Kadar Pb pada Daun Angsana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kadar Pb pada Daun Angsana

Kadar Pb yang terdapat pada 5 gr daun Angsana di Kampus I UIN Jakarta seperti ditampilkan pada Gambar 4. 1 2 3 4 5 6 7 8 Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore 23-07-07 25-07-07 29-07-07 Tanggal dan Wak tu Sam pling K a d a r P b Pintu Keluar UIN Antara Gedung FITK dan SC Depan Perpustakaan Utama Gambar 4. Kadar Pb pada daun Angsana Kadar Pb paling tinggi pada daun Angsana di titik sampling 1 pintu keluar UIN Jakarta yang diambil pagi hari pada tanggal 23 Juli 2007 yaitu sebesar 7,2 ppm, sedangkan kadar Pb daun Angsana paling rendah berada di titik sampling 2 antara gedung FITK dan Student Centre yang diambil sore hari pada tanggal 29 Juli 2007 yaitu sebesar 3,8 ppm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Samat, dkk 2002 di kota Palembang, didapatkan bahwa kadar Pb tertinggi di kota Palembang berada di jalan Veteran 0,129 mggr dan terendah di jalan Diponegoro 0,098 mggr, jauh di bawah kadar Pb yang ada di Kampus I UIN Jakarta yakni sebesar 7,2 ppm dan terendah 3.8 ppm dan sudah di atas kadar normal Pb pada tanaman yakni sebesar 0,5-3,0 ppm Siregar, 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Pb di dalam daun antara lain: lamanya vegetasi terpapar, kadar Pb dari tanah, fisiologi dan morfologi vegetasi, pengaruh musim, faktor lingkungan yang menghalangi Pb di udara terhadap vegetasi, seperti tertutupnya vegetasi Sirnamala, 2005. Lebih lanjut, Rangkuti 2003 menyebutkan bahwa tingkat akumulasi Pb pada vegetasi dan di tanah akan meningkat seiring dengan meningkatnya kepadatan lalu lintas dan menurun dengan semakin jauhnya jarak dari tepi jalan raya. Dahlan 1989 mengemukakan bahwa partikel Pb yang diemisikan oleh kendaraan bermotor mempunyai diameter antara 0,004 - 4 µm. Partikel yang besar akan cepat jatuh ke bawah, sedangkan partikel yang lebih kecil lebih lama melayang-layang di udara dan akan jatuh ke bumi dan permukaan daun. Lebih lanjut, Dahlan 1989 menyatakan partikel yang menempel pada permukaan daun berasal dari 3 proses, yakni : sedimentasi akibat gaya gravitasi yang mnyebabkan menumpuknya partikel pada permukaan daun bagian atas, pengendapan partikel oleh proses tumbukan dimana semakin banyak benda yang menghalangi jalannya angin maka akan semakin banyak endapan yang ada, dan pengendapan yang berhubungan dengan hujan dimana hujan dapat mencuci partikel dari udara dan akan membersihkan debu yang berdiameter lebih kecil lagi. Partikel Pb yang ada di permukaan daun maupun yang ada di udara akan masuk ke dalam stomata yang mempunyai panjang celah sekitar 10 µm dan lebarnya antara 2-7 µm. Oleh karena ukuran partikel Pb yang lebih kecil dari celah stomata, maka partikel ini akan masuk ke dalam daun lewat celah stomata dan akan menetap di dalam jaringan daun. Jadi masuknya Pb ke dalam daun melalui proses passive uptake Dahlan, 1989. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui mengapa kadar Pb pada daun Angsana di Kampus I UIN Jakarta cukup tinggi. Hal ini dikarenakan ukuran partikel Pb yang lebih kecil daripada celah stomata, sehingga Pb dapat masuk ke dalam daun melalui celah tersebut dan kemudian terperangkap di dalam rongga antar sel di sekitar stomata dan berakumulasi di dalam jaringan daun. Lamanya vegetasi terpapar dan jumlah kendaraan juga mempengaruhi kadar Pb pada tanaman. Logam Pb dari kendaraan bermotor dapat terakumulasi pada tumbuhan, terutama tumbuhan tepi jalan, dan jumlah kepadatan lalu lintas yang berada di suatu jalur jalan tersebut dapat mempengaruhi jumlah emisi Pb yang dihasilkan Samat dkk., 2002. Nugraha 2006 mennyatakan semakin dekat jarak suatu lokasi dengan jalan raya maka semakin tinggi kadar Pb yang terakumulasi. Berdasarkan perhitungan Paired Sample Test Lampiran 6 untuk kadar Pb pada pagi hari dan sore hari didapatkan bahwa ada perbedaan antara kadar rata-rata Pb pagi hari dan sore hari. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah kendaraan yang lewat pada pagi hari lebih banyak bila dibandingkan pada sore hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Nugraha 2006 kepadatan lalu lintas mempengaruhi kadar Pb dalam tanah dan vegetasi sepanjang tepi jalan.

4.2 Jumlah Kendaraan pada Tiap-tiap Titik Sampling