Keadaan PDRB Kota Padangsidimpuan Tahun 2004-2009

59 besar daripada pendapatan. Selanjutnya untuk alokasi pembagian jumlah pengeluaran pembangunan terhadap sektor-sektor yang urutannya sesuai dengan urutan prioritas dan kebijaksanaan pembangunan daerah, juga telah disesuaikan dengan jumlah kebutuhan masing-masing sektor, pengalokasian tersebut disesuaikan dengan arah dan kebijakan APBD Kota Padangsidimpuan, dengan begitu menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah menetapkan kebijakan daerah yang mengarah kepada program dan kegiatan yang menyentuh pada kebutuhan riil guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.

7. Keadaan PDRB Kota Padangsidimpuan Tahun 2004-2009

Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayahdaerah. Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu besarnya PDRB yang mampu dihasilkan sangat tergantung pada faktor tersebut. Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan PDRB bervariasi antar daerah. Dari sini dapat dilihat besaran nilai tambah dari masing-masing sektor ekonomi. Selain itu juga dapat dilihat sektor- sektor yang berperan dalam pembentukan perekonomian daerah. Selama kurun waktu lima tahun ini yaitu 2004 - 2009, PDRB Kota Padangsidimpuan selalu mengalami peningkatan secara nominal baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. 60 Berdasarkan atas dasar harga berlaku, PDRB Kota Padangsidimpuan mengalami peningkatan dari 989,8 milyar Rupiah di tahun 2004 menjadi 1,14 trilyun Rupiah di tahun 2005; tahun 2006 meningkat menjadi 1,32 trilyun Rupiah; tahun 2007 menjadi 1,51 trilyun Rupiah dan tahun 2008 menjadi 1,74 trilyun Rupiah serta tahun 2009 meningkat menjadi 1,89 trilyun Rupiah. Berdasarkan atas dasar harga konstan 2000, besarnya PDRB tahun 2004 sebesar 670,54 milyar Rupiah; meningkat menjadi 703,44 milyar Rupiah di tahun 2005; tahun 2006 menjadi 742,04 milyar Rupiah; tahun 2007 menjadi 787,90 milyar Rupiah; tahun 2008 meningkat menjadi 835,92 milyar Rupiah.dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 884,25 milyar Rupiah. Peningkatan PDRB secara umum tersebut juga diikuti oleh peningkatan secara nominal dari sektor-sektor ekonominya . Pertumbuhan ekonomi daerah yang tercantum dalam PDRB terbagi dalam sembilan sektor, dari masing-masing sektor tersebut menunjukkan sumbangannya terhadap perekonomian di Kota Padangsidimpuan. Unit-unit produksi yang dimaksud dalam PDRB disini meliputi 9 lapangan usaha yaitu: 1 pertanian, 2 pertambangan dan penggalian, 3 industri pengolahan, 4 listrik, gas dan air bersih, 5 bangunan, 6 perdagangan, hotel dan restoran, 7 pengangkutan dan komunikasi, 8 keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, 9 jasa-jasa. Pada tabel berikut di bawah dapat diketahui kontribusi sektor-sektor PDRB Kota Padangsidimpuan pada tahun 2004 sampai dengan 2009 yaitu sebagai berikut: 61 Tabel 4.5 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Padangsidimpuan Tahun 2004 – 2009 Lapang an Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Pertania n 152.829,91 183.364,11 217.556,42 248.337,85 281.705,96 305.882,87 Pertamb angan dan Penggali an 2.639,87 3.273,31 4.911,45 5.013,21 5.477,46 6.329,45 Industri Pengola han 131.645,31 149.099,08 166.065,15 185.333,24 208.257,28 225.558,22 Listrik, Gas dan Air bersih 8.839,56 10.350,47 10.966,63 11.375,29 11.994,52 12.476,89 Banguna n 42.568,55 49.868,01 62.170,27 71.869,11 84.710,73 94.685,80 Perdaga ngan,Ho tel dan Restoran 241.102,03 279.929,01 316.544,12 360.445,95 409.136,81 437.629,90 Pengang kutan dan Komuni kasi 118.767,95 143.350,95 167.877,25 194.528,58 230.194,89 239.119,26 Keuanga n,Perse waan dan Jasa Perusah aan 101.078,85 114.334,84 135.979,06 164.280,50 199.652,19 221.827,67 Jasa-jasa 190.324.68 207.585.03 238.761,13 270.631,85 313.129,52 355.502,22 PDRB 989.796,71 1.141.154,80 1.320.831,47 1.511.815,57 1.744.259,36 1.899.012.29 Sumber : BPS, Dispenda dan Bappeda Kota Padangsidimpuan 62 PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi sembilan sektorlapangan usaha dan masing-masing sektor produksi dirinci menjadi sub sektor. Pemecahan menjadi sub sektor ini sedapat mungkin sesuai dengan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia. Perkembangan untuk tiap sektor akan diuraikan berikut ini. a. Sektor Pertanian Sektor pertanian mencakup lima sub sektor yaitu tanaman bahan makanan tabama, perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, dan perikanan. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB atas dasar harga berlaku cukup besar yaitu pada peringkat ketiga setelah sektor jasa-jasa. Tahun 2004, sektor pertanian menyumbang sebesar 15,44 persen terhadap PDRB; meningkat menjadi 16,07 di tahun 2005; menjadi 16,47 persen di tahun 2006; kemudian sedikit mengalami penurunan menjadi 16,43 persen pada tahun 2007; dan menjadi 16,15 persen ditahun 2008 serta 16,10 pada tahun 2009. Selama kurun waktu enam tahun ini, urutan kontribusi terhadap PDRB dari sub-sub sektor pertanian masih sama. Pada tahun 2008, sub sektor tabama mempunyai kontribusi terbesar yaitu sebesar 11,29 persen. Urutan kedua adalah sub sektor tanaman perkebunan yaitu 2,77 persen, sedangkan sub sektor peternakan mempunyai kontribusi ketiga yaitu sekitar 1,77 persen serta sub sektor yang lain yaitu sub sektor perikanan dan sub sektor kehutanan masing-masing mempunyai kontribusi sebesar 0,30 persen dan 0,02 persen saja. 63 b. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang paling kecil peranankontribusinya terhadap PDRB. Di Kota Padangsidimpuan, sub sektor yang memberi peranan dalam sektor ini hanya sub sektor penggalian, sedangkan sub sektor minyak bumi dan gas bumi serta sub sektor pertambangan tanpa migas tidak terdapat di Kota Padangsidimpuan. Secara umum, sampai dengan tahun 2009 ini peranan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,33 persen dari total PDRB. Angka tersebut sedikit meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 0,31 persen serta tahun 2007 yang mencapai 0,33 persen. Dibandingkan pada tahun 2006 angka tersebut sedikit menurun yang mencapai 0,37 persen. Namun, apabila dibanding tahun 2004 dan 2005, peranan tahun 2009 tersebut lebih besar. Tahun 2004, sektor ini hanya menyumbang sebesar 0,27 persen serta tahun 2005 hanya menyumbang 0,29 persen. Secara absolut, nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor ini selalu bertambah tiap tahun. Tahun 2004, PDRB sektor pertambangan dan penggalian mencapai 2,64 milyar rupiah meningkat menjadi 6,33 milyar rupiah ditahun 2009. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian ditahun 2009 ini hanya sebesar 1,90 persen, sedikit mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 1,13 persen. Angka tersebut jauh lebih kecil apabila dibanding tahun 2004 yang mencapai 5,34 persen. 64 c. Sektor Industri Pengolahan Industri pengolahan dibedakan menjadi dua yaitu industri migas dan industri non migas. Namun di Kota Padangsidimpuan hanya industri non migas yang berperan dalam PDRB. Industri non migas ini dibedakan atas sembilan sub sektor yaitu industri makanan, minuman dan tembakau; tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; barang dari kayu dan hasil hutan lain; kertas dan barang cetakan; pupuk, kimia dan barang dari karet; semen dan barang galian bukan logam; logam dasar besi dan baja; alat angkutan, mesin dan peralatannya; dan industri barang lainnya. Sumbangan industri pengolahan non migas selama tahun 2004-2009 terhadap PDRB relatif tetap yaitu sekitar 12-13 persen. Pada tahun 2004, industri pengolahan menyumbang sekitar 13,30 persen terhadap PDRB kemudian menurun menjadi 13,07 persen pada tahun 2005, ditahun 2006 menjadi 12,57 persen dan menurun kembali menjadi 12,26 persen di tahun 2007. Pada tahun 2008 ini juga mengalami sedikit penurunan menjadi 11,94 persen serta di tahun 2009 menjadi 11,87 persen. Sub sektor dalam sektor industri pengolahan yang paling besar sumbangannya terhadap PDRB pada tahun 2008 yaitu sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 5,31 persen; urutan kedua adalah sub sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet yang mencapai 3,49 persen; serta urutan ketiga adalah sub sektor industri semen dan barang galian bukan logam yang mencapai 1,40 persen di tahun 2008. Sedangkan sub-sub sektor yang lain mempunyai sumbangan dibawah 1 persen terhadap PDRB Kota 65 Padangsidimpuan. Sub sektor tersebut adalah sub sektor barang lainnya 0,82 persen; kertas dan barang cetakan 0,35 persen; alat angkutan, mesin dan peralatannya 0,22 persen; barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 0,14 persen; logam dasar besi dan baja 0,12 persen; serta tekstil, barang dari kulit dan alas kaki 0,10 persen. Untuk memperjelas peranan masing-masing sub sektor industri pada sektor industri pengolahan tanpa migas dapat diketahui bahwa industri makanan, minuman dan tembakau pada tahun 2008 mampu menyumbang 44,49 persen dari seluruh nilai tambah yang diciptakan oleh sektor industri pengolahan non migas. Urutan berikutnya adalah industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 29,22 persen dan industri semen dan barang galian bukan logam sebesar 11,72 persen. Untuk sub sektor industri yang lain hanya mampu memberikan kontribusi dibawah 10 persen terhadap nilai tambah sektor industri pengolahan. Sub sektor industri tersebut adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; barang dari kayu dan hasil hutan lain; kertas dan barang cetakan; logam dasar besi dan baja; alat angkutan, mesin dan peralatannya; serta industri barang lainnya. d. Sektor Listrik, Gas dan Air bersih Sektor ini merupakan sektor penunjang seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan kebutuhan masyarakat. Produksi listrik di Padangsidimpuan dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara PLN dan produksi air bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Kedua sub sektor 66 tersebut merupakan sub sektor yang membentuk PDRB di sektor listrik, gas dan air bersih. Pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih pada lima tahun belakangan ini mengalami fluktuasi yang tidak terlalu tinggi yang berkisar 3 persen. Pada tahun 2009, pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan yaitu dari 2,31 persen tahun 2008 menjadi 3,72 persen tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan tersebut dipicu oleh pertumbuhan yang terjadi pada sub sektor air bersih yang pada tahun 2009 ini mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu 8,23 persen. Hal tersebut dikarenakan telah berdirinya PDAM baru yaitu PDAM Tirta Ayumi sehingga terjadi penambahan cakupan pelanggan maupun distribusi air ke masyarakat di luar cakupan PDAM Tirtanadi. Diantara sektor-sektor ekonomi yang lain, sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang paling kecil kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian terhadap penciptaan PDRB di Kota Padangsidimpuan. Selama tahun 2004-2009, kontribusi sektor ini terhadap PDRB tercatat sebesar 0,89 persen tahun 2004; 0,91 persen tahun 2005; 0,83 persen pada tahun 2006; 0,75 persen tahun 2007;dan 0,69 persen tahun 2008 serta 0,65 tahun 2009. Peranan terbesar dalam sektor ini disumbangkan oleh sub sektor listrik yaitu yang pada tahun 2009 ini mencapai sebesar 0,54 persen, sedangkan sub sektor air bersih hanya sebesar 0,14 persen. 67 e. Sektor Bangunan Sebagai kota yang tergolong muda, Kota Padangsidimpuan sedang berbenah diri melakukan pembangunan yang mencakup segala aspek terutama yang menyangkut penyediaan infrastruktur bangunan fisik bagi kepentingan pemerintahan dan masyarakatnya. Sumbangan sektor bangunan terhadap PDRB Kota Padangsidimpuan menduduki peringkat ke tujuh dari sembilan sektor yang ada. Laju pertumbuhan sektor bangunan dalam enam tahun belakangan ini selalu meningkat lebih dari 1 persen tiap tahunnya. Pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan sebesar 5,29 persen, tahun 2005 meningkat menjadi 6,26 persen, tahun 2006 menjadi 8,28 persen, tahun 2007 menjadi 9,96 persen, serta tahun 2008 menjadi 10,71 persen. Hal tersebut juga diikuti dengan meningkatnya kontribusi sektor bangunan terhadap PDRB. Kontribusi sektor bangunan pada tahun 2004 hanya mencapai 4,30 persen; kemudian terus meningkat menjadi 4,98 persen di tahun 2009. f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang mempunyai sumbangan terbesar leading sector terhadap PDRB Kota Padangsidimpuan. Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk barang dan jasa. Secara keseluruhan nilai tambah bruto sektor ini selama 2004-2009 tumbuh diatas 4 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yang 68 mencapai 5,81 persen sedangkan tahun 2008 mengalami sedikit penurunan menjadi 5,49 persen. Demikian halnya untuk sub sektor perdagangan besar dan eceran juga mengalami pertumbuhan tertinggi selama lima tahun terakhir pada tahun 2007 yaitu sebesar 8,19 persen. Angka pertumbuhan tersebut hampir dua kali lipat dari pertumbuhan tahun 2006 yang sebesar 4,27 persen. Secara umum, besarnya peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 yaitu 23,46 persen tahun 2008 menjadi 23,04 persen tahun 2009. Sub sektor yang paling besar sumbangannya terhadap PDRB dalam sektor tersebut pada enam tahun ini adalah sub sektor perdagangan besar sebesar 13,83 persen di tahun 2008 kemudian diikuti oleh sub sektor restoran sebesar 8,64 persen serta yang terakhir adalah sub sektor hotel sebesar 0,98 persen. g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki peranan sebagai pendorong aktivitas di setiap sektor ekonomi. Dalam era globalisasi peranan sektor ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, terutama jasa telekomunikasi yang mampu menjadikan dunia tanpa batas. Sub sektor transportasi memiliki peran sebagai jasa pelayanan bagi mobilitas perekonomian. Pada tahun 2008, pertumbuhan sektor ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,43 persen, sedangkan tahun yang lalu pertumbuhannya mencapai 4,52 persen. Kenaikan pertumbuhan pada tahun 2008 69 tersebut terjadi karena kenaikan pertumbuhan sub sektor pengangkutan yang naik menjadi 4,16 persen sedangkan tahun sebelumnya sebesar 3,22 persen serta kenaikan pertumbuhan sub sektor komunikasi yang naik menjadi 7,05 persen sedangkan tahun 2007 sebesar 6,21 persen. Sebagai sektor yang mendukung aktivitas sektor riil, sektor pengangkutan dan komunikasi berkaitan erat dengan sektor-sektor lain. Pertumbuhan sektor ini sangat dipengaruhi oleh dinamisnya mobilisasi masyarakat dan aktivitas ekonomi. Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi dalam pembentukan nilai tambah bruto dalam PDRB berada di urutan empat. Besarnya kontribusi sektor ini selama enam tahun belakangan ini selalu mengalami peningkatan. Tahun 2004, sektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi sebesar 12,00 persen meningkat menjadi 12,56 persen tahun 2005, meningkat menjadi 12,71 persen tahun 2006, meningkat menjadi 12,87 persen tahun 2007 kemudian menjadi 13,20 persen tahun 2008 dan 12,59 persen pada tahun 2009. h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Secara garis besar sektor ini terbagi atas tiga kelompok kegiatan utama yaitu usaha perbankan dan moneter otoritas moneter, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan dan usaha persewaan bangunan dan tanah. Sektor ini disebut sebagai sektor financial, karena secara umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan yang berupa penarikan dana dari masyarakat maupun pengalirannya penyalurannya kembali kepada masyarakat. 70 Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dalam enam tahun ini selalu meningkat. Tahun 2004, sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 7,17 persen kemudian meningkat terus menjadi 11,33 persen ditahun 2008. Pada tahun 2009, sub sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sub sektor bank yaitu sebesar 17,92 persen, kemudian diikuti oleh sub sektor jasa perusahaan sebesar 7,28 persen, sewa bangunan 5,27 persen, serta lembaga keuangan bukan bank sebesar 2,88 persen. Sumbangan yang diberikan sektor ini terhadap penciptaan PDRB pada tahun 2009 ini sebesar 11,68 persen sedikit lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai 11,45 persen. Peranan sub sektor yang paling besar dalam sektor ini adalah sub sektor bank yaitu sebesar 5,83 persen, diikuti oleh sub sektor sewa bangunan sebesar 3,87 persen, sedangkan dua sub sektor yang lain yaitu sub sektor lembaga keuangan bukan bank dan sub sektor jasa perusahaan masing-masing mempunyai peranan sebesar 1,60 persen dan 0,16 persen terhadap PDRB Kota Padangsidimpuan. i. Jasa – Jasa Pada klasifikasi ini sektor jasa-jasa digolongkan menjadi dua sub sektor yaitu jasa pemerintahan umum dan jasa swasta. Jasa pemerintahan umum mencakup administrasi pemerintahan dan pertahanan, dan jasa pemerintahan lainnya seperti jasa pendidikan, kesehatan dan kemasyarakatan lain. Sub sektor 71 jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi, dan jasa perorangan dan rumah tangga. Pada tahun 2008, sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 5,84 persen, sedikit lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 6,05 persen. Pertumbuhan untuk tiap sub sektornya adalah sub sektor pemerintahan tumbuh sebesar 6,44 persen dan sub sektor swasta tumbuh sebesar 4,07 persen. Sektor jasa-jasa ini merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB Kota Padangsidimpuan setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi yang disumbangkan sektor jasa-jasa terhadap PDRB pada tahun 2009 sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 17,95 persen tahun 2008 naik menjadi 18,72 persen untuk tahun 2009. Kontribusi yang diberikan dari sub sektor pemerintahan lebih besar dari pada sub sektor swasta yaitu pada sub sektor pemerintahan sebesar 12,70 persen sedangkan sub sektor swasta sebesar 5,25 persen. Peranan sub sektor swasta dalam perkembangannya akan menjadi penting, terutama peranannya sebagai pendukung aktivitas perekonomian dan pemerintahan domestik yang terus meningkat seiring peningkatan pendapatan masyarakat pada masa mendatang. 72

B. Pembahasan dan Hasil