Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya, serta untuk menjaga agar penelitian lebih terarah
dan fokus, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dibatasi
pada strategi peningkatan sumber daya guru dalam upaya pengembangan madrasah di MIN 09 Petukangan Selatan,
Jakarta Selatan.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana strategi peningkatan sumber daya guru yang diupayakan oleh kepala sekolah MIN 09 Petukangan Selatan dalam mengembangkan madrasah yang dikelolanya ?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh madrasah untuk meningkatkan sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah guru
upaya pengembangan madrasah.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian terhadap strategi peningkatan sumber daya guru dalam upaya pengembangan madrasah di MIN 09 Petukangan selatan ini diharapkan memberikan
sejumlah manfaat atau kegunaan, antara lain : 1.
Secara teoritis atau akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan kependidikan, khususnya mengenai strategi peningkatan sumber
daya guru dalam upaya pengembangan madrasah dan dapat menjadi bahan masukan bagi mereka yang berminat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengambil
kancah penelitian yang berbeda dan memberi masukan bagi mereka yang sudah terlibat dalam megelola lembaga pendidikan.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi MIN 09
Petukangan Selatan untuk meningkatkan sumber daya guru dalam upaya mengembangkan madrasah yang dikelolanya.
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Berisikan kajian teori mengenai strategi peningkatan sumber daya guru dalam
upaya pengembangan madrasah, didalamnya membahas : pengertian strategi,
model manajemen strategi, tahapan-tahapan atau proses manajemen strategi, tipe-tipe strategi, manfaat manajemen strategi. Kemudian pengertian
manajemen sumber daya guru, pengelolaan sumber daya guru, dan pendayagunaan sumber daya guru. Selain itu ada tinjauan teoritis pembahasan
tentang pengertian pengembangan madrasah dan arah pengembangan madrasah. Selanjutnya kajian kerangka berpikir setelah menelaah beberapa teori dari para
ahli. BAB III Mengemukakan tentang metodologi penelitian, yang terdiri dari waktu dan
tempat penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan tehnik analisis data.
BAB IV
Merupakan pembahasan hasil penelitian, diantaranya gambaran umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN 09 Petukangan Selatan berisi tentang
sejarah singkat berdirinya, keadaan guru, keadaan siswa, dan sarana prasarana MIN 09 Petukangan Selatan. Selanjutnya penjelasan tentang hasil penelitian
berupa deskripsi data, Analisis dan interpretasi data.
BAB V Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori
1. Strategi Peningkatan Sumber Daya Guru
Strategi peningkatan sumber daya guru merupakan istilah yang terdiri dari dua unsur yang berbeda, yaitu strategi dan peningkatan sumber daya guru. Oleh karena itu
dalam memberikan definisi, dan unsur-unsur yang ada didalamnya penulis memisahkan satu dengan yang lainnya.
a. Pengertian Strategi
Dalam proses pengelolaan dan pengembangan tentang kondisi dan situasi dimana proses tersebut berlangsung dalam jangka panjang, dalam perhitungan tersebut
maka proses pengelolaan dan pengembangan guru akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak tercapai karena segala sesuatunya telah dipertimbangkan secara matang.
Itulah sebabnya, lembaga pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah bagaimana mengelola dan meningkatkan sumber daya guru sehingga
kinerja meningkat. Menurut Salusu, “istilah strategi berasal dari kata yunani strategos, atau stategus
dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jendral tetapi dalam yunani kuno sering berarti perwira negara state officer dengan arti yang luas”
6
. Dalam artian yang lebih
6
J. Salusu, M.A., Pengambilan keputusan stratejik, Jakarta: Grasindo, 1996, cet. Ke-1, h.85-86
sempit, menurut Marloff “strategi berarti the art of general seni jendral, penggunaan strategi seperti ini lebih memperoleh tempat dikalangan militer pada abad ke-18”.
7
Menurut Porter, sebagaimana yang dikutip oleh Freddy Rangkuti, “strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.”
8
Lebih sederhana Mcnihcols mendefinisikan strategi adalah ”suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya
melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.”
9
Pendapat lain disampaikan oleh Kenichi Ohmae, ia mengatakan bahwa “strategi sebenarnya tidak lain dari suatu rencana kerja untuk memaksimalkan kekuatan suatu
pihak dalam menghadapi suatu kekuatan dilingkungan usaha.”
10
Dari pengertian-pengertian di atas, maka penulis dapat simpulkan yang dimaksud dengan strategi adalah rencana kerja yang memaksimalkan kekuatan dengan mengkaitkan
secara efektif sasaran dan sumber daya organisasi untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan organisasi.
Berbicara sumber-sumber daya dalam organisasi oleh Agustinus dibedakan menjadi 2 yaitu “Sumber daya nyata dan sumber daya tidak nyata, yang termasuk
sumber daya nyata adalah aktiva fisik sarana prasarana, perlengkapan, peralatan,
7
Ibid
8
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT : Teknik Membedah Buku Kasus Bisni, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Press,1994, h. 4
9
J. Jalusu, Op cit. , h.101
10
Ibid., h. 91
keuangan dan sumber daya manusia sedangkan sumber daya tidak nyata tehnologi dan reputasi.”
11
Sumber daya organisasi berupa sumber daya manusia sangat berperan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan sebuah organisasi. Dalam dunia pendidikan, guru
adalah sumber daya yang nyata, maka sumber daya guru ini yang dapat diberikannya adalah berupa kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi. Sumber daya ini
secara normal tidak produktif jika dibiarkan saja, sumber daya ini perlu dikelola dan diorganisasi dengan baik dalam suatu aktivitas tertentu.
Menurut Arifin strategi juga biasanya berkaitan dengan “taktik terutama dikenal di kalangan militer.”
12
taktik adalah segala cara dan upaya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal, dalam
proses pendidikan taknik tidak lazim digunakan. Lebih lanjut Arifin mengatakan bahwa ”strategi dalam pendidikan adalah
pengetahuan atau seni mendayagunakan semua kependidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan dalam oprasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada termasuk pula perhitungan tentang hambatan yang mungkin dihadapi”.
13
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi dalam lembaga pendidikan adalah metode atau rencana cermat yang dibuat oleh lembaga, untuk
mencapai suatu target atau sasaran yang telah ditetapkan melalui proses penganalisaan terhadap lingkungan.
11
Agustinus Sri Wahyudi, Manjemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi, Jakarta : Binarupa Aksara : 1996, h. 62.
12
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis, Berdasarkan Pendidikan Interdisipliner,
Jakarta: Bumi Aksara, 1994, cet. Ke-3, h. 58.
13
ibid.
b. Model Manajemen Strategik
Di bawah ini adalah gambar yang menunjukan langkah-langkah yang merupakan aktivitas manajemen strategik, langkah-langkah ini juga dapat digunakan
dalam mengembangkan madrasah, langkah-langkah tersebut sebagai berikut : Proses dalam manajemen strategi yaitu pertama, sebuah madrasah harus
terlebih dahulu mempunyai visi dan misi organisasi, visi dan misi ini harus bersifat jelas untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan madrasah. Kedua, untuk mencapai
tujuan dan sasaran, seorang kepala madrasah harus menganalisa kondisi dan situasi
lingkungan sekitar baik internal maupun eksternal yang biasa disebut Analisis SWOT,
analisa Swot berguna untuk mengetahui kekuatan Strenght, kelemahan Weaknes, peluang Opportunity, dan ancaman Threat. Ketiga, membuat strategi dilanjuti
dengan pengimplementasi strategi yang telah dibuat kemudian langkah selanjutnya adalah mengevaluasi penerapan strategi tersebut untuk mengukur keberhasilan. Lebih
lanjut lihatlah gambar 1 dibawah ini :
Gambar 1 Model Manajemen Strategi
Analisa
SWOT
Sumber : Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategi Pengantar Proses Berfikir Strategi
Jakarta : Binarupa Aksara : 1996, hal. 32
c. Tahapan-tahapan atau proses dalam manajemen strategi
Dalam manajemen strategi terdapat beberapa tahapan sebagai suatu proses yang harus secara sistematis dijalankan, yaitu sebagai berikut :
1. Pembuatan strategi, yang meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang,
mengidentifikasikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan perusahaan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan
strategi yang sesuai untuk diadopsi. Visi dan misi
Analisa internal Analisa eksternal
Tujuan dan sasaran
Pembuatan strategi
Aplikasi rencana bisnisorganisasi
Evaluasi dan control rencana bisnis
2. Penerapan strategi, meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan,
kebijakan perusahaan organisasi, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
3. Evaluasi kontrol strategi, mencangkup usaha-usaha memonitor seluruh hasil-hasil
dari perbuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan atau organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika
diperlukan.
14
Dari yang disebutkan diatas menunjukan bahwa dalam merumuskan atau menetapkan sebuah strategi memerlukan suatu tahapan-tahapan agar suatu tujuan atau
sasaran organisasi dapat tercapai secara maksimal.
d. Tipe-tipe strategi
Kotten membagi tipe-tipe strategi ini menjadi 4 bagian yaitu : 1.
Corporate strategy Strategi Organisasi Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-
inisiatif strategik. 2.
Program strategy Strategi Program Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategik dari program
tertentu. 3.
Recource support strategy strategi pendukung sumber daya Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan
sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya ini dapat berupa tenaga, keuangan, tehnologi dan
sebagainya.
4. Institusional strategy strategi kelembagaan
Fokus dari strategi ini istitusional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik.
15
Keempat tipe-tipe strategi di atas strategi dapat dipergunakan sesuai dengan keadaan dan situasi tertentu, kotten menyebutkan salah satu tipe strategi yaitu tipe strategi
pendukung sumber daya yang mencangkup salah satunya tenaga sumber daya manusia, dan
14
Agustinus Sri Wahyudi, Op. cit. , h. 16
15
J. Salusu, op.cit., h.104
sumber daya manusia ini harus diperhatikan dan ditingkatkan guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
Karena organisasi bergerak digerakkan oleh manusia didalamnya, organisasi hidup karena dihidupkan oleh anggotanya, organisasi berkembang dan dimajukan oleh
peran para pelaku organisasi yang terlibat didalamnya.
e. Manfaat Manajemen Strategi
Ada beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan manajemen strategik, yaitu :
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2.
Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3.
Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.
4.
Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan.
5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan organisasiuntuk
memecahkan masalah dimasa akan datang.
6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan memotivasi karyawan pada
tahap pelaksanaannya.
7.
Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
16
2. Manajemen Sumber Daya Guru