11 disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan.
3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan Jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan seperti bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah HAW. Wijaya, 2002: 110.
4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meliputi:
a hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan b jasa giro
c pendapatan bunga d keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
dan e komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan barang danatau jasa oleh daerah. UU No. 33 Tahun 2004: 217
2. Pengeluaran Pembangunan
Pengeluaran Pembangunan, adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang non konsumtif, berbentuk investasi dalam proyek-proyek, baik dalam bentuk
proyek fisik seperti pembangunan bendungan air maupun non fisik seperti proyek-
12 proyek dalam pengembangan pendidikan, keagamaan dan sebagainya.
Pelaksanaan belanja pembangunan dirinci ke dalam sektor-sektor, tiap-tiap sektor dibagi ke dalam subsektor, masing-masing subsektor dirinci ke dalam program
proyek, dan akhirnya untuk masing-masing proyek dirinci lagi ke dalam bagian anggaran Said Hamid Hasan, 1994: 235.
Pada dasarnya pengeluaran pembangunan merupakan wahana untuk mewujudkan kesejahteraan. Dengan kata lain, untuk meningkatkan kemakmuran
secara merata dan serasi antar daerah dan antar golongan, dilaksanakan melalui upaya bidang ekonomi. Prioritas diberikan kepada sektor-sektor yang merangsang
dan menimbulkan dampak kegiatan ekonomi secara lebih luas dan intensif. Kreteria ini sekaligus berarti perluasan lapangan dan kesempatan kerja Moh.
Arsjad Anwar, 1986: 69. Jadi pengeluaran pembangunan dalam penelitian ini adalah pengeluaran
pembangunan yang ditujukan untuk membiayai proses perubahan yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang ingin dicapai.
Kamudian indikator pengeluaran pembangunan dalam hal ini adalah berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan dalam
setiap sektor maupun subsektor.
3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menurut Simone Kuznets 2004;57 adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
menyediakan barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu
13 sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-
penyesuaian teknologi, institusional kelembagaan dan ideologi terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.
Definisi tersebut mempunyai 3 tiga komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya persediaan barang suatu bangsa
secara terus-menerus; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas
dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan ilmu pengetahuan umat manusia dapat
dimanfaatkan secara tepat Selanjutnya
dijelaskan bahwa
kenaikan output
yang secara
berkesinambungan yang terkandung dalam definisi tersebut adalah perwujudan dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan
menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi economic maturity di suatu negara yang bersangkutan.
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini
mempunyai asumsi yaitu: a. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh full employment dan
barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
b. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
14
c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d. Kecenderungan untuk menabung marginal propensity to save = MPS besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output capital-output
ratio = COR dan rasio pertambahan modal-output incremental
capital-output ratio = ICOR.
Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-
barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan
tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output COR. Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus
menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat
perekonomian itu akan tumbuh Lincolyn, 2010:64-67.
Menurut pendapat lain pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian ini terdapat tiga
aspek yang ditekankan yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dan bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Lebih lanjut dapat dijelaskan
bahwa ada aspek dinamis dari suatu perekonomian, yang artinya yaitu suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
Sedangkan aspek yang kedua yaitu pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output perkapita, disini jelas ada dua sisi yang perlu diperhatikan
15 yaitu sisi output totalnya GDP dan sisi jumlah penduduknya. Kemudian aspek
ketiga adalah perspektif waktu jangka panjang. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama 10, 20, 50 tahun bahkan lebih lama
lagi mengalami kenaikan output perkapita. Oleh karena itu proses pertumbuhan ekonomi harus bersifat self-generation yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu
menelurkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode - periode selanjutnya Boediono, 1999: 1.
Berdasarkan dua pengertian pertumbuhan ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terjadi jika suatu negara atau
suatu daerah mampu menyediakan barang ekonomi bagi penduduknya, akibat dari hasil penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam jangka panjang
dan pada akhirnya akan diikuti dengan peningkatan pendapatan perkapita. Oleh karena itu angka total pendapatan perkapita merupakan konsep yang
paling sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk di suatu negara M.P. Todaro, 2000: 52.
Berbicara mengenai pendapatan regional perkapita adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga biaya faktor dibagi jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada umumnya indikator ini disajikan dari angka atas dasar harga berlaku, walaupun sebetulnya masih mengandung perubahan
harga barang dan jasa, nilai tambah yang diciptakan masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang Boediono, 1999: 1 .
16 Berdasarkan pengertian di atas pertumbuhan ekonomi daerah adalah
pertumbuhan output regional yang dinyatakan dalam pendapatan perkapita yang mendorong kegiatan ekonomi lainnya dan pada gilirannya akan menciptakan lebih
banyak lapangan pekerjaan serta peluang berusaha dalam waktu jangka panjang
.
Kemudian sebagai salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB.
4.
Produk Domestik Regional Bruto PDRB
a. Pengertian PDRB Menurut Badan Pusat Statistik 2008;55 pengertian PDRB adalah
dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayahdaerah. Data PDRB tersebut
menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu besarnya PDRB yang
mampu dihasilkan sangat tergantung pada faktor tersebut. Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan PDRB bervariasi antar daerah
Istilah Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan gabungan dari empat kata yaitu:
1 Produk, artinya seluruh nilai produksi baik barang maupun jasa, 2 Domestik, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya
oleh faktor-faktor produksi yang berada dalam wilayah domestik tanpa melihat apakah faktor produksi tersebut dikuasai oleh penduduk atau
bukan,
17
3 Regional, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya
oleh penduduk tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang digunakan berada dalam wilayah domestik atau bukan,
4 Bruto, maksudnya adalah perhitungan nilai produksi kotor karena
masih mengandung biaya penyusutan.
Berdasarkan empat pengertian istilah di atas, maka arti PDRB adalah seluruh nilai produksi kotor baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh faktor-
faktor produksi yang beroperasi dalam suatu wilayah, biasanya dihitung pada suatu periode tertentu.
b. PDRB dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu Pendapatan Domestik Regional Bruto dan Pengeluaran Domestik Regional Bruto.
Dalam teori ekonomi dinyatakan bahwa jumlah nilai produksi merupakan jumlah pendapatan yang sekaligus juga jumlah
pengeluaran. 1 PDRB dari sisi pendapatan artinya jumlah pendapatan ini
merupakan komponen-komponen nilai tambah yaitu; upahgaji, sewa tanah, dan keuntungan usaha.
2 PDRB dari sisi pengeluaran merupakan jumlah seluruh pengeluaran baik oleh rumah tangga, pemerintah maupun lembaga
non profit termasuk pengeluaran yang merupakan pembentukan
18 modal bruto, selisih ekspor dan selisih persediaan barang stok,
BPS, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan.
c.
Tahun Dasar, Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun dasar adalah tahun dimana nilai-nilai agregatnya dijadikan sebagai
acuan untuk menghitung nilai-nilai agregat konstan tahun-tahun berikutnya. Tujuan dari sistem penyajian yang dibedakan atas dasar harga berlaku adhb dan
atas dasar harga konstan adhk adalah untuk mengetahui perkembangan nilai- nilai agregat baik secara nominal maupun secara riil dibandingkan terhadap
keadaan pada tahun dasar. Terminologi harga berlaku dan harga konstan merupakan sistem penyajian
tabel-tabel statistik PDRB. Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan bahwa agregat-agregat dinilai terhadap harga yang berlaku pada tahun berjalan,
sedangkan penyajian atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa agregat- agregat dinilai terhadap harga pada tahun dasar BPS, Pendapatan Regional Kota
Padangsidimpuan.
d. Teori Metode Perhitungan PDRB Untuk menghitung PDRB secara garis besar ada dua metode yang dapat
digunakan yaitu: 1 Metode Langsung, dapat digunakan tiga macam pendekatan sebagai
berikut:
19 a. Pendekatan Produksi Production Approach
PDRB merupakan jumlah nilai tambah brutoNTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
disuatu wilayahregion dalam suau periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah nilai produksi bruto
NPBoutput dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi.
b. Pendekatan Pendapatan Income Approach PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh
faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayahregion dalam suatu periode tertentu,biasanya
satu tahun. Berdasarkan pengerian tersebut, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian ini termasuk
pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto.
c. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan
untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik
bruto, perubahan stock dan ekspor neto, di dalam suatu
20 wilayahregion dalam suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Dengan metode ini penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa diproduksi.
2 Metode Alokasi Metode Tidak Langsung Menghitung
nilai tambah
suatu kelompok
ekonomi dengan
mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator
yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.
Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan
sangat saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan
koreksi dalam pembanding bagi data daerah., BPS, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan.
a. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan
harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan NPBOutput dengan biaya antara masing
21 masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan
perubahan volumekuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor.
b. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan
atas dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan
menggambarkan perubahan volumekuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga
suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau
sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun.
5. Penelitian Terdahulu