk kristal dengan cara pendinginan

mendadak pada minyak kacang tanah sehingga terbentuk padatan keras plastis dan inti kristal halus.

f. Proses pengepakan / pengemasan dengan tujuan untuk mengemas produk

dalam bentuk cup jenis HDPE (High Density Polyethilen) yang siap dipasarkan.

g. Untuk menyempurnakan pra-rancangan pabrik juga dilakukan atau

disampaikan pembahasan tentang aspek-aspek : instrumentasi dan keselamatan kerja, utilitas pabrik, lokasi dan tata letak pabrik, organisasi dan manajemen perusahaan, dan analisa ekonomi perusahaan.

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat atau kontribusi yang diberikan oleh pabrik pembuatan margarine dari minyak kacang tanah adalah seperti berikut ini.

1. Manfaat bagi pemerintah.

a. Untuk memenuhi kebutuhan margarin di Indonesia.

b. Menambah pendapatan bagi daerah/Negara, misalnya dari pajak, ekspor,


(15)

2. Manfaat bagi perguruan tinggi.

a. Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian dan perancangan

selanjutnya tentang proses pembuatan margarin.

b. Sebagai bahan aplikasi bagi mahasiswa dari teori-teori yang di dapat

dalam perkuliahan.

3. Manfaat bagi masyarakat.

a. Meningkatkan kesempatan kerja, yang berarti menurunkan jumlah

pengangguran di Indonesia.

b. Membuka pemikiran masyarakat terhadap perkembangan sains dan


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Margarin

2.1.1. Definisi dan Komposisi Margarin

Margarin pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh Mege Mouries pada tahun 1870 di Perancis dengan menggunakan lemak sapi. Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau, kosistensi rasa dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Margarin merupakan emulsi dengan

tipe emulsi Water in Oil (W/O) yaitu fase air berada dalam fase minyak atau

lemak (Ketaren,1986). Syarat umum suatu margarin antara lain mengandung tidak kurang 80% lemak, air, bahan pengemulsi, garam, bahan pengawet, pewarna, pewangi (dalam batas yang aman) serta vitamin. Margarin berbeda dengan shortening, karena shortening tidak mengandung air, serta tidak memiliki rasa asin. Adapun komposisi kimia margarin dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini

Tabel 2.1 Komposisi Margarin

Komposisi % Berat

Lemak 80,899 Lechitin 0,5

Garam 3 TBHQ 0,005

Vitamin A 0,002

B-Carothen 0,003 Na-Benzoat 0,1

Skim milk 15,491

(Sumber : Pamina Adolina,2008)

Lemak yang digunakan dalam pembuatan margarin dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati. Lemak hewan yang biasa digunakan adalah lemak babi


(17)

adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak biji kapas, minyak wijen, minyak kedelai, minyak jagung,dan minyak gandum.

Minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan margarin harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Bilangan Iod yang rendah

2. Warna minyak kuning muda

3. Flavor minyak yang baik

4. Titik beku dan titik cair disekitar suhu kamar

5. Asam lemak yang stabil

6. Jenis minyak yang digunakan sebagai bahan baku harus banyak terdapat

disuatu daerah. (Ketaren, 1986)

2.1.2. Penggunaan Margarin

Dalam bidang pangan penggunaan margarin telah dikenal secara luas

terutama baking dan cooking yang bertujuan memperbaiki tekstur dan menambah

cita rasa pangan. Margarinjuga digunakan sebagai bahan pelapis misalnya pada roti yang bersifat plastis dan segera mencair didalam mulut (Winarno, 1991).

Berdasarkan penggunaannya, margarin dapat dikelompokkan menjadi 2

kelompok yaitu margarine table dan margarine bakery. Sifat kemampuan

margarin untuk dapat dioleskan dengan mudah pada suhu refrigerator sangat

diinginkan pada margarine table, sehingga industri- industri di Amerika Serikat

telah mengembangkan produk-pruduk soft stick dan whipped. Selain itu kesadaran

nutrisi konsumen yang menghendaki margarin dengan kandungan lemak jenuh

ynag rendah dan lebih tinggi kandungan lemak tidak jenuh. Margarine bakery

biasanya khusus utuk penggunaan bakery, juga dalam industri biskuit, pound

cakes, dan pastry.

2.2. Minyak Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah memilliki peran strategis dalam pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Konsumsi kacang tanah sebagai sumber pangan sehat salam pangan nasional terus meningkat oleh karenanya pada


(18)

tahun 2005 pemerintah mengimport kacang tanah sebanyak ± 118.758 ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (Yermi, 2006). Permintaan kacang tanah tersebut digunakan untuk berbagai produk, salah satunya adalah minyak kacang tanah.

Minyak kacang tanah seperti juga minyak nabati lainnya merupakan salah satu keburuhan manusia yang digunakan baik sebagai bahan pangan maupun non pangan. Sebagai bahan pangan minyak kacang tanah digunakan untuk minyak

goreng, bahan dasar pembuatan margarin, mayonaise, salad dressing dan mentega

putih (shortening). Minyak kacang tanah memiliki keunggulan dibandingkan

minyak nabati lainnya, karena dapat dipakai berulang-ulang untuk menggoreng bahan pangan.

Sebagai bahan non pangan minyak kacang tanah banyak digunakan dalam

industri sabun, face cream, shaving cream, pencuci rambut dan bahan kosmetik

lainnya. Dalam bidang farmasi minyak kacang tanah dapat digunakan untuk campuran pembuatan adrenalin, dan obat astma.

2.2.1. Komposisi Minyak Kacang Tanah

Minyak kacang tanah mengandung 76-82% asam lemak tidak jenuh, yang terdiri dari 40-45% asam oleat dan 30-35% asam linoleat. Kandungan asam lemak jenuh dalam minyak kacang tanah sebagian besar adalah asam palmitat dan 5% asam miristat. Kandungan asam linoleat yang tinggi akan mengganggu kestabilan minyak. Apabila dibandingkan dengan minyak biji bungan matahari mengandung 85% asam lemak tak jenuh san 15% asam lemak jenuh, sedangkan minyak jagung mengandung 86-87% asam lemak tak jenuh dan 10-12% asam lemak jenuh.

Kestabilan minyak dapat ditingkatkan dengan cara hidrogenasi atau dengan penambahan anti-oksidan. Dalam minyak kacang tanah telah terdapat persenyawaan tokoferol yang merupakan anti-oksidan alami dan efektif dalam menghambat oksidasi minyak kacang tanah. Komposisi asam lemak dalam minyak kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.


(19)

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kacang Tanah

Komposisi 1921 USA (%)

1934 Afrika Utara (%)

1945 Argentina (%)

Asam Lemak Jenuh 17,1 17,7 21,9

1. Miristat - - 0,4

2. Palmitat 6,3 8,2 11,4

3. Stearat 4,9 3,4 2,8

4. Behenat 5,9 6,1 7,3

As.Lemak Tidak Jenuh

1. Oleat 61,1 60,4 42,3

2. Linoleat 21,8 21,5 33,3

3. Heksadananoat - - 2,4

Sumber : (Bailey,1950)

Dalam kacang tanah terdapat karbohidrat sebanyak 18% dengan kadar pati 0,5-5,0% dan kadar sukrosa 4-7 %. Vitamin yang terdapat adalah riboflavin, thiamin, asam nikotinat, vitamin E dan K. Sebagian besar kandungan mineral terdiri dari kalsium, magnesium, fosfor dan sulfur.

2.2.2. Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Minyak Kacang Tanah

Minyak kacang tanah merupakan minyak yang jauh lebih baik dari minyak jagung, minyak biji kapas, minyak olive, dan minyak bunga matahari, untuk

dijadikan salad dressing dan disimpan dibawa suhu -11oC (Ketaren, 1986). Hal ini

disebabkan karena minyak kacang tanah jika berwujud padat berbentuk amorf, dimana lapisan padat tersebut tidak pecah sewaktu proses pembekuan. Minyak

kacang tanah yang didinginkan pada suhu -6,6oC, akan menghasilkan sejumlah

besar trigliserida padat. Sifat fisik dan kimia kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.3 Sifat Fisik dan Kimia Minyak Kacang Tanah Sebelum dan Sesudah Dimurnikan


(20)

Sebelum Dimurnikan Sesudah Dimurnikan Karakteristik

Tipe Virgine Tipe Spanis

Bermacam-macam Varietas

Bilangan Iod 94,80 90,10 90-94

Bilangan Penyabunan 187,80 188,20 186-192

Biangan Polenske 0,29 0,12 0,2-0,7

Bil. Reichert-Meissl 0,21 0,27 0,1-1,0

Bilangan Asetil 0,5 8,7 9,0-9,1

Titer (0C) - - 28-30

Titik Cair (0C) - - -5,5-2,2

Titik asap (0C) - - 226,6

Indeks bias nD600C - - 1,4558

Bobot Jenis 0,9136 0,9148 0,910-0,915

Sumber : (Bailey, 1950)

Tabel 2.4 Sifat Kimia Minyak Kacang Tanah

Macam-macam standart Karakteristik

Kisaran ACCS British -Standart

Species - Spanis

N.C Runner

Derajat Asam 0,08-6,0 - - 1,5 1,5

Bil. Penyabunan 188-195 188-195 188 min - -

Bil. Iod 89-102 100-84 82-99 - -

Bil. Thianogen 67-73 63 - - -

Bil.hidroksil 2,5-9,5 8,9-9,6 - - -

Bil.Reichet-meissl 0,2-1,0 0,5 - - -

Bil. Polenske 0,2-0,7 0,5 - - -

Zat Tak Tersabunkan 0,2-0,8 1 0,8 max 0,64 0,7

Indeks bias nD600C

1,4605-1,4645

- - 1,4683 1,4681


(21)

Bobot jenis : 25/250C 0,91-0,915 0,910-0,915 - - -

Titer 0C 26-32 26,32 - - -

Sumber : (Bailey, 1950)

2.3. Spesifikasi Bahan Pendukung 2.3.1. Gas Hidrogen

− Rumus molekul : H2

− Bobot molekul : 2.016

− Bobot jenis : 0,06948 gr/cm3 (pada suhu 20oC)

− Titik lebur : - 259oC

− Titk didih : - 252.61oC (Perry, 1999)

2.3.2. Katalis Nikel

− Rumus kimia : Ni

− Bobot atom : 58,69

− Bobot jenis : 8,90 gr/cm3 (pada suhu 20oC)

− Titik lebur : 1452oC (Perry,1999)

2.3.3. Zat pengemulsi

Zat pengemulsi yang digunakan dalam pembuatan margarin ini adalah lechitin. Penambahan zat ini berfungsi untuk mendispersikan molekul-molekul air ke dalam minyak sehingga terbentuklah suatu emulsi air dalam minyak yeng berbentuk gel. Jumlah lechitin yang digunakan adalah 0,1% dari berat margarin (0,1%-b).

2.3.4. Zat Pemberi Rasa

Zat pemberi rasa yang digunakan pada pembuatan margarin ini adalah garam dapur (NaCl), vitamin A.


(22)

2.3.5. Zat Pengawet

Zat pengawet berfungsi untuk menjaga margarin dari proses pembusukan sehingga mutu, rasa, warna, dan bau margarin tetap terjaga meskipun dalam waktu yang cukup lama. Zat pengawat yang digunakan adalah Natrium Benzoat dengan jumlah 0,1%-b.

2.3.6. Anti Oksidan

Zat antioksidan yang digunakan pada pembuatan margarin ini adalah THBQ dengan jumlah 0,02 - 0,07%-b

- TBHQ merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintetis

untuk tujuan komersial yang berfungsi untuk mencegah teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak menjadi rusak dan berbau tengik.

- TBHQ dikenal sebagai antioksidan paling efektif untuk lemak dan minyak

khususnya minyak tanaman karena memiliki kemampuan antioksidan yang baik pada penggorengan tetapi rendah pada pembakaran

- TBHQ dikenal berbentuk bubuk putih sampai coklat terang

- Mempunyai kelarutan cukup pada lemak dan minyak

- Tidak membentuk kompleks warna dengan Fe dan Cu tetapi dapat berubah

pink dengan adanya basa

2.4. Modifikasi Lemak dan Minyak Dalam Pembuatan Margarin

Lemak margarin merupakan lemak yang digunakan dalam proses pembuatan margarin dan merupakan bahan baku utama dalam pembuatan margarin (minimal 80%). Lemak margarin dapat berasal dari lemak hewani maupun minyak nabati. Minyak dan lemak yang berasal dari alam mempunyai keterbatasan dalam hal penggunaannya. Minyak nabati misalnya, mempunyai keterbatasan dalam aplikasi disebabkan karena komposisinya yang spesifik. Agar dapat dimaanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan margarin, maka minyak nabati yang akan digunakan harus terlebih dahulu dimodifikasi untuk memperoleh


(23)

sifat-sifat yang diinginkan seperti sifat pencairan, stabilitas terhadap oksidasi, kandungan asam lemak ganda yang tidak jenuh dan sebagainya. Modifikasi minyak dan lemak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan distribusi asam lemak dalam molekul gliserida menjadi bentuk minyak dan lemak yang baru sehingga menghasilkan sifat-sifat yang berbeda dengan sifat sebelumnya. Ada beberapa proses atau reaksi kimia yang digunkan untuk tujuan memodifikasi lemak dan minyak yaitu :

1. Hidrogenasi

2. Interesterifikasi

3. Blending

2.4.1. Hidrogenasi

Proses hidrogenasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai asam lemak pada minyak (Ketaren, 1986). Hidrogenasi mampu mereduksi ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga menaikkan titik cair lemak. reaksi hidrogenasi menggunakan katalis kimia seperti Ni, Pt, atau Cu, tetepi yang paling umum digunakan adalah Ni.

Proses hidrogenasi dapat dengan mudah dikontrol dan dihentikan pada saat yang diinginkan. Proses ini umumnya digunakan untuk meningkatkan titik cair lemak/minyak. Proses hidrogenasi menghasilkan shortening dan margarin dengan stabilitas yang lebih baik.

2.4.2. Interesterifikasi

Interesterifikasi adalah suatu reaksi dimana ester trigliserida atau ester asam lemak diubah menjadi ester lain melalui reaksi dengan alkohol, asam lemak, dan transesterifikasi. Interesterifikasi meliputi penataan ulang atau randomisasi residu asil dalam trigliserol dan selanjutnya menghasilkan lemak/minyak dengan sifat-sifat baru.

Reaksi interesterifikasi merupakan reaksi pertukaran grup asil diantara ester-ester pada trigliserol. Interester-esterifikasi dapat dilakukan dengan dua proses yaitu pertukaran intramolekuler dan intermolekuler. Interesterifikasi dapat terjadi dengan adanya katalis kimia (interesterifikasi kimia) atau dengan adanya


(24)

biokatalis enzim (interesterifikasi enzimatik). Penggunaan metoda ini dalam proses modifikasi lemak dan minyak dapat menghindarkan terbentuknya isomer trans.

2.4.3. Blending

Blending (pencampuran) merupakan metoda dalam modifikasi minyak atau

lemak dengan mencampurkan secara fisik dua jenis minyak atau lebih. Dengan

cara blending tujuan peningkatan titik cair yang diperoleh sesuai dengan yang

diinginkan dapat dilakukan dengan cara menambahkan minyak yang mempunyai titik cair tinggi ke dalam campuran minyak. Perubahan nilai akibat pencampuran ini dikarenakan kandungan asam lemak dari minyak yang dicampurkan mempunyai komposisi asam lemak yang titik cairnya tinggi.

Kelemahan dari metode blending yaitu adanya perbedaan ukuran molekuler

antara dua jenis minyak sehingga ada kemungkinan tidak kompatibael satu sam lainnya dan dapat membentuk campuran eutektik.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam pembuatan margarin dari minyak kacang tanah ini digunakan proses hidrogenasi untuk memodifikasi minyak kacang tanah agar dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin.

Alasan pemilihan proses hidrogenasi adalah sebagai berikut :

1. Proses hidrogenasi dapat mengurangi ketidak jenuhan minyak/lemak dan

membuat lemak menjadi bersifat plastis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan margarin.

2. Margarin yang dihasilkan dari proses hidrogenasi memiliki stabilitas yang

baik.

3. Proses hidrogenasi mudah dikontrol dan dapat dihentikan pada saat yang

diinginkan.

4. Pada proses hidrogenasi digunakan katalis Ni untuk mempercepat jalannya


(25)

2.5. Diskripsi Proses 2.5.1. Tahap Bleaching

1. Minyak kacang tanah dalam tangki penyimpanan pada suhu 30oC dan tekanan

1 atm dipanaskan dalam heater pada suhu 90oC untuk mempermudah proses

bleaching. Tujuan dari proses bleaching adalah untuk menghilangkan zat-zat yang tidak disukai dalam minyak. Dengan cara mencampur sejumlah minyak dengan adsorben (karbon aktif).

2. Selanjutnya minyak dipisahkan dari adsorben dengan cara penyaringan

menggunakan pengepresan dengan filter press. Minyak yang hilang dari

proses tersebut kurang lebih 0,2-0,5 % dari berat yang dihaslkan setelah proses

bleaching.

2.5.2. Tahap Hidrogenasi

1. Minyak yang telah melalui filter press dialirkan lagi ke tangki hidrogenasi.

Untuk mempercepat proses hidrogenasi, dalam tangki ditambahkan katalis

Nikel. Pada proses ini kondisi operasinya 3 atm dengan suhu 180oC. Reaksi

yang terjadi adalah :

2. Minyak yang sudah selesai diproses secara hidrogenasi ditampung dalam

tangki penampungan pada suhu 180oC dan tekanan 1 atm, kemudian diialirkan

menuju ke filter press. Tujuan dari filter press adalah untuk memisahkan

kotoran-kotoran yang berupa padatan yang terikut dalam minyak.

2.5.3. Tahap Emulsifiksi

Proses emulsifikasi bertujuan umtuk mengemulsikan minyak dengan cara

penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada shu 80 0C dengan tekanan

1 atm. Pada vessel emulsifikasi digunakan vessel emulsi fase minyak yang berisi

H2 , Ni

R-CH=CH- CH2-COOH R-CH2-CH2-COOH


(26)

Lechitin, - karoten, serta vitamin A dan D umtuk menambah gizi. Sedangkan pada tangki emulsi fase cair berisi garam untuk memberi rasa asin, TBHQ sebagai anti oksidan yang mencegah teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak mejadi rusak dan berbau tengik, Natrum Benzoat sebagai bahan pengawet.

2.5.4. Tahap Solidifikasi

Dalam tahap ini terjadi pembentukan kristal, di mana suhu pencampuran

50-60oC di dalam alat ini diturunkan menjadi 10oC disebabkan oleh terjadi

pendinginan mendadak sehingga membentuk padatan plastis dan inti kristal halus, dimana inti kristal halus tersebut membentuk lembaran-lembaran. Pada proses ini terjadi proses eksotermis, dimana panas dikeluarkan sehingga terjadi penurunan suhu.

Alat Votator menggunakan cairan NH3 sebagai media pendingin. Sambil

membentuk kristal, votator ini juga meraut lembaran-lembaran kristal yang melekat pada dinding alat ini, proses tersebut berlangsung secara kontinu, dan terbentuklah lembaran-lembaran kristal.

Lembaran-lembaran kristal yang telah terbentuk ini dialirkan menuju alat

Votator 2. Di dalam Votator 2 ini suhu dinaikkan menjadi 15oC. Tujuan dari

penaikan suhu adalah untuk membentuk lembaran kristal yang masih bersifat rapuh menjadi tekstur yang halus sehingga tekstur margarin menjadi sempurna. Kemudian akan dihasilkan produk margarin pada suhu kamar.

2.5.5. Tahap Packing


(27)

Alur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 MKT (kg/jam) 2517.1227 2517.1227 - 2517.1227 7.5288 2509.5939 - 2528.0938 2528.0938 2528.0938 - 2528.0938 2528.0938 2528.0938 2528.0938 2528.0938 2528.0938 B. Earth (kg/jam) - - 25.1712 25.1712 25.1712 - - -

-H2 (kg/jam) - - - 18.4999 - - -

-Lechitin (kg/jam) - - - 15.625 15.625 15.625 15.625 15.625 15.625 15.625 Garam (kg/jam) - - - 93.75 93.75 93.75 93.75 93.75 93.75 93.75 TBHQ (kg/jam) - - - 0.1563 0.1563 0.1563 0.1563 0.1563 0.1563 0.1563 Vit. A (kg/jam) - - - 0.0625 0.0625 0.0625 0.0625 0.0625 0.0625 0.0625 B-Carotene (kg/jam) - - - 0.0938 0.0938 0.0938 0.0938 0.0938 0.0938 0.0938 Na-Benzoat (kg/jam) - - - 3.125 3.125 3.125 3.125 3.125 3.125 3.125 Skim Milk (kg/jam) - - - 484.0938 484.0938 484.0938 484.0938 484.0938 484.0938 484.0938 T ( C) 30 90 30 90 90 90 30 180 180 50 30 45 45 10 15 10 20

P (atm) 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1

No Kode Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 B-101 BC-101 BC-102 BC-103 BC-104 BC-105 BP C-101 FP-101 H-101 P-101 P-102 P-103 P-104 P-105 P-106 P-107 P-108 P-109 P-110 R-101 T-101 T-102 T-103 T-104 T-105 T-106 T-107 T-108 V-101 V-102 W-101 W-102 Blower Belt Conveyor Belt Conveyor Belt Conveyor Belt Conveyor Belt Conveyor Bak Penampung Cooler Filter Press Heater Pompa Minyak Kacang Tanah Pompa Heater Pompa Tangki Bleaching Pompa Filter Pompa Reaktor Hidrogenasi Pompa Tangki Penampungan Pompa Cooler Pompa Tangki Vitamin Pompa Tangki Blending-1 Pompa Tangki Blending-2 Reaktor Hidrogenasi Tangki Minyak Kacang Tanah Tangki Penyimpanan Bleaching Earth Tangki Bleaching Tangki Penyimpanan Hidrogen Tangki Penampungan Minyak Tangki Vitamin Tangki Blending-1 Tangki Blending-2 Voatator-1 Votator-2 Worker-1 Worker-2


(28)

BAB III

NERACA MASSA

Kapasitas produksi = 22.500 ton/tahun

= 22.500.000 kg/tahun

Operasi pabrik = 300 hari/tahun, 24 jam/hari

Produksi pabrik = 22.500.000 x 1/300 x 1/24

= 3.125 kg/jam

Basis perhitungan = 1 jam operasi

Hasil perhitungan neraca massa pada tiap unit peralatan diperoleh dari lampiran sebagai berikut :

3.1 Heater (H)

Tabel 3.1 Neraca massa pada Heater (kg/jam)

Masuk Keluar Komponen

F1 F2

Minyak 2517,1227 2517,1227

Total 2517,1227 2517,1227

3.2 Tangki Bleaching (T-03)

Tabel 3.2 Neraca massa pada Tangki Bleaching (kg/jam)

Masuk Keluar Komponen

F2 F3 F4

Minyak 2517,1227 - 2517,1227

Bleaching Earth - 25,1712 25,1712

Jumlah 2517,1227 25,1712 2542,2939

Total 2542,2939 2542,2939

3.3 Filter Press (FP)

Tabel 3.3 Neraca massa pada Filter Press (kg/jam)

Masuk Keluar Komposisi

F4 F5 F6

Minyak 2517,1227 7,5288 2509,5939

Bleaching Earth 25,1712 25,1712

-Jumlah 2542,2939 32,7000 2509,5939


(29)

3.4 Tangki Hidrogenasi (R)

Tabel 3.4 Neraca massa pada Tangki Hidrogenasi (kg/jam)

Masuk Keluar Komponen

F6 F7 F8

Asam Palmitat 158,1044 - 158,1044

Asam Stearat 122,9701 - 2180,1311

Asam Behenat 148,0660 - 148,0660

Asam Oleat 1533,3619 - 30,6672

Asam Linoleat 547,0915 - 10,9418

H2 - 18,4999 0,1832

Jumlah 2509,5939 18,4999 2528,0938

Total 2529,3578 2529,3578

3.5 Tangki Penampung (T-05)

Tabel 3.5 Neraca massa pada Tangki Penampungan (kg/jam)

Masuk Keluar Komponen

F8 F9

Minyak 2528,0938 2528,0938

Total 2528,0938 2528,0938

3.6 Cooler (C)

Tabel 3.6 Neraca massa pada Cooler (kg/jam)

Masuk Keluar Komponen

F9 F10

Minyak 2528,0938 2528,0938

Total 2528,0938 2528,0938


(30)

Tabel 3.7 Neraca massa pada Tangki Blending (kg/jam)

Masuk Keluar Komponen

F10 F11 F12 F13

Minyak 2528,0938 - - 2528,0938

Lechitin - 15,6250 - 15,6250

Garam - - 93,7500 93,7500

TBHQ - - 0,1563 0,1563

Vitamin A - 0,0625 - 0,0625

B-Carothen - 0,0938 - 0,0938

Na-Benzoat - - 3,1250 3,1250

Skim milk - - 484,0938 484,0938

Jumlah 2528,0938 15,7813 581,1250 3.125

Total 3.125 3.125

3.8 Tangki Blending-2 (T-08)

Tabel 3.8 Neraca massa pada Tangki Blending-2 (kg/jam)

Masuk Keluar Komponen

F13 F14 F15 F16

Minyak 2528,0938 - - 2528,0938

Lechitin - 15,6250 - 15,6250

Garam - - 93,7500 93,7500

TBHQ - - 0,1563 0,1563

Vitamin A - 0,0625 - 0,0625

B-Carothen - 0,0938 - 0,0938

Na-Benzoat - - 3,1250 3,1250

Skim milk - - 484,0938 484,0938

Jumlah 2528,0938 15,7813 581,1250 3.125

Total 3.125 3.125

3.9 Votator-1 (V-01)

Tabel 3.9 Neraca massa pada Votator-1 (kg/jam)

Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen

F16 F17

Margarin 3.125 3.125

Total 3.215 3.125

3.10Worker-1 (W-01)


(31)

Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen

F17 F18

Margarin 3.125 3.125

Total 3.215 3.125

3.11Votator-2 (V-02)

Tabel 3.11 Neraca massa pada Votator-2 (kg/jam)

Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen

F18 F19

Margarin 3.125 3.125

Total 3.215 3.125

3.12Worker-2 (W-02)

Tabel 3.12 Neraca massa pada Worker-2 (kg/jam)

Masuk (kg) Keluar (kg) Komponen

F19 F20

Margarin 3.125 3.125


(32)

BAB IV

NERACA ENERGI

Basis Perhitungan = 1 jam operasi

Suhu Referensi = 25oC = 298oK

Satuan Operasi = kkal/jam

Kapasitas produksi = 22.500 ton/tahun

Data – data Kapasitas Panas (Cp) diambil dari Reid, 1986 ; Geankoplis, 1983; dan Lange, 1978.

Cp Asam Palmitat = 129,5 kkal/ kmoloK

Cp Asam Stearat = 144,1 kkal / kmoloK

Cp Asam Behenat = 173,1 kkal / kmoloK

Cp Asam Oleat = 140 kkal / kmoloK

Cp Asam Linoleat = 135,7 kkal / kmoloK

Cp Lechitin = 314,5 kkal / kmoloK

Cp Garam = 12,1095 kkal / kmoloK

Cp TBHQ = 160,9 kkal / kmoloK

Cp Vitamin A = 151,24 kkal / kmoloK

Cp B-Carothen = 240,4 kkal / kmoloK

Cp Na-Benzoat = 36,542 kkal / kmoloK

Cp Skim Milk = 1117,2 kkal / kmoloK

Cp H2 = 1041,75 kkal / kmoloK

Cp Ni = 1032,80 kkal / kmoloK

1.Heater (H)

Tabel 4.1 Neraca panas masuk heater pada 30oC

Komponen F (kg/jam) BM N (kmol/jam) Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2517,1227 1442 1,7456 722,4 5 6305,1072


(33)

Tabel 4.2 Neraca panas keluar heater pada 900C

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2517,1227 1442 1,7456 722,4 65 81966,3936

Total 2517,1227 1442 1,7456 722,4 65 81966,3936

2. Reaktor Hidrogenasi

Tabel 4.3 Neraca panas masuk reaktor hidrogenasi pada 90oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2509,5939 1442 1,7404 722,4 65 81722,2224

Total 81722,2224

Tabel 4.4 Neraca panas masuk reaktor hidrogenasi pada 30oC

Komponen F

(kg/jam) BM

N (kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

H2 18,4999 2 9,2499 1041,75 5 48180,4166

Total 48180,4166

Tabel 4.5 Neraca panas keluar reaktor hidrogenasi pada 180oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2527,9106 1442 1,7531 722,4 155 196298,1132

H2 0,1832 2 0,0916 1041,75 155 14790,7665

Total 211088,8797

3. Cooler

Tabel 4.6 Neraca panas masuk cooler pada 180oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

oK) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7535 722,4 155 196309,3104

Total 2528,0938 1442 1,7535 722,4 155 196309,3104

Tabel 4.7 Neraca panas keluar cooler pada 50oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7535 722,4 25 31662,792


(34)

4. Tangki Blending

Tabel 4.8 Neraca panas masuk tangki blending pada 50oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 25 31662,792

Total 2528,0938 1442 1,7532 722,4 25 31662,792

Tabel 4.9 Neraca panas masuk tangki blending pada 30oC

Komponen F

(kg/jam) BM

N (kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

oK) dQ/dt

(kkal/jam)

Vitamin A 0,0625 3,1250 0,0003 151,24 5 0,22686

BCarothen 0,0938 537 0,0002 240,4 5 0,2404

Lechitin 15,6250 753 0,0207 314,5 5 32,5507

Garam 93,7500 58,5 1,6026 12,1095 5 97,0334

TBHQ 0,1563 334 0,0005 160,9 5 0,40225

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 5 4,7139

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 5 2299,1976

Total 2434,2039

Tabel 4.10 Neraca panas keluar tangki blending pada 45oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK)

dT(oK) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 20 25330,2336

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 20 0,9074

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 20 0,9616

Lechitin 15,6250 334 0,0207 160,9 20 130,203

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 20 388,1337

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 20 1,609

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 20 18,8557

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 20 9196,7904

Total 35067,6944

5. Votator 1

Tabel 4.11 Neraca panas masuk votator-1 pada 45oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK)

dT(oK) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 20 25330,2336

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 20 0,9074

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 20 0,9616


(35)

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 20 388,1337

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 20 1,609

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 20 18,8557

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 20 9196,7904

Total 35067,6944

Tabel 4.12 Neraca panas yang keluar votator-1 pada 10oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 -15 -18997,6752

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 -15 -0,6806

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 -15 -0,7212

Lechitin 15,6250 334 0,0207 160,9 -15 -97,6522

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 -15 -291,1003

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 -15 -1,2067

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 -15 -14,1417

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 -15 -6897,5928

Total -26300,7707

6. Worker-1

Tabel 4.13 Neraca panas yang masuk worker-1 pada 10oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

oK) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 -15 -18997,6752

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 -15 -0,6806

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 -15 -0,7212

Lechitin 15,6250 334 0,0207 160,9 -15 -97,6522

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 -15 -291,1003

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 -15 -1,2067

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 -15 -14,1417

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 -15 -6897,5928

Total -26300,7707

Tabel 4.14 Neraca panas yang keluar worker-1 pada 20oC


(36)

(kmol/jam) kmol0K) (kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 -5 -6332,5584

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 -5 -0,2269

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 -5 -0,2404

Lechitin 15,6250 334 0,0207 160,9 -5 -32,5507

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 -5 -97,0334

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 -5 -0,4023

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 -5 -47,1392

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 -5 -2299,1976

Total -8809,3489

7.Votator-2

Tabel 4.15 Neraca panas yang masuk votator-2 pada 20oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(oK)

dQ/dt (kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 -5 -6332,5584

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 -5 -0,2269

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 -5 -0,2404

Lechitin 15,6250 334 0,0207 160,9 -5 -32,5507

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 -5 -97,0334

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 -5 -0,4023

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 -5 -47,1392

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 -5 -2299,1976

Total -8809,3489

Tabel 4.16 Neraca panas yang keluar votator-2 pada 15oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK)

dT(oK) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 -10 -212665,1168

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 -10 -0,45372

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 -10 -0,4808

Lechitin 15,6250 334 0,0207 160,9 -10 -651,015

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 -10 -194,06685

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 -10 -0,8045

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 -10 -9,4278

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 -10 -4598,3952

Total -17533,8471

8. Worker-2


(37)

Komponen F (kg/jam) BM N (kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK)

dT(oK) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 -10 -212665,1168

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 -10 -0,45372

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 -10 -0,4808

Lechitin 15,6250 334 0,0207 160,9 -10 -651,015

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 -10 -194,06685

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 -10 -0,8045

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 -10 -9,4278

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 -10 -4598,3952

Total -17533,8471

Tabel 4.18 Neraca panas yang keluar worker-2 pada 20oC

Komponen F (kg/jam) BM N

(kmol/jam)

Cp (kkal/

kmoloK) dT(

o

K) dQ/dt

(kkal/jam)

Minyak 2528,0938 1442 1,7532 722,4 -5 -6332,5584

Vitamin A 0,0625 753 0,0003 314,5 -5 -0,2269

BCarothen 0,0938 58,5 0,0002 12,1095 -5 -0,2404

Lechitin 15,6250 334 0,0207 160,9 -5 -32,5507

Garam 93,7500 199 1,6026 151,24 -5 -97,0334

TBHQ 0,1563 537 0,0005 240,4 -5 -0,4023

NaBenzoat 3,1250 121 0,0258 36,542 -5 -47,1392

Skim Milk 484,0938 1176 0,4116 1117,2 -5 -2299,1976


(38)

BAB V

SPESIFIKASI PERALATAN

1. Tangki Minyak Kacang Tanah (T-01)

Fungsi : Tempat penyimpanan minyak selama 30 hari

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan

tutup datar

Bahan : Carbonsteel SA-304 (Brownell & Young,1959)

Kondisi operasi : 30oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 13,2359 m

Tinggi Tangki; HT : 17,6477 m

Tebal silinder; ts : 1 in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

2. Pompa Minyak (P-01)

Fungsi : Untuk mengalirkan minyak kacang ke Heater

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Daya pompa; P : 1/10 hp

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 30oC, 1 atm


(39)

3. Heater (H)

Fungsi : Memanaskan feed dari 30oC jadi 90oC

Jenis : Double Pipe Exchanger

Digunakan : Double Pipe Haipins 20ft, Diameter 4x3 inc

4. Pompa Heater (P-02)

Fungsi : Untuk mengalirkan minyak dari Heater ke BT-01

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 90oC, 1 atm

Daya pompa; P : 1/10 hp

5. Tangki Penyimpan Bleaching Earth (T-02)

Fungsi : Tempat penyimpanan bleaching earth sebelum di

masukkan ke Tangki Bleaching

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah bentuk

kerucut, tutup datar

Bahan : Carbon steel SA-304 (Brownell & Young,1959)

Kondisi operasi : 30oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 2,1468 m

Tinggi Tangki; HT : 2,7291 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun


(40)

Fungsi : Untuk mengangkut karbon aktif dari tangki penyimpan carbon aktif ke tangki bleaching

Faktor keamanan : 20%

Spesifikasi sebagai berikut :

Panjang belt, P : 20 ft

Tinggi belt, Z : 3 ft

Lebar belt, L : 14 in

Kecepatan, V : 200 ft/menit

Luas belt, A : 0,11 ft2

Daya, P : 2 HP

7. Tangki Bleaching (T-03)

Fungsi : Tempat pemucatan minyak dengan penambahan

karbon aktif

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan

tutup elipsoidal, dilengkapi dengan pengaduk.

Bahan : Carbonsteel (Brownell & Young, 1959)

Kondisi operasi : 90oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 1,6278 m

Tinggi Tangki; HT : 2,0347 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

Diameter pengaduk : 1,60215 ft

Daya motor : ½ HP

Tipe pengaduk : Propeler


(41)

Fungsi : Untuk mengalirkan minyak dari Tangki Bleaching ke Filter Press

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 90oC, 1 atm

Daya pompa; P : 1/10 HP

9. Filter Press (FP)

Fungsi : Tempat pemisahan produk dan produk samping

Jumlah : 2 buah

Tipe : Plate and Frame

Luas Filter,A : 2,0349 ft2

10. Bak Penampung (BP)

Fungsi : Menampung produk samping dari Niagara Filter

Jumlah : 1 buah

Bentuk : Prisma segi empat beraturan

Bahan konnstruksi : Beton

Kondisi operasi : 90oC, 1 atm

Volume bak : 17,5749 m3

Lebar bak, l : 2,0636 m

Panjang bak, P : 2 x 2,0636 = 4,1272 m

Tinggi bak, t : 2,0636 m

Luas bak, A : 4,1272 x 2,0636 = 8,5169 m2


(42)

Fungsi : Untuk mengalirkan minyak dari Filter Press ke reaktor hidrogenasi

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 90oC, 1 atm

Daya pompa; P : 1/10 hp

12. Tangki Penyimpan Hidrogen (T-04)

Fungsi : Tempat penyimpanan H2 selama 7 hari

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk bola

Bahan : Carbonsteel (Brownell & Young,1959)

Kondisi operasi : 30oC, 26 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 4,6695 m

Tinggi Tangki; HT : 4,6695 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

13. Blower (B)

Fungsi : Untuk mengalirkan H2 ke Reaktor Hidrogenasi

Jumlah : 1 buah

Tipe : Blower Sentrifugal

Bahan : Carbonsteel

Kondisi operasi : 303oK, 1 atm


(43)

Fungsi : Untuk mereaksikan asam oleat dan linoleat dengan gas hidrogen untuk menghasilkan asam stearat.

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk silinder vertikal, bagian bawah

dan tutup elipsoidal

Bahan : Carbonsteel (Brownell & Young, 1959)

Kondisi operasi : 180oC,3 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 1,1045 m

Tinggi Tangki; HT : 1,6567 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

Diameter pengaduk : 1,0871 ft

Daya motor : 1/10 hp

Tipe pengaduk : Propeler

Tebal jaket : 0,6575 m

15. Pompa Reaktor (P-05)

Fungsi : Untuk mengalirkan minyak dari Reaktor ke tangki

penampungan

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 180oC, 1 atm

Daya pompa; P : 1/10 hp


(44)

Fungsi : Tempat penyimpanan minyak sebelum masuk Cooler

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan

tutup tutup elipsoidal

Bahan : Carbonsteel (Brownell & Young, 1959)

Kondisi operasi : 180oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 1,4101 m

Tinggi Tangki; HT : 2,2326 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

17. Pompa Tangki Penampungan (P-06)

Fungsi : Untuk mengalirkan minyak dari Tangki

Penampungan ke cooler

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 180oC, 1 atm

Daya pompa; P : 1/10 hp

18. Cooler (C)

Fungsi : Mendinginkan produk pada Tangki penampungan

dari 180oC jadi 50oC

Jenis : Double Pipe Exchanger

Digunakan : Double Pipe Hairpins 12ft, Diameter 3x2 inc


(45)

Fungsi : Untuk mengalirkan campuran minyak dari Cooler ke Tangki blending

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 50oC, 1 atm

Daya pompa; P : 1/10 hp

20. Tangki vitamin (T-06)

Fungsi : Tempat penampungan Lechitin, Garam, TBHQ,

Vitamin A, B-Carothen, Na-Benzoat, Skim milk ke dalam campuran bahan baku

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan

tutup elipsoidal menggunakan pengaduk

Bahan : Carbonsteel (Brownell & Young, 1959)

Kondisi operasi : 30oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 2,6145 m

Tinggi Tangki; HT : 4,1396 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

Diameter pengaduk : 2,5733 ft

Daya motor : 3 HP

Tipe pengaduk : Propeler


(46)

Fungsi : Untuk mengalirkan vitamin dari tangki penampungan vitamin ke tangki blending

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 30oC, 1 atm

Daya pompa; P : 1/10 hp

22. Tangki Blending-1 (T-07)

Fungsi : Tempat pencampuran minyak kacang tanah dengan

vitamin

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan

tutup elipsoidal menggunakan pengaduk

Bahan : Carbonsteel (Brownell & Young, 1959)

Kondisi operasi : 45oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 1,5241 m

Tinggi Tangki; HT : 2,4131 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

Diameter pengaduk : 1,5001 ft

Daya motor : ¼ hp

Tipe pengaduk : Propeler


(47)

Fungsi : Untuk mengalirkan campuran minyak dari tangki Blending ke Tangki penampungan

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 45oC, 1 atm

Daya pompa; P : 1/10 hp

24. Tangki Blending-2 (T-08)

Fungsi : Tempat penampungan sebelum di alirkan ke

Votator

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki berbentuk silinder, bagian bawah datar dan

tutup elipsoidal

Bahan : Carbon steel (Brownell & Young, 1959)

Kondisi operasi : 45oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 1,5241 m

Tinggi Tangki; HT : 2,4131 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

25. Pompa Tangki Blending-2 (P-10)

Fungsi : Untuk mengalirkan margarin dari tangki

blending-2 ke Votator

Tipe : Pompa sentrifugal

Jumlah : 1 buah

Bahan konnstruksi : Carbonsteel

Kondisi operasi : 45oC, 1 atm


(48)

26. Votator I (V-01)

Fungsi : Tempat pengkristalan margarin

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki silinder vertikal bagian bawah dan tutup

elipsoidal dan dilengkapi oleh jaket pendingin dan pengaduk

Bahan : Carbonsteel (Brownell & Young, 1959)

Kondisi operasi : 45oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 1,5241 m

Tinggi Tangki; HT : 2,79415 m

Tebal silinder; ts : ¼ in

Bahan konstruksi : Carbonsteel

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

Diameter pengaduk : 1,5001 ft

Daya motor : ¼ HP

Tipe pengaduk : Propeler

Tebal jaket : 0,2164 m

27. Belt Conveyor (BC-02)

Fungsi : Untuk mengangkut margarine dari Votator -01 ke

mesin penghancur/worker

Faktor keamanan : 20%

Panjang belt, P : 20 ft

Tinggi belt, Z : 3 ft

Lebar belt, L : 14 in

Kecepatan, V : 200 ft/menit

Luas belt, A : 0,11 ft2

Daya, P : 2 hp


(49)

Fungsi : Untuk menghancurkan margarine sebelum diumpankan ke Votator -02

Jenis : Ball Mill

Luas mesin penghancur, A : 3 ft x 2 ft

Kecepatan V : 3 rpm

Berat bola W : 0,85 ton

Daya, P : 7 hp

29. Belt Conveyor (BC-03)

Fungsi : Untuk mengangkut margarine dari W-01 ke

Votator - 02 Laju alir bahan masuk : 3472 kg/jam

Faktor keamanan : 20%

Panjang belt, P : 20 ft

Tinggi belt, Z : 3 ft

Lebar belt, L : 14 in

Kecepatan, V : 200 ft/menit

Luas belt, A : 0,11 ft2

Daya, P : 2 hp

30. Votator II (V-02)

Fungsi : Tempat pengkristalan margarin

Jumlah : 1 buah

Tipe : Tangki silinder vertikal bagian bawah dan tutup

elipsoidal dan dilengkapi oleh jaket pendingin dan pengaduk

Bahan : Carbonsteel (Brownell & Young, 1959)

Kondisi operasi : 20oC, 1 atm

Spesifikasi Tangki

Diameter tangki; Dt : 1,5241 m

Tinggi Tangki; HT : 2,7941 m

Tebal silinder; ts : ¼ in


(50)

Faktor korosi : 0,01 in/tahun

Diameter pengaduk : 1,5001 ft

Daya motor : ¼ hp

Tipe pengaduk : Propeler

Tebal jaket : 0,1407 m

31. Belt Conveyor (BC-04)

Fungsi : Untuk mengangkut margarine dari V-02 ke

Worker-02

Panjang belt, P : 20 ft

Tinggi belt, Z : 3 ft

Lebar belt, L : 14 in

Kecepatan, V : 200 ft/menit

Luas belt, A : 0,11 ft2

Daya, P : 2 hp

32. Mesin Penghancur/Worker II (W-02)

Fungsi : Untuk menghancurkan margarine sebelum

dimasukkan ke gudang

Jenis : Ball Mill

Luas mesin penghancur, A : 3 ft x 2 ft

Kecepatan V : 3 rpm

Berat bola W : 0,85 ton

Daya, P : 7 hp

33. Belt Conveyor (BC -05)

Fungsi : Untuk mengangkut margarine darie Worker-02

ke gudang

Laju alir bahan masuk : 3472 kg/jam

Faktor keamanan : 20%

Panjang belt, P : 20 ft


(51)

Lebar belt, L : 14 in

Kecepatan, V : 200 ft/menit

Luas belt, A : 0,11 ft2

Daya, P : 2 hp

34. Gudang Produk

Fungsi : Tempat menyimpan produk selama 2 minggu

Bentuk : Prisma segi empat beraturan

L : 10,7579 m

P : 2 x 10,7579 = 21,5158 m

T : ½ x 10,7579 m = 5,3789 m

Luas gudang, A : 21,5158 m x 10,7579 m = 231,4648 m2


(52)

INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1 Instrumentasi

Instrumentasi adalah suatu alat yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dalam suatu pabrik kimia, pemakain instrumen merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan adanya rangkaian instrument tersebut maka semua operasi peralatan yang ada dipabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan cermat, mudah dan efisien sehingga kondisi operasi selalu berada dalam kondisi yang diharapkan (Perry dkk, 1999).

Fungsi instrumentasi adalah sebagai petunjuk (indicator), pencatat (recorder), pengontrol (regulator) dan memberi tanda bahaya (alarm). Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanis atau tenaga listrik dan pengontrolnya dapat dilakukan secara manual atau otomatis. Penggunaan pada suatu peralatan proses tergantung pada pertimbangan ekonomis dan system peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat – alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat – alat tersebut dipasang diatas papan instrument dekat peralatan proses

(control manual) atau disatukan di dalam ruang kontrol pusat (control room) yang

dihubungkan dengan bangsal peralatan (control otomatis) (Timmerhaus, 2004).

Variabel – variabel proses yang biasanya dikontrol / diukur oleh instrumen adalah (Considine, 1985):

1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir dan level cairan

2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik,

kondukstifitas, pH humiditas, titik embun komposisi kimia, kandungan kelembaban dan variabel lainnya.

Instrumentasi pada dasarnya terdiri dari (Considine, 1985):

1. Elemen – elemen perasa / elemen- elemen utama (sencing elemen/ primary

element) yaitu elemen yang menujukkan adanya perubahan dari harga


(53)

2. elemen pengukur (measuring element) yaitu elemen yang menerima output dari elemen primer dan melakukan pengukuran, dalam hal ini termasuk alat

– alat penunjuk (indikator) maupun alat – alat pencatat (recorder)

3. Elemen pengontrol (controlling element) yaitu elemen yang mengadakan

harga – harga perubahan dari variabel yang dirasakan oleh elemen perasa dan diukur oleh elemen pengukur untuk mengatur sumber tenaga sesuai mekanis maupun tenaga listik.

4. Elemen pengontrol terakhir (Final control element) yaitu elemen yang

sebenarnya mengubah input ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada dalam range yang diizinkan.

Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam instrument – instrument adalah (Timmerhause, 2004) :

1. Range yang diperlukan untuk pengukuran

2. Level instrument

3. Ketelitian yang dibutuhkan

4. Bahan konstruksinya

5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses

Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah (Considine, 1985):

1. Untuk variabel temperatur :

 Temperature Controller (TC)

Adalah alat / instrument yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur jumlah material proses yang harus ditambahkan / dikeluarkan dari dalam suatu proses yang sedang bekerja.

 Temperature Indicator (TI)

Adalah alat / instrument yang digunakan hanya sebagai alat penunjuk suhu.


(54)

 Temperature Indicator Controller (TIC)

Adalah alat / instrument yang merupakan gabungan dari Temperature Controller (TC) dan Temperature Indicator (TI)

2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan :

 Level Controller (LC)

Adalah alat / instrument yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan mengatur rate cairan masuk atau keluar proses.

 Level Indicator (LI)

Adalah alat / instrument yang digunakan hanya sebagai alat penunjuk ketinggian (level) cairan dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja.

 Level Indicator Controller (LIC)

Adalah alat / instrument yang merupakan gabungan dari Level Controller (LC) Level Indicator (LI)

3. Untuk variabel tekanan :

 Pressure Controller (PC)

Adalah alat / instrument yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau pengukur tekanan atau pengubah sinyal dalam bentuk gas menjadi sinyal mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap / gas yang keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.

 Pressure Indicator (PI)

Adalah alat / instrument yang digunakan hanya sebagai alat penunjuk tekanan atau penunjuk sinyal.

 Pressure Indicator Control (PIC)

Adalah alat / instrument yang merupakan gabungan dari Pressure Controller (PC) dan Pressure Indicator (PI).


(55)

4. Untuk variabel aliran cairan:

 Flow Controller (FC)

Adalah alat / instrument yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur out put dari alat, yang mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line.

 Flow Indicator (FI)

Adalah alat / instrument yang bisa digunakan hanya untuk menunjukkan kecepatan aliran fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya.

 Flow Indicator Controller (FIC)

Adalah alat / instrument yang merupakan gabungan dari Flow Controller (FC) dan Flow Indicator (FI)

Jika sistem pengendalian proses dirancang dengan cermat, permasalahan instrumentasi seperti keterlambatan transmisi, siklisasi karena respon yang lambat atau tidak dijawab, radiasi dan faktor lainnya dapat dihilangkan.

Tabel 6.1 Daftar penggunanan instrumentasi pada Pra – rancangan Pabrik Pembuatan Margarin Dari Minyak Kacang Tanah Dengan Proses Hidrogenasi

No Nama alat Jenis

Instrumen Kegunaan

1 Pompa FC Mengontrol laju alir cairan dalam

pipa

2

Tangki cairan dan tangki penampung sementara

LC Menunjukkan tinggi cairan dalam

tangki


(56)

PC Menunjukkan tekanan dalam reaktor 4 Reaktor

TC Mengontrol suhu dalam reaktor

5 Heater, Kondenser,

Reboiler, dan Cooler TC Mengontrol suhu dalam alat

6

Blower FC Mengontrol laju alir gas dalam pipa

PC Mengontrol tekanan gas dalam pipa

7 Kompresor

FC Mengontrol laju alir gas dalam pipa

Contoh jenis-jenis instrumentasi yang digunakan pada para-rancangan pabrik pembuatan benzen dengan proses hidrodealkilasi:

1. Pompa

Gambar 6.1 Instrumentasi pada pompa

Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran (flow rate). Untuk

mengetahui laju aliran pada pompa dipasang flow control (FC). Jika laju aliran

pompa lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup pengendali (control valve) akan menutup atau memperkecil pembukaan katup.

2. Tangki cairan

Gambar 6.2 Instrumentasi Tangki Cairan FC


(57)

Instrumentasi pada tangki cairan mencakup level indicator (LI) yang berfungsi untuk menunjukkan tinggi cairan didalam tangki.

3. Tangki gas

Gambar 6.3 Instrumentasi Tangki Gas

Instrumentasi pada tangki gas mencakup pressure indicator (PI) yang

berfungsi untuk menunjukkan tekanan didalam tangki.

4. Reaktor

Gambar 6.4 Instrumentasi Reaktor

Reaktor sebagai alat tempat berlangsungnya reaksi antara bahan-bahan yang digunakan. Dalam pabrik ini, reaktor sebagai tempat terjadinya reaksi antara

hidrogen dan Toluen. Instrumentasi pada reaktor mencakup Pressure Indicator

(PI) dan temperature controller (TC).


(58)

Gambar 6.5 Instrumentasi Cooler dan Condenser

Instrumentasi pada heater, kondenser, reboiler, dan cooler mencakup

temperature controller (TC) yang berfungsi untuk mengatur temperatur bahan

keluaran heater, kondenser, reboiler, dan cooler dengan mengatur bukaan katup

steam atau air pendingin masuk.

6. Blower

Gambar 6.6 Instrumentasi Blower

Instrumentasi pada blower mencakup flow controller (FC) yang berfungsi

untuk mengatur laju alir bahan dalam pipa dengan mengatur bukaan katup aliran bahan.

7. Kompresor

PC

FC

Gambar 6.7 Instrumentasi kompresor

Instrumentasi pada kompresor mencakup flow controller (FC) dan pressure

controller (PC). Flow controller (FC) berfungsi untuk mengatur laju alir bahan


(59)

berfungsi untuk mengatur tekanan bahan dalam pipa dengan mengatur bukaan katup aliran bahan.

6.2. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, sehingga aspek ini harus diperhatikan secara serius. Keselamatan kerja merupakan suatu cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan maupun cacat pada saat bekerja disuatu pabrik / perusahaaan. Keselamatan kerja merupakan jaminan perlindungan bagi keselamatan karyawan dari bahaya cacat jasmani dan kematian. Kecelakaan dapat disebabkan oleh mesin, bahan baku, produk, serta keadaan tempat kerja, sehingga harus mendapat perhatian yang serius dan dikendalikan dengan baik oleh pihak perusahaan.

Salah satu faktor yang penting sebagai usaha menjamin keselamatan kerja adalah dengan menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya usaha menjamin keselamatan kerja.

Usaha – usaha yang dapat dilakukan antara lain (Bancero, 1955):

2. Melakukan pelatihan secara berkala bagi karyawan.

3. Membuat peraturan tentang tata cara dengan pengawasan yang baik dan

memberi sanksi pada karyawan yang tidak disiplin.

4. Membekali karyawan dengan keterampilan peralatan secara benar dan cara

– cara mengatasi kecelakaan kerja.

Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin keselamatan kerja antara lain (Bancero, 1955):

2. Menanamkan kesadaran dan keselamatan kerja bagi seluruh karyawan.

3. Pada proses yang rawan dipasang papan peringatan.

4. Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara / ventilasi yang

baik.

5. Menempatkan peralatan keselamatan dan pencegarahan kebakaran di daerah


(60)

6. Pemasangan alarm tanda (bahaya), sehingga bila terjadi bahaya dapat segera diketahui.

7. Penyediaan poliklinik dengan sarana yang memadai untuk pertolongan

pertama.

6.3. Keselamatan Kerja pada pabrik margarin

6.3.1 Keselamatan Kerja Yang Mungkin Terjadi Dalam Pabrik Pembuatan Margarin

Bahaya kerja yang mungkin terjadi dalam pabrik pengolahan margarin mencakup (Bancero, 1955):

1. Bahaya yang disebabkan oleh mesin, peralatan dan perkakas

- Bahaya karena bagian yang bergerak, seperti tangan menyentuh alat

yang berputar.

- Bahaya cedera karena jatuhnya perkakas, sekrup, atau beban pada

saat reparasi atau perakitan.

- Bahaya karena tekanan lebih dalam peralatan.

- Bahaya karena perkakas yang rusak atau tidak cocok, misalnya

mur yang aus, pahat yang rusak, gagang palu yang longgar dan kunci pas yang tidak tepat.

2. Bahaya yang berkaitan dengan energi

- Bahaya dalam menggunakan energi listrik. Hal ini dapat terjadi

ketika membuka atau memasukkan tangan ke dalam kotak instalasi listrik, ketika melakukan reparasi dengan cara yang salah ataupun pada saluran – saluran listrik dan pembumian (grounding) yang tidak sempurna.


(61)

- Bahaya ketika menggunakan energi pemanas. Bahaya kebakaran pada Bagian – bagian yang tidak terisolasi, misalnya pada tempat keluarnya steam panas.

- Bahaya kebakaran dan ledakan karena kebocoran bahan bakar cair

atau gas

6.3.2 Pencegahan Terhadap Bahaya Kebakaran dan Peledakan

Untuk pencegahan bahaya kebakaran dan peledakan dapat dilakukan hal – hal berikut (Bancero, 1955):

1. Bahan – bahan yang mudah terbakar / meledak harus disimpan di

tempat yang aman dan dikontrol secara teratur.

2. Untuk semua sistem yang menangani gas bertekanan tinggi yang

mudah terbakar perlu dilengkapi dengan katup – katup pengamanan.

3. Disediakan alat deteksi dan sistem alarm yang sensitif.

4. Penyediaan peralatan pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan

pompa – pompa hidran pada tiap jarak tertentu.

5. Pemakaian peralatan – peralatan yang dilengkapi dengan

pengamanan pencegah kebakaran.

Sesuai dengan peraturan pemerintah tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No.Per/02/Men/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :

1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi


(62)

- smoke detector, adalahyang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu.

- Gas detektor , adalah detektor yang bekerja berdasarkan kenaikan

konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas – gas yang mudah terbakar.

2. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi yang memberi

isyarat adanya kebakaran. Alarm ini berupa :

- Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang berupa

bunyi khusus (audible alarm)

- Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap

oleh andangan mata secara jelas (visible alarm)

3. Panel indikator kebakaran, merupakan suatu komponen dari suatu sistem

deteksi dan alarm kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak diruang operator.

Rancangan pabrik ini juga dilengkapi juga dengan sprinkler, yaitu sistem yang bekerja secara otomatis dengan memancarkan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidak – tidaknya mencegah meluasnya kebakaran.

Adapun sistem pemadaman kebakaran yang tidak kalah pentingnya pada perancangan pabrik dalam penanggulangannya bahaya kebakaran adalah fasilitas fire station, markas mobil pemadaman kebakaran untuk berjaga – jaga apabila suatu waktu terjadi kebakaran.

6.3.3 Peralatan Perlindungan Diri

Adapun peralatan perlindungan diri ini meliputi (Bancero, 1995):

1. Pakaian kerja masker, sarung tangan, dan sepatu pengamanan bagi

karyawan yang bekerja berhubungan dengan bahan kimia, misalnya pekerja labolatorium.

2. Helm, sepatu pengamanan, dan pelindung mata bagi karyawan yang bekerja

di semua bagian unit proses. Penutup telinga bagi karyawan bagian ketel, kamar listrik (genset), dan lain – lain.


(63)

6.3.4 Keselamatan Kerja Terhadap Listrik

Menjaga keselamatan pekerja terhadap listrik dapat dilakukan dengan (Bancero, 1955):

1. Setiap instalasi dan peralatan listrik harus diamankan dengan pemutus arus

listrik otomatis.

2. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber

tegangan tinggi.

3. Kabel – kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat – alat yang pada

suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.

4. Tangki destilasi dan tangki penyimpanan hasil produksi yang menjulang

tinggi harus dilengkapi dengan penangkal petir yang dibumikan.

5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.

6.3.5 Pencegahan terhadap Bahaya Mekanis (Bancero, 1955):

1. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja

dengan baik apabila ada perbaikan atau pembongkaran.

2. Alat – alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat, untuk mencegah

kemungkinan jauh atau terguling.

3. Peralatan yang berbahaya, seperti reaktor harus diberi pagar pengamanan.

4. Ruang gerak karyawan harus cukup lapang dan tidak menghambat

6.3.6 Pencegahan Terhadap Gangguan Kesehatan (Bancero, 1955):

1. Menyediakan poliklinik yang memadai di lokasi pabrik.

2. Setiap karyawan diwajibkan untuk mamakai pakaian kerja selama berada di

dalam lokasi pabrik.

3. Karyawan diharuskan memakai sarung karet serta penutup hidung dan

mulut saat menangani bahan – bahan kimia yang berbahaya.

4. Bahan – bahan kimia yang selama pembuatan, pengelolaan, pengangkutan,

penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat.


(1)

3.2. Biaya Variabel

A. Biaya Variabel Bahan Baku = Total harga bahan baku x (300/90) = Rp 42.405.750.558

= Rp 141.352.501

B. Biaya Variabel pemasaran

Diperkirakan 20% dari biaya tetap pemasaran = 0,2 x Rp 2.594.886.761

= Rp 518.977.352

C. Biaya Variabel Perawatan

Diperkirakan 1% dari biaya tetap perawatan = 0,01 x Rp 3.793.599.873

= Rp 379.359.987

D. Biaya Variabel Lainnya

Diperkirakan 40% dari biaya tetap = 0,4 x Rp 70.911.312.307 = Rp 28.364.524.922

Total Biaya Variabel = Rp 170.615.364.122

Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp 70.911.312.307 + Rp 170.615.364.122 = Rp 241.526.676.429

4. Perkiraan Laba/Rugi Perusahaan A. Laba Sebelum Pajak

Laba sebelum pajak = total penjualan – total biaya produksi = Rp 382.500.000.000 – Rp 241.526.676.429 = Rp 140.973.323.570


(2)

B. Pajak Penghasilan.

Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang No.17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh) adalah :

Jumlah Penghasilan Kena Pajak Tarif (%)

Sampai dengan Rp.50.000.000.- 10

Diatas Rp.50.000.000.- sampai dengan Rp.100.000.000.- 15

Diatas Rp.100.000.000.- 30

Perincian pajak penghasilan (PPh) terhutang :

10 % x Rp.50.000.000 = Rp. 5.000.000

15 % x Rp.100.000.000 - Rp. 50.000.000 = Rp. 7.500.000

30 % x Rp 140.973.323.570 - Rp. 100.000.000 = Rp 42.261.997.071 Total pajak penghasilan (PPh) = Rp 42.274.497.071

C. Laba Setelah Pajak

Laba setelah pajak = laba sebelum pajak – PPh

= Rp 140.973.323.570 - Rp 42.274.497.071

= Rp 98.698.826.499

5. Analisa Aspek Ekonomi A. Profit Margarin (PM)

PM = 100%

penjualan total

pajak sebelum

Laba

x

PM = 100%

0.000 382.500.00

3.570 140.973.32

x


(3)

BEP = 100% Variabel Biaya -Penjualan Total Tetap Biaya x

BEP = 100%

4.122 170.615.36 0.000 382.500.00 .307 70.911.312 x = 33,47%

C. Return On Investement (ROI)

Return on Investment adalah besarnya presentase pengembalian modal setiap tahun dari penghasilan bersih.

ROI = 100%

investasi modal Total pajak setelah Laba x

ROI = 100%

-4.993. 236.561.79 -.499. 98.698.826 x

= 41,72 %

D. Pay Out Time (POT)

POT = 1 x100% ROI

POT = 100%

41,72 1

x = 2,40 tahun

E. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return merupakan presentase yang menggambarkan keuntungan rata - rata bunga pertahun dari semua pengeluaran dan pemasukan.

Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga rill yang berlaku. maka pabrik akan menguntungkan. tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga rill yang berlaku maka pabrik dianggap rugi.

Dari perhitungan lampiran E diperoleh IRR = 54,99 % . sehingga pabrik akan menguntungkan karena lebih besar dari bunga pinjaman bank saat ini yaitu sebesar 20% (Bank Indonesia. 2008).


(4)

Tabel Internal Rate of Return (IRR)

Thn Laba Kotor Pajak Laba Bersih Depresiasi Net Cash Flow P/F, i=54% PV pada i=54% P/F, i=55% PV pada i=55%

0 -236.561.794.994 1,0000 -236.561.794.994 1,0000 -236.561.794.994

1 140.973.323.570 42.274.497.071 98.698.826.499 13.524.425.230 112.223.251.729 0,6494 72.872.241.382 0,6452 72.402.097.890

2 155.070.655.927 46.503.696.778 108.566.959.149 13.524.425.230 122.091.384.379 0,4217 51.480.597.225 0,4162 50.818.474.247

3 170.577.721.520 51.155.816.456 119.421.905.064 13.524.425.230 132.946.330.294 0,2738 36.401.073.497 0,2685 35.701.072.215

4 187.635.493.672 56.273.148.102 131.362.345.570 13.524.425.230 144.886.770.800 0,1778 25.759.999.469 0,1732 25.101.630.962

5 206.399.043.039 61.902.212.912 144.496.830.127 13.524.425.230 158.021.255.357 0,1155 18.243.657.209 0,1118 17.662.696.918

6 227.038.947.343 68.094.184.203 158.944.763.140 13.524.425.230 172.469.188.370 0,0750 12.929.662.674 0,0721 12.437.163.126

7 249.742.842.077 74.905.352.623 174.837.489.454 13.524.425.230 188.361.914.684 0,0487 9.169.550.581 0,0465 8.763.371.224

8 274.717.126.285 82.397.637.886 192.319.488.400 13.524.425.230 205.843.913.629 0,0316 6.506.872.001 0,0300 6.178.519.831

9 302.188.838.914 90.639.151.674 211.549.687.240 13.524.425.230 225.074.112.469 0,0205 4.619.968.971 0,0194 4.358.532.239

10 332.407.722.805 99.704.816.842 232.702.905.964 13.524.425.230 246.227.331.193 0,0133 3.281.928.003 0,0125 3.076.233.350

TOTAL 4.703.756.019 -62.002.990

IRR = 54 % + 4.703.756.019 (5554)%

  


(5)

% Produksi Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya Produksi Hasil Penjualan

0 70.911.312.307 0 70.911.312.307 0

10 70.911.312.307 17.061.536.412 87.972.848.719 38.250.000.000

20 70.911.312.307 34.123.072.825 105.034.385.132 76.0500.000.000 30 70.911.312.307 51.184.609.237 122.095.921.544 114.750.000.000 40 70.911.312.307 68.246.145.649 139.157.457.956 153.000.000.000 50 70.911.312.307 85.307.682.061 156.218.994.368 191.250.000.000 60 70.911.312.307 102.369.218.474 173.280.530.781 229.500.000.000 70 70.911.312.307 119.430.754.886 190.342.067.193 267.750.000.000 80 70.911.312.307 136.492.291.298 207.403.603.605 306.000.000.000 90 70.911.312.307 153.553.827.710 224.465.140.018 344.250.000.000 100 70.911.312.307 170.615.364.123 241.526.676.430 382.500.000.000


(6)

0

100

200

300

400

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

N

ila

i P

e

n

ju

a

la

n

(

R

p

M

ily

a

r)

Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya Produksi Hasil Penjualan