Dahlan 1989 menyatakan celah stomata mempunyai panjang sekitar 10 µm dan lebarnya 2-7 µm. Kerapatan stomata dalam satu unit area permukaan daun sangat
bervariasi. Hal ini ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan tempat tumbuh dan faktor genetis yang sangat mempengaruhi morfogenesis stomata. Santoso 2000
menyatakan faktor lingkungan yang mempengaruhi proses membuka dan menutupnya stomata antara lain : cahaya, konsentrasi CO
2
, air, suhu, angin, sedangkan pengaruh faktor fisiologi adalah peningkatan gula pada sel penjaga,
perubahan perimbangan gula pati. Fungsi stomata yang paling penting adalah untuk memasukkan
karbondioksida ke mesofil daun. Periode stomata membuka biasanya bersamaan waktu dengan keadaan yang merangsang fotosintesis. Normalnya stomata
kebanyakan spesies membuka dalam keadaan terang dan menutup dalam keadaan gelap Fitter dan Hay, 1981. Tanaman Angsana memiliki tipe stomata parasitik,
yaitu setiap sel penjaga dikelilingi oleh dua buah sel tetangga dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar sumbu sel penjaga dan celah.
2.6 Dampak Pencemaran Pb terhadap Tanaman
Tanaman yang tumbuh pada lingkungan berkadar logam berat tinggi akan mengandung logam berat tersebut dengan konsentrasi yang tinggi pula dan dapat
mempengaruhi proses fisiologi dan biokimiawi tanaman Suharto, 2005. Sekitar 15-30 Pb kendaraan bermotor dilepaskan ke udara dan terakumulasi pada
tumbuhan, terutama tumbuhan di tepi jalan. Tumbuhan tepi jalan biasanya lebih banyak mendapat paparan Pb daripada tumbuhan di lokasi lain Samat dkk.,
2002. Terdapat dua jalan masuk utama logam berat seperti Pb terserap ke dalam tanaman yaitu melalui permukaan daun di atas tanah, dan melalui sistem
perakaran Connel, 1985.
Penyerapan melalui akar terjadi jika Pb dalam tanah terdapat dalam bentuk terlarut, sedangkan masuknya partikel Pb dalam jaringan daun disebabkan oleh
ukuran stomata yang cukup besar dan ukuran partikel yang jauh lebih kecil dari celah stomata. Logam berat Pb yang terserap dalam tanaman akan terakumulasi
dalam jaringan tanaman dan dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman Ariestanti, 2002. Secara umum akumulasi logam terjadi dipermukaan daun,
batang dan akar Connel, 1985. Banyaknya pencemar yang masuk ke dalam jaringan daun tanaman sesuai dengan jenis, konsentrasi pencemar di udara dan
lamanya selang waktu pembukaan stomata akan menentukan tngkat kerusakan tanaman Yulizal, 1995.
Menurut Sirnamala 2005, faktor yang dapat mempengaruhi kadar Pb pada vegetasi antara lain :
1. Lamanya vegetasi terpapar.
2. Kadar Pb dari tanah.
3. Fisiologi dan morfologi vegetasi
4. Pengaruh musim
5. Faktor lingkungan yang menghalangi Pb di udara terhadap vegetasi,
seperti tertutupnya vegetasi. Lebih lanjut, Rangkuti 2003 menyebutkan bahwa tingkat akumulasi Pb
pada vegetasi dan di tanah akan meningkat seiring dengan meningkatnya kepadatan lalu lintas dan menurun dengan semakin jauhnya jarak dari tepi jalan
raya. Kerusakan pada tanaman akibat bahan pencemar sering terjadi di jaringan
parenkim daun, terutama pada jaringan palisade akan memberi dampak terhadap kegiatan fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Pembentukan klorofil yang
sudah diatur oleh gen akan terganggu akibat kurangnya bahan dasar untuk
pembentukan klorofil serta banyaknya emisi gas polutan yang terdapat di udara dalam bentuk logam berat, sehingga kandungan klorofil yang terdapat dalam daun
tanaman akan berkurang menyebabkan proses fotosintesis akan menurun. Gejala secara makroskopis akan dapat terlihat antara lain daun kelihatan pucat klorosis,
dan nekrosis Supriatno, dkk., 1998. Pada jaringan bunga karang, apabila zat pencemar udara masuk ke dalam jaringan ini menyebabkan transportasi air
menjadi tidak normal, plasmolisis dan rusaknya struktur sel Karliansyah, 1997. Karliansyah 1997 mengatakan bahwa dampak dari pencemaran udara
dapat dilihat dari : 1. Kerusakan yang tampak gejala makroskopis, seperti klorosis, nekrosis,
dan gangguan pertumbuhan pada daun. 2. Kerusakan sitologik gejala mikroskopik, seperti kerusakan pada plasma
sel, penyusutan isi sel, perubahan bentuk kloroplas. Pada tumbuhan gugur daun terjadi kerusakan pada parenkim palisade dan tidak terbentuknya
warna pada dinding sel. 3. Perubahan kimiawi fisiologik dan biokimia, gejala ekofisiologi yaitu
terganggunya proses pertukaran gas, menurunnya nilai fotosintesis, keseimbangan air, yang berakibat pada fungsi stomata dengan
meningkatnya nilai respirasi. Gejala biokimia berakibat pada perubahan permeabilitas sel, nilai osmotik dan kapasitas penyangga serta perubahan
pada metabolisme asam amino, enzim dan koenzim. Perubahan kimiawi dapat terjadi apabila berbagai pencemar seperti SO
x
, NO
x
, CO
x
dan lain sebagainya terakumulasi dalam jaringan tanaman.
Perubahan histologi yang paling umum akibat pencemaran udara adalah plasmolisis, kerusakan kandungan sel granulasi, sel-sel kollaps collapse dan
pigmentasi atau perubahan warna sel menjadi coklat gelap Yulizal, 1995.
Lebih lanjut Kozlowaki dan Mudd 1975 dalam Yulizal 1995, menyatakan pengaruh pencemaran udara dikelompokkan secara umum menjadi:
1. Kerusakan akut dimana tercatat adanya kerusakan pada bagian tepi daun. Perubahan yang terjadi, pertama-tama daun tampak basah kemudian
mengering dan memucat sampai berwarna gading, yang pada beberapa jenis akan berubah menjadi coklat atau merah kecoklatan. Kerusakan ini
disebabkan oleh penyerapan gas yang cukup untuk membunuh jaringan. 2. Kerusakan kronis menyebabkan daun menjadi kuning yang perlahan
memutih sampai sebagaian besar klorofil dan karoten rusak. Kerusakan ini disebabkan oleh penyerapan gas yang tidak cukup kuat untuk
menyebabkan kerusakan akut. 3. Kerusakan yang tersembunyi menyebabkan pertumbuhan yang tidak
normal sehingga dapat memperlambat laju fotosintesis dan selanjutnya mengurangi produksi suatu tanaman dengan tanpa memperlihatkan gejala
yang tampak. Emisi gas polutan beserta partikel-partikel padat di dalamnya juga dapat
mempengaruhi tanaman antara lain penurunan proses respirasi, membuka dan menutupnya stomata akibat gangguan fungsi normal sel-sel penjaga yang
menyebabkan hilangnya pengawasan stomata dan mengganggu kecepatan transpirasi dan proses pertukaran gas serta kemungkinan meningkatnya
kerentanan terhadap penerobosan patogen penyakit tanaman epifitik Connel, 1985, serta mengganggu kegiatan metabolisme antara lain menghalangi beberapa
sistem enzim dalam mempercepat reaksi Supriatno, dkk., 1998. Stomata merupakan faktor tanaman yang terpenting yang dapat mempengaruhi fotosintesis
karena kebanyakan CO masuk melalui stomata dan akibat terganggunya proses membuka dan menutupnya stomata maka dapat mengganggu proses fotosintesis.
Mukammal et. al., 1972 dalam Yulizal 1995 menyatakan pengaruh pencemaran udara terhadap tanaman tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhi fungsi fisiologisnya seperti sinar matahari, unsur hara, lamanya pencemaran, tekanan udara, kelembaban udara, temperatur, variasi musim dan
panjang hari. Kepekaan tanaman terhadap pencemaran udara juga tergantung pada kemampuannya mengabsorpsi zat pencemar. Perbedaan kecepatan dalam
mengabsorpsi ini tergantung pada spesies, jenis pencemar, respon masing-masing daun dan variasi letak daun.
2.7 Tanaman Angsana Pterocarpus indicus