Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk sorbitol yaitu sebesar Rp 257.400.000.000,-
10.3 Perkiraan RugiLaba Usaha
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh: 1. Laba sebelum pajak
= Rp 91.076.955.619,- 2. Pajak penghasilan
= Rp 27.168.971.252,- 3. Laba setelah pajak
= Rp 63.452.599.589,-
10.4 Analisa Aspek Ekonomi
10.4.1 Profit Margin PM
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan.
PM = penjualan
total pajak
sebelum Laba
× 100
PM = 100
x 0.000
257.400.00 Rp
.619 91.076.955
Rp = 35,2102
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 35,2065 maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
10.4.2 Break Even Point BEP
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak
untung dan tidak rugi. BEP =
Variabel Biaya
Penjualan Total
Tetap Biaya
− × 100
BEP = 100
x .934
82.640.760 Rp
- 0.000
257.400.00 Rp
.447 83.682.283
Rp = 47,879
Kapasitas produksi pada titik BEP = 9841,09 tontahun Nilai penjualan pada titik BEP = Rp 123.254.254.678,-
Dari data feasibilities, Timmerhaus, 2004 - BEP
≤ 50 , pabrik layak feasible - BEP
≥ 70 , pabrik kurang layak infeasible. Dari perhitungan diperoleh BEP = 47,879 maka pra rancangan pabrik ini
layak.
10.4.3 Return on Investment ROI
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih.
ROI =
investasi modal
Total pajak
setelah Laba
× 100
ROI = 100
x 8.567
285.641.68 Rp
.589 63.452.599
Rp = 22,22
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal
tersebut adalah: • ROI ≤ 15 resiko pengembalian modal rendah
• 15 ≤ ROI ≤ 45 resiko pengembalian modal rata-rata • ROI ≥ 45 resiko pengembalian modal tinggi
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 22,22 , sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.
10.4.4 Pay Out Time POT
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan
penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun.