Sifat-sifat tersebut menyebabkan penggunaan Pb semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk juga meningkatkan penggunaan Pb. Pengunaan Pb
terbesar adalah dalam industri baterai kendaraan bermotor accu. Logam Pb juga digunakan pada bensin untuk kendaraan bermotor, cat dan pestisida dan juga
pada industri keramik, produk mainan dan lain sebagainya. Unsur Pb merupakan unsur yang tidak esensial bagi tanaman dan kadar Pb
dalam berbagai jenis tanaman secara normal berkisar antara 0,5-3,0 ppm Siregar, 2005. Lebih lanjut, Siregar 2005 menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi
kadar Pb di dalam tanaman yaitu jangka waktu tanaman kontak dengan Pb, kadar Pb dalam tanah, morfologi dan fisiologi tanaman, umur tanaman dan faktor yang
mempengaruhi areal seperti banyaknya tanaman penutup serta jenis tanaman di sekeliling tanaman tersebut. Kemampuan menerima dan mentranslokasikan logam
berat ke berbagai tanaman akan berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan untuk setiap spesies yang sama tetapi tanamannya berbeda akan menunjukkan
variasi kadar logam berat yang cukup besar Ariestanti, 2002.
2.3 Sumber Polusi yang Mengandung Pb
Jumlah Pb yang ada di udara mengalami peningkatan yang sangat drastis sejak dimulainya revolusi industri di benua Eropa. Sekarang ini, polusi Pb yang
terbesar berasal dari pembakaran bensin, di mana dihasilkan berbagai komponen Pb, terutama PbBrCl Bromochloroplumbum dan PbBrCl.2PbO. Emisi Pb masuk
ke dalam lapisan atmosfer bumi dapat berbentuk gas dan partikel. Emisi Pb yang masuk dalam bentuk gas berasal dari buangan gas kendaraan bermotor. Emisi
tersebut merupakan hasil samping pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan. Emisi berasal dari senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb yang
ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor, yang berfungsi sebagai anti-
ketukan pada mesin-mesin kendaraan. Musnahnya Pb dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah Pb yang dibuang ke udara melalui
asap buangan kendaraan menjadi sangat tinggi Fardiaz, 1992. Logam Pb yang secara kuat tertinggal dalam bahan organik tanah mempunyai laju daur ulang
beberapa ribu tahun Connel, 1985. Senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini
disebabkan kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Di udara tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan
terurai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb, dan monoetil-Pb. Semua senyawa turunan ini dapat larut dengan air, tetapi sulit larut dalam minyak. Senyawa Pb dalam
keadaan kering partikel dapat terdispersi di dalam udara sehingga kemudian terhirup pada saat bernafas dan sebagian akan menumpuk di kulit. Pemaparan
dalam jangka waktu lama akan menyebabkan gangguan kesehatan antara lain Damanik, 2004 :
1. Bronchitis, emphysema, dan kanker paru-paru. 2. Mempengaruhi fungsi kognitif, kemampuan belajar, mempengaruhi
perilaku dan intelejensia. 3. Keguguran kandungan dan kerusakan sistem reproduksi pria.
4. Dapat menimbulkan anemia dan bagi wanita hamil yang terpapar Pb akan mempengaruhi anak yang disusuinya dan terakumulasi dalam ASI.
5. Merusak fungsi organ tubuh seperti ginjal, sistem syaraf, dan reproduksi. Kadar Pb di udara dipengaruhi oleh beberapa faktor Sirnamala, 2005,
antara lain : 1. Parameter sumber emisi, yaitu massa dan konsentrasi emisi Pb per unit
waktu dari Pb yang diemisikan, suhu partikel Pb, kecepatan dan cara emisi mengendap, ukuran partikel, bentuk persenyawaan dan berat jenis.
2. Parameter meterologi, seperti kecepatan dan arah angin, suhu udara ambien, derajat turbulensi dan kelembaban.
3. Jarak vegetasi terhadap sumber emisi. 4. Topografi lokal seperti adanya gedung dan pepohonan, lereng dan lembah
yang mempengaruhi turbulensi udara dan dispersi aerodinamis. Lebih lanjut, Sirnamala 2005 menyatakan bahwa tinggi rendahnya
konsentrasi Pb di atmosfir dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kecepatan angin, hujan, gedung-gedung tinggi, jalan raya yang sempit dan kemacetan lalu
lintas.
2.4 Pigmen Klorofil