Kandungan Klorofil pada Daun Angsana Korelasi Kandungan Pb dan Kandungan Klorofil pada Daun

4.3. Korelasi Jumlah Kendaraan dan Kadar Pb dalam Daun Angsana

Berdasarkan uji korelasi dengan menggunakan SPSS 13, diketahui nilai koefisien korelasi dari jumlah kendaraan dengan kadar Pb pada waktu pagi hari sebesar 0,176 lampiran 2 dan pada sore sebesar 0,350 lampiran 3. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah kendaraan dengan kadar Pb pada pagi hari maupun pada sore hari. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Samat, dkk. 2002 yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, maka akan mempengaruhi kadar Pb pada tanaman. Jumlah kendaraan yang melewati tiap-tiap titik sampling di Kampus I UIN Jakarta tidak berhubungan dengan kadar Pb dikarenakan penelitian ini dilakukan pada saat perkuliahan tidak aktif menyebabkan jumlah kendaraan yang melewati titik sampling tidak banyak sehingga jumlah kendaraan tidak berkorelasi dengan kadar Pb pada daun Angsana.

4.4. Kandungan Klorofil pada Daun Angsana

Kandungan klorofil pada daun Angsana di tiap-tiap titik sampling seperti ditampilkan pada Gambar 6. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore 23-07-07 25-07-07 29-07-07 Tanggal dan Waktu S ampling Ju m lah k lor ofi l P intu keluar UIN Antara gedung FIT K dan SC Di depan perpustakaan utama Gambar 6. Kandungan Klorofil Total pada daun Angsana Gambar di atas menunjukkan kandungan klorofil total tertinggi terdapat pada tanggal 29 Juli 2007 pada titik sampling 3 pada waktu sore, yaitu sebesar 40,933 mgg. Sedangkan kandungan klorofil total pada daun Angsana terendah terdapat pada tanggal 25 Juli 2007 pada titik sampling 1 pada waktu sore, yaitu sebesar 15,74 mgg.

4.5. Korelasi Kandungan Pb dan Kandungan Klorofil pada Daun

Angsana Berdasarkan uji korelasi dengan menggunakan SPSS 13, diketahui nilai koefisien korelasi dari jumlah kendaraan dan kandungan Pb pada waktu pagi hari didapatkan nilai r sebesar -0,535 Lampiran 4, sedangkan nilai koefisien korelasi kandungan Pb dan jumlah klorofil pada waktu sore hari didapatkan nilai r sebesar -0,250 lampiran 5. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara kadar Pb pada daun dengan jumlah klorofil pada pagi dan sore hari. Hal ini menunjukkan bahwa makin rendah kandungan Pb, maka makin tinggi jumlah klorofil daun Angsana. . Partikel Pb yang masuk ke dalam tanaman cenderung menurunkan kandungan klorofil. Hal ini kemungkinan sebagai akibat terjadinya kompetisi antara ion Pb dengan Fe dalam mengikat senyawa haem porfirin sehingga terjadi hambatan terhadap terbentuknya Fe-porfirin yang merupakan prekursor untuk pembentukan Mg-porfirin sehingga terjadi gangguan terhadap biosintesis klorofil yang dapat menyebabkan gangguan terhadap fotosintesis. Mg 2+ merupakan salah satu komponen klorofil yang berfungsi untuk mengaktifkan banyak enzim yang diperlukan untuk fotosintesis Campbell, dkk., 2003. Berdasarkan perhitungan Paired Sample Test Lampiran 7 untuk kandungan klorofil pada pagi hari dan sore hari, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan antara kandungan klorofil pagi hari dengan sore hari. Hal ini mungkin disebabkan karena kehadiran Pb di dalam sel daun belum mampu untuk berkompetisi dengan Fe untuk mengikat senyawa haem porfirin sehingga tidak ada perbedaan antara kandungan klorofil pda pagi dan sore hari.

4.6. Pengaruh Pb Terhadap Stomata dan Epidermis Daun Angsana