51
Penggantian dan perubahan kedua Undang-undang tersebut secara tegas telah mengatur pengalihan organisasi, administrasi, finansial dan senua lingkungan
peradilan ke MA. Dengan demikian, organisai, administrasi dan finansial badan peradilan di lingkungan Peradilan Agama yang sebelumnya masih berada di bawah
Departemen Agama berdasarkan UUPA No. 7 Tahun 1989 sedah tidak lagi berada di bawah Departemen Agama.
20
D. Tujuan Perumusan Kompilasi Hukum Islam KHI
Hukum positif Islam, sebagaimana dirumuskan secara sistematis dalam Kompilasi Hukum Islam KHI, mencakup berbagai substansi dan dimensi. Ia
merupakan hukum Substansional materil yang menjadi rujukan dalam proses pengambilan keputusan di Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Agama. Ia
meliputi hukum perkawinan, hukum kewarisan, hibah dan wasiat dan hukum perwakafan. Ia juga mnecakup dimensi pemeliharaan tradisi intelektual di kalangan
ulama, dimensi transformasi ke dalam produk Kekuasaan Pemerintahan Negara, dan dimensi pengembangan ke dalam produk kekuasaan kehakiman terhadap perkara
yang diajukan ke Pengadilan. Berkenaan dengan hal yang di atas, maka dalam perumusan Kompilasi
Hukum Islam KHI besar harapan untuk mempositifkan hukum Islam di Indonesia. Dengan mempositifkan hukum secara terumus dan sistematik dalam Kompilasi
20
Abdul Manan, Etika Hakim Dalam Penyelenggaraan Peradilan “Suatu Kajian Dalam Sistem Peradilan Islam”, h. 241-242
52
Hukum Islam KHI, maka terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam perumusan Kompilasi Hukum Islam KHI.
21
1. Melengkapi Pilar Peradilan Agama
Secara konstitusional dan teoritis keberadaan Peradilan Agama sebagai salah satu badan Lingkungan Peradilan yang melaksanakn amanat kekuasaan kehakiman
yang ditentukan Pasal 24 Undang-undang 1945 telah terpenuhi.
22
Maka setelah lahir Kompilasi Hukum Islam KHI keberadaan Peradilan Agama menjadi
berfungsi semakin baik dan jelas dalam menangani perkara yang di ajukan kepadanya.
2. Menyamakan Persepsi Penerapan Hukum
Dengan lahirnya Kompilasi Hukum Islam KHI telah jelas dan pasti nilai-nilai tata hukum Islam di bidang perkawinan, hibah, wasiat, wakaf dan warisan. Bahasa
dan nilai-nilai hukum yang dipertarungkan di forum Peradilan Agama oleh masyarakat pencari keadilan, sama kaidah dan rumusannya dengan apa yang mesti
diterapkan oleh para Hakim di seluruh Nusantara.
23
3. Mempercepat Proses Taqribi Bainal Ummah
Tujuan lain yang hendak dicapai dalam perumusan Kompilasi Hukum Islam KHI yang tidak kalah pentingnya adalah mempercepat arus proses taqarrub bayn al-
21
Cik Hasan Basri, Kompilasi Hukum Islam Dan Peradilan Agama Dalam Sistem Hukum Nasional,h. 27
22
Cik Hasan Basri, h. 29
23
Cik Hasan Basri , h. 31
53
ummah.
24
Dengan adanya Kompilasi Hukm Islam KHI dapat diharapkan sebagai jembatan penyebrangan ke arah memperkecil pertentangan dan pembantahan
khilafiyah. Sekurang-kurangnya di bidang hukum yang menyangkut perkawinan, hibah, wasiat, wakaf, dan warisan dapat dipadukan pemahaman yang sama.
4. Menyingkirkan Paham Private Affairs
Hal lain yang dituju Kompilasi Hukum Islam KHI adalah menyingkirkan paham dan cakrawala private affairs.
25
Dari pengamatan dan pengalaman yang dapat diraba, dalam penghayatan kesadaran masyarakat Islam selalu dianggap
merupakan urusan pribadi. Tindakan perkawinan, hibah, wasiat, wakaf, dan warisan semata-mata dianggap urusan hubungan vertikal seseorang dengan Allah
yang tidak perlu ada campur tangan dari orang lain. Paham yang bercorak private affairs ini bukan hanya terdapat dikalangan masyarakat awam, tetapi meliputi
kalangan elite lingkungan ulama dan fuqaha.
24
Cik Hasan Basri, Kompilasi Hukum Islam Dan Peradilan Agama Dalam Sistem Hukum Nasional,h. 32
25
Cik Hasan Basri, h. 33
54
BAB IV ANALISIS WASIAT KEPADA AHLI WARIS MENURUT KOMPILASI