Dari beberapa rujukan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang penulis lakukan sangat berbeda baik dari segi obyek dan sampel wilayah
penelitian, terlebih lagi memiliki keunggulan dengan lebih menitikberatkan pada nilai normatif perundang-undangan terhadap hukum Islam. Selain itu, penelitian yang telah
dilakukan tersebut tidak secara khusus dan spesifik membahas mengenai kebijakan Pemerintah Daerah yang mengarah pada upaya formalisasi syariat Islam, hanya
menjelasakan tentang serpihan pemikiran. Sebagaimana lazimnya sebuah buku kumpulan tulisan, bahkan terkesan berserakan dan tidak fokus, sehingga tidak
memberikan prspektif yang khusus mengenai masalah yang dikaji.
E. Kerangka Teori dan Konseptual
Di lingkungan masyarakat Islam berlaku tiga kategori hukum dalam pandangan Islam, yaitu hukum: 1 Syariat, 2 Fiqh, dan 3 Siyasah Syariyyah. Siyasah
Syariyyah adalah kewenangan pemerintah untuk melakukan kebijakan yang
dikehendaki kemaslahatan, melalui aturan yangtidak bertentangan dengan agama, meskipun tidak ada dalil tertentu.
Siyasah Syariyyah adalah al-qawanin peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh lembaga yang berwenang dalam negara yang
sejalan atau tidak bertentangan dengan syariat agama. Siyasah syariyyah lebih terbuka dari fiqh yang mempunyai sifat berkembang dan menerima perbedaan pendapat.
Perbedaan kondisi dan perkembangan masyarakat berpengaruh besar terhadap siyasah syariyyah
. Kata “siyasah” tanpa syariyyah dilihat dari sumbernya dapat dibagi dua: siyasah syariyyah dan siyasah wadiyyah. Dasar pokok siyasah syariyyah adalah wahyu
atau agama. Nilai dan norma transdental merupakan dasar bagi pembentukan peraturan yang dibuat oleh institusi kenegaraan yang berwenang.
8
Syariat adalah sumber pokok bagi kebijakan pemerintah dalam mengatur berbagai macam urusan umum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sumber lainnya
ialah menusia sendiri dan lingkungannya. Peraturan-peraturan yang bersumber pada lingkungan manusia sendiri, seperti pandangan para ahli, hukum adat, pengalaman
manusia, dan warisan budaya, perlu dikaitkan atau dengan nilai dan norma transedental agar tidak ada yang bertentangan dengan kehendak dan kebijakan Tuhan seperti
ditetapkan dalam syariat-Nya. Jadi sumber dari siyasah syariyyah adalah wahyu agama dan manusia sendiri serta lingkungannya.
9
Hukum Islam adalah hukum yang mempunyai ciri khas yang tidak berubah, sempurna, harmonis, dan berkembang sesuai dengan keadaan zaman. Artinya bahwa
hukum Islam merupakan hukum yang mampu mendamaikan stabilitas dengan perubahan, sehingga akan berguna untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi tujuan hidup
manusia.
10
Sedangkan dalam keterkaitan hukum Islam di bawah ini akan di jelaskan beberapa konseptual dan teori yang dijadikan landasan dalam pembentukan hukum Islam, yaitu :
Gambar 1. Struktur Pembentukan dan Kedudukan Hukum Islam dalam Hukum Nasional
8
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945; Kajian Perbandingan tentang Dasar Hidup Bersama dalam Masyarakat Majemuk
, Jakarta: UI Press, 1995, h. 9-10.
9
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945, h. 11.
10
Ahmad Sukardja, Piagam Madinah dan Undang-Undang Dasar 1945, h. 12.
Keterangan: Sumber hukum Islam adalah al-qur’an dan hadits yang dijelaskan oleh para ulama melaui ijtihadnya,
kemudian menghasilkan fiqih, dalam fiqih ada beberapa imam madzhab fiqih yang berbeda pendapat. Selanjutnya dari beberapa pendapat imam madzhab dijadikan sebagai landasan perumusan dan
pembentukan qanun atau peraturan daerah. Dalam konteks hukum di Indonesia, apakah qanun atau peraturan daerah yang bernuansa sosial keagamaan sejalan dengan fiqh, undang-undang, dan UUD 1945
sebagai hukum dasar.
F. Metode Penelitian