Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesis

6 Berangkat dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD Dan Pengeluaran Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2004 – 2009 .

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah PAD terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan? 2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan? 3. Berapa besar pengaruh pendapatan asli daerah PAD dan pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kota Padangsidimpuan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah PAD terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan. 2. Untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan. 7 3. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah PAD dan pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kota Padangsidimpuan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut ; Manfaat Ilmiah 1. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan pembangunan daerah. 2. Bagi peneliti, sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang peneliti dapatkan diperkuliahan. Dengan demikian penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam hal pelaksanaan pembangunan daerah. Manfaat Praktis Bagi pemerintah daerah Kota Padangsidimpuan, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam pengambilan kebijakan-kebijakan dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah. 8 BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pendapatan Asli Daerah PAD

Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan UU No. 33 Tahun 2004 : 213. Sumber pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang ini meliputi : a. Pajak daerah b. Retribusi daerah c. Pengelolaan kekayaan daerah yang terpisah d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan asli daerah PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Ahmad Yani, 2002: 39. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan 2008;10 pendapatan asli daerah PAD adalah salah satu sumber penerimaan yang harus selalu dan terus menerus dipacu pertumbuhannya. Jumlah dan kenaikan kontribusi PAD akan sangat berperan dalam rencana kemandirian pemerintah daerah yang tidak ingin terlalu tergantung dari APBN. Kemajuan daerah dalam memajukan 9 perekonomian daerahnya terlihat dari perkembangan PAD yang positif disisi penerimaannya dan peranannya dari tahun ke tahun makin meningkat. Jadi pengertian Pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangannya untuk membiayai tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Pendapatan Asli Daerah meliputi : 1 Pajak daerah Pengertian pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk. Misalnya: pajak kendaraan bermotor, pajak penjualan dan lain-lain Suparmoko, 1999: 94. Menurut Rochmat Soemitro, mengemukakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal yang langsung dapat ditujukan dan yang dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum Erly Suandy, 2002: 10. Selanjutnya dapat diartikan mengenai pajak daerah sebagai berikut: a. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan pengaturan dari daerah sendiri, b. Pajak yang dipungut berdasarkan pengaturan nasional tetapi penetepan tarifnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah, 10 c. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh Pemerintah Daerah, d. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh Pemerintah Pusat tetapi hasil pungutannya diberikan kepada, dibagi hasilkan dengan, atau dibebani pungutan tambahan opsen oleh Pemerintah Daerah Kenneth Davey, 1988: 39. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Erly Suandy, 2002: 258. 2 Retribusi daerah Sumber pendapatan asli daerah yang kedua adalah retribusi daerah. Retribusi adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita dapat melihat adanya hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan adanya pembayaran retribusi tersebut, misalnya: uang langganan air minum, uang langganan listrik Suparmoko, 1999: 94. Retribusi daerah adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa yang diselesaikan oleh pemerintahan daerah Erly Suandy, 2002: 258. Sedangkan di dalam Ahmad Yani, 2002: 55 mengemukakan retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus 11 disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan Jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan seperti bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah HAW. Wijaya, 2002: 110. 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meliputi: a hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan b jasa giro c pendapatan bunga d keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan e komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan barang danatau jasa oleh daerah. UU No. 33 Tahun 2004: 217

2. Pengeluaran Pembangunan

Pengeluaran Pembangunan, adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang non konsumtif, berbentuk investasi dalam proyek-proyek, baik dalam bentuk proyek fisik seperti pembangunan bendungan air maupun non fisik seperti proyek- 12 proyek dalam pengembangan pendidikan, keagamaan dan sebagainya. Pelaksanaan belanja pembangunan dirinci ke dalam sektor-sektor, tiap-tiap sektor dibagi ke dalam subsektor, masing-masing subsektor dirinci ke dalam program proyek, dan akhirnya untuk masing-masing proyek dirinci lagi ke dalam bagian anggaran Said Hamid Hasan, 1994: 235. Pada dasarnya pengeluaran pembangunan merupakan wahana untuk mewujudkan kesejahteraan. Dengan kata lain, untuk meningkatkan kemakmuran secara merata dan serasi antar daerah dan antar golongan, dilaksanakan melalui upaya bidang ekonomi. Prioritas diberikan kepada sektor-sektor yang merangsang dan menimbulkan dampak kegiatan ekonomi secara lebih luas dan intensif. Kreteria ini sekaligus berarti perluasan lapangan dan kesempatan kerja Moh. Arsjad Anwar, 1986: 69. Jadi pengeluaran pembangunan dalam penelitian ini adalah pengeluaran pembangunan yang ditujukan untuk membiayai proses perubahan yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang ingin dicapai. Kamudian indikator pengeluaran pembangunan dalam hal ini adalah berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan dalam setiap sektor maupun subsektor.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menurut Simone Kuznets 2004;57 adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu 13 sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian- penyesuaian teknologi, institusional kelembagaan dan ideologi terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Definisi tersebut mempunyai 3 tiga komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya persediaan barang suatu bangsa secara terus-menerus; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat Selanjutnya dijelaskan bahwa kenaikan output yang secara berkesinambungan yang terkandung dalam definisi tersebut adalah perwujudan dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi economic maturity di suatu negara yang bersangkutan. Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini mempunyai asumsi yaitu: a. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh full employment dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. b. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. 14 c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. d. Kecenderungan untuk menabung marginal propensity to save = MPS besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output capital-output ratio = COR dan rasio pertambahan modal-output incremental capital-output ratio = ICOR. Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang- barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output COR. Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh Lincolyn, 2010:64-67. Menurut pendapat lain pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian ini terdapat tiga aspek yang ditekankan yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dan bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa ada aspek dinamis dari suatu perekonomian, yang artinya yaitu suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Sedangkan aspek yang kedua yaitu pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output perkapita, disini jelas ada dua sisi yang perlu diperhatikan 15 yaitu sisi output totalnya GDP dan sisi jumlah penduduknya. Kemudian aspek ketiga adalah perspektif waktu jangka panjang. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama 10, 20, 50 tahun bahkan lebih lama lagi mengalami kenaikan output perkapita. Oleh karena itu proses pertumbuhan ekonomi harus bersifat self-generation yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu menelurkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode - periode selanjutnya Boediono, 1999: 1. Berdasarkan dua pengertian pertumbuhan ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terjadi jika suatu negara atau suatu daerah mampu menyediakan barang ekonomi bagi penduduknya, akibat dari hasil penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam jangka panjang dan pada akhirnya akan diikuti dengan peningkatan pendapatan perkapita. Oleh karena itu angka total pendapatan perkapita merupakan konsep yang paling sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk di suatu negara M.P. Todaro, 2000: 52. Berbicara mengenai pendapatan regional perkapita adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga biaya faktor dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada umumnya indikator ini disajikan dari angka atas dasar harga berlaku, walaupun sebetulnya masih mengandung perubahan harga barang dan jasa, nilai tambah yang diciptakan masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang Boediono, 1999: 1 . 16 Berdasarkan pengertian di atas pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertumbuhan output regional yang dinyatakan dalam pendapatan perkapita yang mendorong kegiatan ekonomi lainnya dan pada gilirannya akan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan serta peluang berusaha dalam waktu jangka panjang . Kemudian sebagai salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB. 4. Produk Domestik Regional Bruto PDRB a. Pengertian PDRB Menurut Badan Pusat Statistik 2008;55 pengertian PDRB adalah dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayahdaerah. Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu besarnya PDRB yang mampu dihasilkan sangat tergantung pada faktor tersebut. Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan PDRB bervariasi antar daerah Istilah Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan gabungan dari empat kata yaitu: 1 Produk, artinya seluruh nilai produksi baik barang maupun jasa, 2 Domestik, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya oleh faktor-faktor produksi yang berada dalam wilayah domestik tanpa melihat apakah faktor produksi tersebut dikuasai oleh penduduk atau bukan, 17 3 Regional, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya oleh penduduk tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang digunakan berada dalam wilayah domestik atau bukan, 4 Bruto, maksudnya adalah perhitungan nilai produksi kotor karena masih mengandung biaya penyusutan. Berdasarkan empat pengertian istilah di atas, maka arti PDRB adalah seluruh nilai produksi kotor baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh faktor- faktor produksi yang beroperasi dalam suatu wilayah, biasanya dihitung pada suatu periode tertentu. b. PDRB dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu Pendapatan Domestik Regional Bruto dan Pengeluaran Domestik Regional Bruto. Dalam teori ekonomi dinyatakan bahwa jumlah nilai produksi merupakan jumlah pendapatan yang sekaligus juga jumlah pengeluaran. 1 PDRB dari sisi pendapatan artinya jumlah pendapatan ini merupakan komponen-komponen nilai tambah yaitu; upahgaji, sewa tanah, dan keuntungan usaha. 2 PDRB dari sisi pengeluaran merupakan jumlah seluruh pengeluaran baik oleh rumah tangga, pemerintah maupun lembaga non profit termasuk pengeluaran yang merupakan pembentukan 18 modal bruto, selisih ekspor dan selisih persediaan barang stok, BPS, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan. c. Tahun Dasar, Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun dasar adalah tahun dimana nilai-nilai agregatnya dijadikan sebagai acuan untuk menghitung nilai-nilai agregat konstan tahun-tahun berikutnya. Tujuan dari sistem penyajian yang dibedakan atas dasar harga berlaku adhb dan atas dasar harga konstan adhk adalah untuk mengetahui perkembangan nilai- nilai agregat baik secara nominal maupun secara riil dibandingkan terhadap keadaan pada tahun dasar. Terminologi harga berlaku dan harga konstan merupakan sistem penyajian tabel-tabel statistik PDRB. Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan bahwa agregat-agregat dinilai terhadap harga yang berlaku pada tahun berjalan, sedangkan penyajian atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa agregat- agregat dinilai terhadap harga pada tahun dasar BPS, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan. d. Teori Metode Perhitungan PDRB Untuk menghitung PDRB secara garis besar ada dua metode yang dapat digunakan yaitu: 1 Metode Langsung, dapat digunakan tiga macam pendekatan sebagai berikut: 19 a. Pendekatan Produksi Production Approach PDRB merupakan jumlah nilai tambah brutoNTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi disuatu wilayahregion dalam suau periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah nilai produksi bruto NPBoutput dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi. b. Pendekatan Pendapatan Income Approach PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayahregion dalam suatu periode tertentu,biasanya satu tahun. Berdasarkan pengerian tersebut, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian ini termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto. c. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stock dan ekspor neto, di dalam suatu 20 wilayahregion dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa diproduksi. 2 Metode Alokasi Metode Tidak Langsung Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan sangat saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding bagi data daerah., BPS, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan. a. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan NPBOutput dengan biaya antara masing 21 masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan perubahan volumekuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor. b. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan volumekuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun.

5. Penelitian Terdahulu

Perlu dilakukan pengkajian atas hasil-hasil terdahulu akan sangat membantu dalam menelaah masalah yang dibahas dengan berbagai pendekatan spesifik. Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan. 22 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Judul Peneliti Variabel Metode Hasil 1. Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Studi komparatif : Kabupaten tapanuli selatan dan Kabupaten Langkat Junawi Hartasi Saragih X1 : Pengeluaran Pemerintah X2 : Tingkat Pendidikan X3 : Nilai tambah industri. Y : Pertumbuhan ekonomi. Hasil estimasi data time series dengan model ordinary last square OLS Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pengeluaran pemerintah, tingkat pendidikan dan nilai tambah industri besarsedang di Kab. Tapanuli selatan dan Kab. Langkat cenderung mengalami peningkatan. Variabel pengeluaran pemerintah, tingkat pendidikan dan nilai tambah industri mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kab. Tapanuli selatan dan Kab. Langkat. 23 2. Analisis Pengaruh Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode 1975- 2004 Diyah Utami X1 : Pengeluaran rutin X2 : Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Y : Pertumbuhan Ekonomi. uji kointegrasi Engel-Granger dan analisis jangka pendek dengan Error Correction Model ECM. Berdasarkan hasil penelitian, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek variabel pengeluaran rutin pemerintah mempunyai pengaruh yang negative dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan pada periode penelitian pengeluaran rutin pemerintah bersifat tidak produktif dan sebagian besar didominasi oleh pengeluaran untuk pembayaran cicilan dan bunga utang. Dengan demikian pemerintah harus lebih fokus untuk mengurangi atau bahkan menghentikan ketergantungan terhadap utang, 24 3. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Distribusi Pendapatan periode 1994- 2003 Nur Asri X : Pengeluaran Pemerintah. Y1 : Pertumbuhan Ekonomi Y2 : Distribusi Pendapatan Model regresi linier berganda dengan penggabungan model yang digunakan oleh Calderon dan Serven 2004 dan Li et. al 2000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh pengeluaran pembangunan pemerintah daerah kelompok sektor primer, perdagangan dan transportasi, pendidikan dan kebudayaan, pembangunan regional dan lingkungan, dan aparatur dan pengawasan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah kelompok sektor primer, perdagangan dan transportasi, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan dan kesejahteraan sosial berpengaruh dalam mengurangi ketimpangan pendapatan antar penduduk, sedangkan pertumbuhan ekonomi memperparah 25 ketimpangan pendapatan antar penduduk. 4. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Posisi Pendapatan Asli Daerah PAD Provinsi Sumatera Utara Afri Hidayat X1 : Pajak X2 : Retrebusi X3 : Laba badan usaha milik daerah X4 : Kekayaan lain yang dipisahkan X5 : Pendapatan daerah yang sah. Y : Pertumbuhan ekonomi a.Koefisien determinasi R-Square b.Uji t Statistik. c.Multikolinier itas. d.Autokorelasi. Hasil penelitian ini ditemukan hubungan bahwa pertumbuhan ekonomi signifikan mempengaruhi variabel pendapatan asli daerah provinsi Sumatera utara pada tingkat kepercayaan 95 . 26 5. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Jamzani Sodik X1 : Pengeluaran Pemerintah X2 : Investasi Swasta Y : Pertumbuhan Ekonomi Regional Metode analisis yang dilakukan menggunakan data runtut waktu time series dan data cross section. Selama periode penelitian ditemukan bahwa variabel investasi swasta tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional, sedangkan pengeluaran pemerintah baik pengeluaran pembangunan maupun pengeluaran rutin berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Ini mengindikasika n bahwa pengeluaran pembangunan sangat diperlukan untuk suatu daerah untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemempuannya sendiri. 27

6. Kerangka Berfikir

Secara umum kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari berbagai perspektif seperti tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, kondisi perumahan, sosial, budaya serta jaminan persamaan hak dalam politik, hukum dan keamananketertiban. Indikator-indikator output tersebut baik secara sendiri- sendiri atau bersama-sama komposit dapat memberikan gambaran mengenai kesejahteraan masyarakat yang ditinjau dari aspek sosial . a. Pendapatan Asli Daerah PAD Membahas mengenai pendapatan asli daerah, bahwa sebagian besar upaya yang dilakukan daerah untuk bisa mengurangi dana yang diperoleh dari pemerintah pusat adalah dengan memacu upaya memperoleh pendapatan asli daerah sebesar mungkin. Metode yang paling populer sampai dengan saat ini adalah dengan mengeksploitasi sumber daya alam daerah yang ada, dan melalui pajak dan retribusi daerah. Cara pertama sangat mungkin dilakukan, apabila di daerah sumber daya alamnya memang berlimpah, namun bagi daerah yang miskin akan sumber daya alam umumnya mengambil jalan lain yaitu meningkatkan penerimaan dengan cara kedua. Berdasarkan uraian-uraian di atas dapatlah kita ketahui bahwa indikator pendapatan asli daerah adalah sumber-sumber pendapatan asli daerah yaitu terdiri dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk selanjutnya berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan 28 dalam setiap sektor maupun subsektor merupakan indikator dari pengeluaran pembangunan. Kemudian. indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah antara lain adalah PDRB Keberhasilan suatu daerah ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu dalam penelitian ini, dengan adanya peningkatan pendapatan asli daerah dan pengeluaran pembangunan diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah untuk mewujudkan pembangunan daerah yang lebih merata. Hal di atas dapat dijelaskan bahwa pencapaian target penerimaan pajak penghasilan masih akan sulit mengingat sangat rendahnya perkiraan laju pertumbuhan ekonomi Moh Arsjad Anwar, 1986: 87. Terkait dengan penelitian ini menunjukkan bahwa pajak salah satu sumber pendapatan asli daerah tergantung pada pertumbuhan ekonomi daerah. b. Pengeluaran Pembangunan Richard A. Musgrave 1999:22 menyatakan bahwa dengan memasukkan variabel jumlah dan perubahan harga dalam menentukan besarnya pengeluaran pemerintah, merupakan hal yang sangat penting. Harus juga dicatat bahwa selama periode tersebut, telah terjadi peningkatan produktivitas yang sangat cepat yang menghasilkan kenaikan pendapatan perkapita. Pernyataan tersebut menunjukkan pendapatan perkapita berpengaruh pada besarnya pengeluaran pemerintah, hal ini sekaligus berarti bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pengeluaran pembangunan bagian dari pengeluaran pemerintah. 29 c. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Begitu banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat, namun ada satu indikator kumulatif yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi yaitu Produk Domestik BrutoGross Domestik Product PDBGDP. Produk Domestik Bruto adalah istilah yang digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan nasional, sedangkan pada level yang lebih rendah biasa digunakan istilah Produk Domestik Regional Bruto PDRB, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan Hal di atas menunjukkan bahwa PDRB sebagai satu indikator keberhasilan pembangunan akan juga sangat tergantung pada pertambahan jumlah penduduk. Suatu negara yang mengalami kenaikan pendapatan nasional belum bisa dikatakan telah mengalami pembangunan ekonomi sebab apabila ternyata kenaikan pendapatan nasional itu diikuti oleh kenaikan penduduk yang lebih besar secara proporsional, maka negara tersebut justru akan mengalami penurunan dalam pendapatan perkapitanya Hadi Prayitno, 1989: 42. Dari uraian diatas maka pertumbuhan ekonomi daerah dipengaruhi oleh pendapatan asli daerah PAD dan pengeluaran pembangunan sehingga hal tersebut dapat dibuat dalam bentuk fungsi. Dimana : y : f . …………………………………………...2.1 Y ; Produk Domestik Regional Bruto PDRB X1 : Pendapatan Asli Daerah PAD X2 : Pengeluaran Pembangunan 30 Untuk lebih jelasnya pengaruh pendapatan asli daerah dan pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dapat dijelaskan pada gambar berikut ini: Gambar 2.1. Kerangka berfikir Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD dan Pengeluaran Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kota Padangsidimpuan Sektor Ekonomi Pendapatan Asli Daerah PAD Pengeluaran Pembangunan Indikator : - Pajak daerah - Retrebusi daerah - Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan - Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Indikator : berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan dalam setiap sektor maupun subsektor Pertumbuhan Ekonomi PDRB 31

B. Hipotesis

Istilah hipotesis berasal dari kata hypo yang artinya di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, setelah membuat anggaran dasar, maka membuat teori yang kebenarannya masih perlu di uji Suharsimi Arikunto, 2002: 64. Bertolak dari uraian di atas maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif antara pendapatan asli daerah PAD terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Padangsidimpuan. 2. Terdapat pengaruh yang positif antara pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Padangsidimpuan. 32 BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian