7. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan dari prosesmesin, sehingga perubahan-perubahan
yang dilakukan tidak memerlukan biaya yang tinggi. 8. Masalah pembuangan limbah cair.
9. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah, dan sebagainya diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.
Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa keuntungan, seperti :
1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produksi, sehingga mengurangi material handling.
2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah perbaikan mesin dan peralatan yang rusak.
3. Mengurangi ongkos produksi. 4. Meningkatkan keselamatan kerja.
5. Mengurangi kerja seminimum mungkin.
6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.
8.3 Perincian Luas Tanah
Luas tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya pabrik diuraikan dalam Tabel 8.1 berikut ini:
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah
No Nama Bangunan
Luas m
2
1 Pos Keamanan
10 2
Parkir 100
3 Taman
400 4
Areal Bahan Baku 700
5 Ruang Kontrol
80 6
Areal Proses 2.900
7 Areal Produk
300 8
Perkantoran 200
9 Laboratorium
80 10
Poliklinik 50
11 Kantin
100 12
Ruang Ibadah 80
13 Gudang Peralatan
60 14
Bengkel 80
15 Perpustakaan
80 16
Unit Pemadam Kebakaran 70
17 Unit Pengolahan Air
300 18
Pembangkit Listrik 200
19 Pengolahan Limbah
400 20
Area Perluasan 1.300
21 Perumahan Karyawan
1000 22
Jalan 500
Total 8990
Jadi, direncanakan pengadaan tanah untuk pembangunan pabrik pembuatan Sorbitol ini sekitar 8990 m
2
. Susunan areal – areal bagian pabrik Sorbitol
seperti yang tertera pada Tabel 8.1 dapat dilihat pada gambar 8.1.
Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Sorbitol
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
Masalah organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, hal ini menyangkut efektivitas dalam peningkatan kemampuan perusahaan dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk yang dihasilkan. Dalam upaya peningkatan efektivitas dan kinerja perusahaan maka pengaturan atau manajemen
harus menjadi hal yang mutlak. Tanpa manajemen yang efektif dan efisien tidak akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Dengan adanya manajemen yang
teratur baik dari kinerja sumber daya manusia maupun terhadap fasilitas yang ada secara otomatis organisasi akan berkembang Madura, 2000.
9.1 Organisasi Perusahaan
Perkataan organisasi, berasal dari kata Latin “organum” yang dapat berarti alat, anggota badan. James D. Mooney, mengatakan: “Organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”, sedangkan Chester I. Barnard memberikan pengertian organisasi sebagai:
“Suatu sistem daripada aktivitas kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih” Siagian, 1992.
Dari pendapat ahli yang dikemukakan di atas dapat diambil arti dari kata organisasi, yaitu kelompok orang yang secara sadar bekerjasama untuk mencapai
tujuan bersama dengan menekankan wewenang dan tanggung jawab masing- masing. Secara ringkas, ada tiga unsur utama dalam organisasi, yaitu Sutarto,
2002: 1. Adanya sekelompok orang
2. Adanya hubungan dan pembagian tugas 3. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Menurut pola hubungan kerja, serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk-bentuk organisasi itu dapat dibedakan atas Siagian, 1992:
1. Bentuk organisasi garis
2. Bentuk organisasi fungsionil 3. Bentuk organisasi garis dan staf
4. Bentuk organisasi fungsionil dan staf
9.1.1 Bentuk Organisasi Garis
Ciri dari organisasi garis adalah: organisasi masih kecil, jumlah karyawan sedikit, pimpinan dan semua karyawan saling kenal dan spesialisasi kerja
belum begitu tinggi Siagian, 1992. Kebaikan bentuk organisasi garis, yaitu :
Kesatuan komando terjamin dengan baik, karena pimpinan berada di atas satu tangan.
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berdiskusi masih sedikit atau tidak ada sama sekali.
Rasa solidaritas di antara para karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukan bentuk organisasi garis, yaitu: Seluruh kegiatan dalam organisasi terlalu bergantung kepada satu orang
sehingga kalau seseorang itu tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
Kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter. Karyawan tidak mempunyai kesempatan untuk berkembang.
9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsionil
Ciri-ciri dari organisasi fungsionil adalah segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas, sebab setiap atasan berwenang memberi
komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut Siagian, 1992.
Kebaikan bentuk organisasi fungsionil, yaitu: Pembagian tugas-tugas jelas
Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin