Sejarah Kota Padangsidimpuan Gambaran dan Perkembangan Daerah Kota Padangsidimpuan

42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran dan Perkembangan Daerah Kota Padangsidimpuan

1. Sejarah Kota Padangsidimpuan

Sekitar Tahun 1700 Kota Padangsidimpuan yang sekarang adalah lokasi dusun kecil yang disebut ’’Padang Na Dimpu’’ oleh para pedagang sebagai tempat peristirahatan yang artinya suatu dataran di ketinggian yang ditumbuhi ilalang yang berlokasi di Kampung Bukit Kelurahan Wek II di pinggiran Sungai Sangkumpal Bonang. Pada tahun 1825 oleh Tuanku Lelo salah seorang pimpinan pasukan kaum Padri dibangun benteng Padangsidimpuan yang lokasinya ditentukan oleh Tuanku Tambusai, yang dipilih karena cukup strategis ditinjau dari sisi pertahanan karena dikelilingi oleh sungai yang berjurang. Sejalan dengan perkembangan Benteng Padangsidimpuan, maka aktivitas perdagangan berkembang di Sitamiang yang sekarang, termasuk perdagangan budak yang disebut Hatoban, untuk setiap transaksi perdagangan Tuanku Lelo mengutip bea 10 dari nilai harga barang. Melalui Traktat Hamdan tanggal 17 Maret 1824, kekuasaan Inggris di Sumatera diserahkan kepada Belanda, termasuk RECIDENCY TAPPANOOLI yang dibentuk Inggris Tahun 1771. Setelah menumpas gerakan kaum Padri tahun 1830, Belanda membentuk District setingkat kewedanaan Mandailing, District Angkola dan District Teluk Tapanuli di bawah kekuasaan GOVERNEMENT 43 SUMATRAS WEST KUST berkedudukan di Padang. Dan Tahun 1838 dibentuk RESIDENTIE AIR BANGIS dan Asisten Residennya berkedudukan di Padangsidimpuan. Setelah terbentuknya Residentie Tapanuli melalui Besluit Gubernur Jenderal tanggal 7 Desember 1842, antara tahun 1885 sampai 1906, Padangsidimpuan pernah menjadi Ibu Kota Residen Tapanuli. Pada masa awal kemerdekaan, Kota Padangsidimpuan adalah merupakan pusat Pemerintahan dari lembah besar Tapanuli Selatan dan pernah menjadi Ibu Kota Kabupaten Angkola Sipirok sampai digabung kembali Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Angkola Sipirok dan Kabupaten Padang Lawas melalui Undang–Undang Darurat Nomor 70DRT1956. Dalam ringkasan sejarahnya tahun 1879 di Padangsidimpuan didirikan KWEEK SCHOOL Sekolah Guru yang dipimpin oleh CH VAN OPHUYSEN yang dikenal sebagai penggagas ejaan bahasa Indonesia. Lulusan sekolah ini banyak dikirim untuk menjadi guru ke Aceh. Salah seorang lulusan ini ialah RAJIUN HARAHAP Gelar Sutan Hasayangan, penggagas berdirinya INDISCHE VEERIGINING sebagai cikal bakal berdirinya Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda dan merupakan Organisasi pertama yang berwawasan nasional. RAJIUN HARAHAP yang lahir di Batunadua tanggal 30 Oktober 1879 juga menggagas pengumpulan dana studi bagi guru–guru yang akan di sekolahkan ke negeri Belanda.Basyral Harahap, 2003: 1 Dari sejarah Kota Padangsidimpuan dapat disimpulkan bahwa peranan dan fungsi Kota ini sejak dahulu adalah sebagai pusat Pemerintahan, pusat aktivitas perdagangan dan jasa, serta pusat pendidikan. 44 2. Kondisi Umum Kota Padangsidimpuan Kota Padangsidimpuan terletak pada 432 Km dari Kota Medan. Bentuk topografi Kota Padangsidimpuan berbukit-bukit dan dikelilingi oleh Pegunungan Bukit Barisan dan dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi suhu rata-rata harian sehingga menjadikan Kota Padangsidimpuan sejuk, segar dan sangat cocok dijadikan sebagai daerah peristirahatan. Keadaan tanah yang subur dikarenakan lapisan permukaan tanah dengan ketebalan topsoil yang cukup tinggi merupakan hasil endapan alluvial sungai dan gunung berapi dengan warna tanah hitam kecoklatan Bukit-bukit tor yang mengelilingi Kota Padangsidimpuan adalah disebelah utara adalah Bukit Lubuk Raya, Bukit Sanggarudang dan Tor Simarsayang; di sebelah barat dan selatan adalah Tor Silayang-layang serta sebelah timur adalah Tor Simincak. Sungai-sungai yang mengalir di Kota Padangsidimpuan antara lain Aek Batang Ayumi, Aek Sangkumpal Bonang, Aek Rukhare, Aek Sibontar dan Aek Batang Bahal. Secara geografis, Kota Padangsidimpuan terletak diantara garis bujur timur 99 18 ’ 53’’ - 99 20 ’ 35’’ dan garis lintang utara 01 28 ’ ,19’’ sampai dengan 01 18 ’ 07’’. Kota Padangsidimpuan memiliki luas wilayah 14.684.680 Ha dan memiliki batas-batas wilayah antara lain; sebelah utara berbatasan dengan kec. Angkola timur, sebelah selatan berbatasan dengan kec. Batang angkola dan kec. Angkola selatan, sebelah barat berbatasan dengan kec. Angkola barat, 45 sebelah timur berbatasan dengan kec. Angkola timur. Dilihat dari batas wilayah yang ada maka Kota Padangsidimpuan dikelilingi oleh daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Kota Padangsidimpuan dibagi menjadi 5 wilayah kecamatan yaitu; Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Tenggara, Padangsidimpuan Batunadua dan Padangsidimpuan Hutaimbaru. Pada tahun 2005 terjadi pemekaran wilayah kecamatan menjadi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Angkola julu. Pada level yang lebih rendah terdapat 37 pemerintahan kelurahan dan 42 pemerintahan desa yang selanjutnya untuk lebih mempermudah jangkauan pelayanan masyarakat telah terbentuk sebanyak 261 Lingkungandusun. Kemudian dari 6 kecamatan yang ada kegiatan perekonomian masih terkonsentrasi di dua wilayah yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Selatan dan Kecamatan Padangsidimpuan Utara.Basyral Harahap, 2003: 4

3. Keadaan Demografi Kota Padangsidimpuan