BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dalam Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dilaksanakan pada bulan Mei-September 2007.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian adalah : Larutan HNO
3
2M, akuades, daun tanaman Angsana Pterocarpus indicus, metanol, pewarna kuku
transparan.
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian adalah : Erlenmeyer 100 mL, gelas ukur 100 mL, labu ukur 100 mL, mortar, saringan, timbangan analitik, pemanas,
AAS Atomic Absorption Spectrophotometry, Spektrofotometry Ultrospec 100 Pro, kertas saring Whatman dengan porositas 0,4 mikron, mikroskop okuler plus
kamera, gelas obyek, hand tally counter, gunting tanaman, plastik, pinset.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Teknik Sampling
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah daun tanaman Angsana Pterocarpus indicus yang ada di Kampus I UIN Jakarta. Tanaman Angsana
dipilih di 3 titik, yaitu titik I dekat pintu keluar, titik II pertengahan antara Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan dengan Student Center dan titik III depan
Perpustakaan Utama Kampus I UIN Jakarta. Sampel daun yang diambil berada
pada ketinggian 7 m di atas permukaan tanah. Pengambilan sampel dilakukan pada jam 10.00 WIB dan jam 16.00 WIB pada hari Senin, Kamis dan Minggu.
Diambil pada hari-hari tersebut untuk melihat perbedaan kadar Pb, kandungan klorofil, kerusakan epidermis dan kerusakan stomata pada saat aktivitas di
Kampus I UIN Jakarta padat, agak padat dan tidak padat. Dengan menggunakan gunting, daun di bagian luar pohon diambil sebanyak
±15 g kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan diberi tanda. Sampel daun langsung dibawa ke laboratorium untuk dianalisis kadar Pb, kandungan klorofil,
pengamatan kerusakan epidermis dan stomatanya. Dilakukan juga penghitungan jumlah kendaraan bermotor yang melewati titik sampling, yang dilakukan pada
jam 7.30 WIB - 9.30 WIB dan jam 13.30 WIB - 15.30 WIB.
3.3.2 Pengukuran Kadar Pb di Dalam Jaringan Daun Angsana
Daun angsana ditimbang sebanyak 5 g kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 105
C selama 4 jam lalu digerus. Daun yang telah digerus diberi larutan HNO
3
2 M sebanyak 50 mL dan dibiarkan satu malam. Ekstrak daun tersebut kemudian dipanaskan dengan hot plate hingga agak kering, kemudian
ditambahkan akuades dan disaring dengan kertas saring Whatmann dengan porositas 0,4 mikron dan ditampung pada labu ukur 50 mL. Kemudian ditera
dengan akuades hingga volumenya 50 mL Nugraha, 2006. Selanjutnya larutan sampel diukur serapannya dengan menggunakan AAS pada panjang gelombang
217 nm, dan dihitung dengan menggunakan rumus :
C x V x F M =
X 1000 B
Ket : M = Kadar Pb pada daun Angsana ppm C = Konsentrasi Pb dari larutan kalibrasi mgL
V = Volume larutan L F = Faktor pengenceran L
B = Berat daun gr
3.3.3 Pengamatan Bentuk Kerusakan Epidermis dan Stomata Daun Angsana