6 Berangkat dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti :
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD Dan Pengeluaran Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Di Kota
Padangsidimpuan Tahun 2004 – 2009 .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh pendapatan asli daerah PAD terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan?
2.
Bagaimana pengaruh
pengeluaran pembangunan
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan?
3.
Berapa besar pengaruh pendapatan asli daerah PAD dan pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kota
Padangsidimpuan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah PAD terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan.
2.
Untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di kota Padangsidimpuan.
7
3. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah PAD dan pengeluaran pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di
Kota Padangsidimpuan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut ; Manfaat Ilmiah
1. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan pembangunan daerah.
2. Bagi peneliti, sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian dan penerapan teori yang peneliti dapatkan
diperkuliahan. Dengan demikian penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam hal
pelaksanaan pembangunan daerah.
Manfaat Praktis Bagi pemerintah daerah Kota Padangsidimpuan, hasil penelitian ini
diharapkan sebagai bahan pertimbangan dan pedoman dalam pengambilan kebijakan-kebijakan dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah.
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pendapatan Asli Daerah PAD
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan UU No. 33 Tahun 2004 : 213. Sumber pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang ini meliputi :
a. Pajak daerah b. Retribusi daerah
c. Pengelolaan kekayaan daerah yang terpisah d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Pendapatan asli daerah PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Ahmad Yani, 2002: 39.
Menurut Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan 2008;10 pendapatan asli daerah PAD adalah salah satu sumber penerimaan yang harus
selalu dan terus menerus dipacu pertumbuhannya. Jumlah dan kenaikan kontribusi PAD akan sangat berperan dalam rencana kemandirian pemerintah daerah yang
tidak ingin terlalu tergantung dari APBN. Kemajuan daerah dalam memajukan
9 perekonomian daerahnya terlihat dari perkembangan PAD yang positif disisi
penerimaannya dan peranannya dari tahun ke tahun makin meningkat. Jadi pengertian Pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai
pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangannya untuk membiayai tugas-tugas dan tanggung
jawabnya. Pendapatan Asli Daerah meliputi :
1 Pajak daerah Pengertian pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada
pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat ditunjuk. Misalnya: pajak kendaraan bermotor, pajak
penjualan dan lain-lain Suparmoko, 1999: 94. Menurut Rochmat Soemitro, mengemukakan bahwa pajak adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal yang langsung
dapat ditujukan dan yang dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum Erly Suandy, 2002: 10.
Selanjutnya dapat diartikan mengenai pajak daerah sebagai berikut: a. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dengan
pengaturan dari daerah sendiri, b. Pajak yang dipungut berdasarkan pengaturan nasional tetapi
penetepan tarifnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah,
10 c. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh Pemerintah
Daerah, d. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh Pemerintah
Pusat tetapi hasil pungutannya diberikan kepada, dibagi hasilkan dengan, atau dibebani pungutan tambahan opsen
oleh Pemerintah Daerah Kenneth Davey, 1988: 39. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Erly Suandy, 2002: 258.
2 Retribusi daerah Sumber pendapatan asli daerah yang kedua adalah retribusi daerah.
Retribusi adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita dapat melihat adanya hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan
adanya pembayaran retribusi tersebut, misalnya: uang langganan air minum, uang langganan listrik Suparmoko, 1999: 94.
Retribusi daerah adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa yang diselesaikan oleh pemerintahan daerah Erly Suandy, 2002: 258. Sedangkan di
dalam Ahmad Yani, 2002: 55 mengemukakan retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
11 disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan.
3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan Jenis penerimaan yang termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan seperti bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah HAW. Wijaya, 2002: 110.
4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah meliputi:
a hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan b jasa giro
c pendapatan bunga d keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
dan e komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan barang danatau jasa oleh daerah. UU No. 33 Tahun 2004: 217
2. Pengeluaran Pembangunan
Pengeluaran Pembangunan, adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang non konsumtif, berbentuk investasi dalam proyek-proyek, baik dalam bentuk
proyek fisik seperti pembangunan bendungan air maupun non fisik seperti proyek-
12 proyek dalam pengembangan pendidikan, keagamaan dan sebagainya.
Pelaksanaan belanja pembangunan dirinci ke dalam sektor-sektor, tiap-tiap sektor dibagi ke dalam subsektor, masing-masing subsektor dirinci ke dalam program
proyek, dan akhirnya untuk masing-masing proyek dirinci lagi ke dalam bagian anggaran Said Hamid Hasan, 1994: 235.
Pada dasarnya pengeluaran pembangunan merupakan wahana untuk mewujudkan kesejahteraan. Dengan kata lain, untuk meningkatkan kemakmuran
secara merata dan serasi antar daerah dan antar golongan, dilaksanakan melalui upaya bidang ekonomi. Prioritas diberikan kepada sektor-sektor yang merangsang
dan menimbulkan dampak kegiatan ekonomi secara lebih luas dan intensif. Kreteria ini sekaligus berarti perluasan lapangan dan kesempatan kerja Moh.
Arsjad Anwar, 1986: 69. Jadi pengeluaran pembangunan dalam penelitian ini adalah pengeluaran
pembangunan yang ditujukan untuk membiayai proses perubahan yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang ingin dicapai.
Kamudian indikator pengeluaran pembangunan dalam hal ini adalah berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan dalam
setiap sektor maupun subsektor.
3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menurut Simone Kuznets 2004;57 adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk
menyediakan barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu
13 sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-
penyesuaian teknologi, institusional kelembagaan dan ideologi terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.
Definisi tersebut mempunyai 3 tiga komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya persediaan barang suatu bangsa
secara terus-menerus; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas
dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan ilmu pengetahuan umat manusia dapat
dimanfaatkan secara tepat Selanjutnya
dijelaskan bahwa
kenaikan output
yang secara
berkesinambungan yang terkandung dalam definisi tersebut adalah perwujudan dari apa yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan
menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi economic maturity di suatu negara yang bersangkutan.
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini
mempunyai asumsi yaitu: a. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh full employment dan
barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
b. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
14
c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d. Kecenderungan untuk menabung marginal propensity to save = MPS besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output capital-output
ratio = COR dan rasio pertambahan modal-output incremental
capital-output ratio = ICOR.
Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-
barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan
tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output COR. Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus
menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat
perekonomian itu akan tumbuh Lincolyn, 2010:64-67.
Menurut pendapat lain pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pengertian ini terdapat tiga
aspek yang ditekankan yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dan bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Lebih lanjut dapat dijelaskan
bahwa ada aspek dinamis dari suatu perekonomian, yang artinya yaitu suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
Sedangkan aspek yang kedua yaitu pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output perkapita, disini jelas ada dua sisi yang perlu diperhatikan
15 yaitu sisi output totalnya GDP dan sisi jumlah penduduknya. Kemudian aspek
ketiga adalah perspektif waktu jangka panjang. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama 10, 20, 50 tahun bahkan lebih lama
lagi mengalami kenaikan output perkapita. Oleh karena itu proses pertumbuhan ekonomi harus bersifat self-generation yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu
menelurkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode - periode selanjutnya Boediono, 1999: 1.
Berdasarkan dua pengertian pertumbuhan ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat terjadi jika suatu negara atau
suatu daerah mampu menyediakan barang ekonomi bagi penduduknya, akibat dari hasil penggunaan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam jangka panjang
dan pada akhirnya akan diikuti dengan peningkatan pendapatan perkapita. Oleh karena itu angka total pendapatan perkapita merupakan konsep yang
paling sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk di suatu negara M.P. Todaro, 2000: 52.
Berbicara mengenai pendapatan regional perkapita adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga biaya faktor dibagi jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada umumnya indikator ini disajikan dari angka atas dasar harga berlaku, walaupun sebetulnya masih mengandung perubahan
harga barang dan jasa, nilai tambah yang diciptakan masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang Boediono, 1999: 1 .
16 Berdasarkan pengertian di atas pertumbuhan ekonomi daerah adalah
pertumbuhan output regional yang dinyatakan dalam pendapatan perkapita yang mendorong kegiatan ekonomi lainnya dan pada gilirannya akan menciptakan lebih
banyak lapangan pekerjaan serta peluang berusaha dalam waktu jangka panjang
.
Kemudian sebagai salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB.
4.
Produk Domestik Regional Bruto PDRB
a. Pengertian PDRB Menurut Badan Pusat Statistik 2008;55 pengertian PDRB adalah
dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayahdaerah. Data PDRB tersebut
menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu besarnya PDRB yang
mampu dihasilkan sangat tergantung pada faktor tersebut. Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan PDRB bervariasi antar daerah
Istilah Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan gabungan dari empat kata yaitu:
1 Produk, artinya seluruh nilai produksi baik barang maupun jasa, 2 Domestik, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya
oleh faktor-faktor produksi yang berada dalam wilayah domestik tanpa melihat apakah faktor produksi tersebut dikuasai oleh penduduk atau
bukan,
17
3 Regional, artinya perhitungan nilai produksi yang dihasilkan hanya
oleh penduduk tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang digunakan berada dalam wilayah domestik atau bukan,
4 Bruto, maksudnya adalah perhitungan nilai produksi kotor karena
masih mengandung biaya penyusutan.
Berdasarkan empat pengertian istilah di atas, maka arti PDRB adalah seluruh nilai produksi kotor baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh faktor-
faktor produksi yang beroperasi dalam suatu wilayah, biasanya dihitung pada suatu periode tertentu.
b. PDRB dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu Pendapatan Domestik Regional Bruto dan Pengeluaran Domestik Regional Bruto.
Dalam teori ekonomi dinyatakan bahwa jumlah nilai produksi merupakan jumlah pendapatan yang sekaligus juga jumlah
pengeluaran. 1 PDRB dari sisi pendapatan artinya jumlah pendapatan ini
merupakan komponen-komponen nilai tambah yaitu; upahgaji, sewa tanah, dan keuntungan usaha.
2 PDRB dari sisi pengeluaran merupakan jumlah seluruh pengeluaran baik oleh rumah tangga, pemerintah maupun lembaga
non profit termasuk pengeluaran yang merupakan pembentukan
18 modal bruto, selisih ekspor dan selisih persediaan barang stok,
BPS, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan.
c.
Tahun Dasar, Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun dasar adalah tahun dimana nilai-nilai agregatnya dijadikan sebagai
acuan untuk menghitung nilai-nilai agregat konstan tahun-tahun berikutnya. Tujuan dari sistem penyajian yang dibedakan atas dasar harga berlaku adhb dan
atas dasar harga konstan adhk adalah untuk mengetahui perkembangan nilai- nilai agregat baik secara nominal maupun secara riil dibandingkan terhadap
keadaan pada tahun dasar. Terminologi harga berlaku dan harga konstan merupakan sistem penyajian
tabel-tabel statistik PDRB. Penyajian atas dasar harga berlaku menunjukkan bahwa agregat-agregat dinilai terhadap harga yang berlaku pada tahun berjalan,
sedangkan penyajian atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa agregat- agregat dinilai terhadap harga pada tahun dasar BPS, Pendapatan Regional Kota
Padangsidimpuan.
d. Teori Metode Perhitungan PDRB Untuk menghitung PDRB secara garis besar ada dua metode yang dapat
digunakan yaitu: 1 Metode Langsung, dapat digunakan tiga macam pendekatan sebagai
berikut:
19 a. Pendekatan Produksi Production Approach
PDRB merupakan jumlah nilai tambah brutoNTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
disuatu wilayahregion dalam suau periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah nilai produksi bruto
NPBoutput dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi.
b. Pendekatan Pendapatan Income Approach PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh
faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayahregion dalam suatu periode tertentu,biasanya
satu tahun. Berdasarkan pengerian tersebut, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian ini termasuk
pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto.
c. Pendekatan Pengeluaran Expenditure Approach PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan
untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik
bruto, perubahan stock dan ekspor neto, di dalam suatu
20 wilayahregion dalam suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Dengan metode ini penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa diproduksi.
2 Metode Alokasi Metode Tidak Langsung Menghitung
nilai tambah
suatu kelompok
ekonomi dengan
mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator
yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.
Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan
sangat saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan
koreksi dalam pembanding bagi data daerah., BPS, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan.
a. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan
harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan NPBOutput dengan biaya antara masing
21 masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan
perubahan volumekuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor.
b. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan
atas dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan
menggambarkan perubahan volumekuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga
suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau
sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun.
5. Penelitian Terdahulu
Perlu dilakukan pengkajian atas hasil-hasil terdahulu akan sangat membantu dalam menelaah masalah yang dibahas dengan berbagai pendekatan
spesifik. Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan.
22 Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu No.
Judul Peneliti
Variabel Metode
Hasil 1.
Analisis faktor faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi Studi komparatif :
Kabupaten tapanuli selatan
dan Kabupaten Langkat
Junawi Hartasi
Saragih X1 :
Pengeluaran Pemerintah
X2 : Tingkat Pendidikan
X3 : Nilai tambah
industri. Y :
Pertumbuhan ekonomi.
Hasil estimasi data time series
dengan model ordinary last
square OLS Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
perkembangan pengeluaran
pemerintah, tingkat
pendidikan dan nilai tambah
industri besarsedang
di Kab. Tapanuli selatan
dan Kab. Langkat
cenderung mengalami
peningkatan. Variabel
pengeluaran pemerintah,
tingkat pendidikan dan
nilai tambah industri
mempunyai pengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi Kab. Tapanuli selatan
dan Kab. Langkat.
23 2.
Analisis Pengaruh
Pengeluaran Rutin dan
Pengeluaran Pembangunan
Pemerintah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia periode 1975-
2004 Diyah
Utami X1 :
Pengeluaran rutin
X2 : Pengeluaran
Pembangunan Pemerintah
Y : Pertumbuhan
Ekonomi. uji kointegrasi
Engel-Granger dan analisis
jangka pendek dengan Error
Correction Model
ECM. Berdasarkan
hasil penelitian, baik dalam
jangka panjang maupun jangka
pendek variabel pengeluaran
rutin pemerintah
mempunyai pengaruh yang
negative dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hal ini dikarenakan
pada periode penelitian
pengeluaran rutin
pemerintah bersifat tidak
produktif dan sebagian besar
didominasi oleh pengeluaran
untuk pembayaran
cicilan dan bunga utang.
Dengan demikian
pemerintah harus lebih
fokus untuk mengurangi
atau bahkan menghentikan
ketergantungan terhadap utang,
24 3.
Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Dan
Distribusi Pendapatan
periode 1994- 2003
Nur Asri X :
Pengeluaran Pemerintah.
Y1 : Pertumbuhan
Ekonomi Y2 :
Distribusi Pendapatan
Model regresi linier berganda
dengan penggabungan
model yang digunakan oleh
Calderon dan Serven 2004
dan Li et. al 2000.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengaruh
pengeluaran pembangunan
pemerintah daerah
kelompok sektor primer,
perdagangan dan
transportasi, pendidikan dan
kebudayaan, pembangunan
regional dan lingkungan, dan
aparatur dan pengawasan
berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Pengeluaran pemerintah
kelompok sektor primer,
perdagangan dan
transportasi, pendidikan dan
kebudayaan, kesehatan dan
kesejahteraan sosial
berpengaruh dalam
mengurangi ketimpangan
pendapatan antar penduduk,
sedangkan pertumbuhan
ekonomi memperparah
25 ketimpangan
pendapatan antar penduduk.
4. Analisis
Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Posisi
Pendapatan Asli Daerah PAD
Provinsi Sumatera Utara
Afri Hidayat
X1 : Pajak X2 : Retrebusi
X3 : Laba badan usaha
milik daerah X4 :
Kekayaan lain yang
dipisahkan X5 :
Pendapatan daerah yang
sah. Y :
Pertumbuhan ekonomi
a.Koefisien determinasi
R-Square b.Uji t
Statistik. c.Multikolinier
itas. d.Autokorelasi.
Hasil penelitian ini ditemukan
hubungan bahwa
pertumbuhan ekonomi
signifikan mempengaruhi
variabel pendapatan asli
daerah provinsi Sumatera utara
pada tingkat kepercayaan 95
.
26 5.
Pengeluaran Pemerintah dan
Pertumbuhan Ekonomi
Regional Jamzani
Sodik X1 :
Pengeluaran Pemerintah
X2 : Investasi Swasta
Y : Pertumbuhan
Ekonomi Regional
Metode analisis yang
dilakukan menggunakan
data runtut waktu time
series dan data cross section.
Selama periode penelitian
ditemukan bahwa variabel
investasi swasta tidak
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi
regional, sedangkan
pengeluaran pemerintah
baik pengeluaran
pembangunan maupun
pengeluaran rutin
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi
regional. Ini mengindikasika
n bahwa pengeluaran
pembangunan sangat
diperlukan untuk suatu
daerah untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan
kemempuannya sendiri.
27
6. Kerangka Berfikir
Secara umum kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari berbagai perspektif seperti tingkat kesehatan, tingkat pendidikan, kondisi perumahan,
sosial, budaya serta jaminan persamaan hak dalam politik, hukum dan keamananketertiban. Indikator-indikator output tersebut baik secara sendiri-
sendiri atau bersama-sama komposit dapat memberikan gambaran mengenai kesejahteraan masyarakat yang ditinjau dari aspek sosial
.
a. Pendapatan Asli Daerah PAD Membahas mengenai pendapatan asli daerah, bahwa sebagian besar upaya
yang dilakukan daerah untuk bisa mengurangi dana yang diperoleh dari pemerintah pusat adalah dengan memacu upaya memperoleh pendapatan asli
daerah sebesar mungkin. Metode yang paling populer sampai dengan saat ini adalah dengan mengeksploitasi sumber daya alam daerah yang ada, dan melalui
pajak dan retribusi daerah. Cara pertama sangat mungkin dilakukan, apabila di daerah sumber daya alamnya memang berlimpah, namun bagi daerah yang miskin
akan sumber daya alam umumnya mengambil jalan lain yaitu meningkatkan penerimaan dengan cara kedua.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapatlah kita ketahui bahwa indikator pendapatan asli daerah adalah sumber-sumber pendapatan asli daerah yaitu terdiri
dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Untuk selanjutnya
berbagai proyek baik proyek fisik maupun proyek non fisik yang diprogramkan
28 dalam setiap sektor maupun subsektor merupakan indikator dari pengeluaran
pembangunan. Kemudian. indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah antara lain adalah PDRB
Keberhasilan suatu daerah ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah tingkat pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu dalam penelitian ini,
dengan adanya peningkatan pendapatan asli daerah dan pengeluaran pembangunan diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan pertumbuhan
ekonomi daerah untuk mewujudkan pembangunan daerah yang lebih merata. Hal di atas dapat dijelaskan bahwa pencapaian target penerimaan pajak
penghasilan masih akan sulit mengingat sangat rendahnya perkiraan laju pertumbuhan ekonomi Moh Arsjad Anwar, 1986: 87. Terkait dengan penelitian
ini menunjukkan bahwa pajak salah satu sumber pendapatan asli daerah tergantung pada pertumbuhan ekonomi daerah.
b. Pengeluaran Pembangunan Richard A. Musgrave 1999:22 menyatakan bahwa dengan memasukkan
variabel jumlah dan perubahan harga dalam menentukan besarnya pengeluaran pemerintah, merupakan hal yang sangat penting. Harus juga dicatat bahwa selama
periode tersebut, telah terjadi peningkatan produktivitas yang sangat cepat yang menghasilkan kenaikan pendapatan perkapita. Pernyataan tersebut menunjukkan
pendapatan perkapita berpengaruh pada besarnya pengeluaran pemerintah, hal ini sekaligus berarti bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pengeluaran
pembangunan bagian dari pengeluaran pemerintah.
29
c. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Begitu banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat, namun ada satu indikator kumulatif yang lazim digunakan
untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi yaitu Produk Domestik BrutoGross Domestik Product PDBGDP. Produk Domestik Bruto adalah
istilah yang digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan nasional, sedangkan pada level yang lebih rendah biasa digunakan istilah Produk Domestik
Regional Bruto PDRB, Pendapatan Regional Kota Padangsidimpuan Hal di atas menunjukkan bahwa PDRB sebagai satu indikator keberhasilan
pembangunan akan juga sangat tergantung pada pertambahan jumlah penduduk. Suatu negara yang mengalami kenaikan pendapatan nasional belum bisa
dikatakan telah mengalami pembangunan ekonomi sebab apabila ternyata kenaikan pendapatan nasional itu diikuti oleh kenaikan penduduk yang lebih besar
secara proporsional, maka negara tersebut justru akan mengalami penurunan dalam pendapatan perkapitanya Hadi Prayitno, 1989: 42.
Dari uraian diatas maka pertumbuhan ekonomi daerah dipengaruhi oleh pendapatan asli daerah PAD dan pengeluaran pembangunan sehingga hal
tersebut dapat dibuat dalam bentuk fungsi. Dimana
:
y : f .
…………………………………………...2.1 Y
; Produk Domestik Regional Bruto PDRB X1
: Pendapatan Asli Daerah PAD X2
: Pengeluaran Pembangunan
30 Untuk lebih jelasnya pengaruh pendapatan asli daerah dan pengeluaran
pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dapat dijelaskan pada gambar berikut ini:
Gambar 2.1. Kerangka berfikir Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD dan Pengeluaran Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Kota Padangsidimpuan Sektor Ekonomi
Pendapatan Asli Daerah PAD
Pengeluaran Pembangunan
Indikator :
- Pajak daerah
- Retrebusi
daerah -
Hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang
dipisahkan
- Lain-lain
pendapatan asli daerah
yang sah Indikator :
berbagai proyek baik proyek fisik maupun
proyek non fisik yang diprogramkan dalam
setiap sektor maupun subsektor
Pertumbuhan Ekonomi
PDRB
31
B. Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari kata hypo yang artinya di bawah dan thesa yang artinya kebenaran. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, setelah membuat anggaran dasar, maka membuat
teori yang kebenarannya masih perlu di uji Suharsimi Arikunto, 2002: 64. Bertolak dari uraian di atas maka untuk penelitian ini diajukan hipotesis
sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif antara pendapatan asli daerah
PAD terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Padangsidimpuan. 2. Terdapat pengaruh yang positif antara pengeluaran pembangunan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Padangsidimpuan.
32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian